Mega bintang sepak bola Cristiano Ronaldo dikabarkan turut berinvestasi pada sebuah marketplace non-fungible token (NFT) FanCraze yang khusus menawarkan berbagai hal berkaitan dengan olahraga kriket.
FanCraze, platform yang memperdagangkan koleksi kriket digital berlisensi resmi, disebut-sebut mengumpulkan sekitar US$100 juta atau sekitar Rp1,43 triliun dalam putaran pendanaan terbaru mereka.
Berdasarkan laporan Bloomberg pada 18 Maret 2022, pihak-pihak yang mengetahui hal ini mengatakan para investor yang terlibat dalam pendanaan di antaranya termasuk Cristiano Ronaldo yang saat ini membela klub sepak bola Premier League Manchester United.
Adapun venture capital B Capital Group dan Insight Partners memimpin dalam putaran pendanaan Seri A FanCraze. Putaran pendanaan untuk startup blockchain ini juga telah menarik minat Mirae Asset dari Korea Selatan.
Pengumuman secara resmi mengenai kesepakatan ini dapat dilakukan segera dalam beberapa minggu mendatang, termasuk beberapa rincian yang mungkin masih bisa berubah.
FanCraze Bermitra dengan Badan Pengelola Olahraga Kriket Dunia
Startup ini telah menjalin kemitraan dengan International Cricket Council (ICC) yang merupakan badan pengelola resmi olahraga kriket dunia. FanCraze mendapat akses untuk membuat NFT kriket eksklusif di blockchain Flow.
Adapun FanCraze merilis paket NFT pertama mereka sejak 25 Januari 2022. Sejauh ini, terdapat 4 tingkat dalam NFT FanCraze berdasarkan level kelangkaannya, meliputi Common Tier, Rare Tier, Epic Tier, dan Legendary Tier.
FanCraze menjelaskan NFT yang mereka rilis, kelak juga dapat digunakan di berbagai aplikasi dan game play-to-earn (P2E) yang dikembangkan di FanCraze Metaverse.
Menciptakan Produk Web3, tapi Mudah Digunakan Seperti Aplikasi Web2
Faze Technologies Inc. didirikan pada tahun 2021 oleh Anshum Bhambri, Sundar Raman yang merupakan COO Indian Premier League (IPL) dan mantan CEO Reliance Sports, serta serial entrepreneur Kushagra Kohli.
CEO Faze Technologies Inc., Anshum Bhambri, mengatakan bahwa misi mereka adalah membangun metaverse untuk kriket.
“Kami berada dalam posisi unik untuk menggabungkan NFT, game, utilitas keuangan, dan pengalaman yang tidak dapat dibeli dengan uang untuk menciptakan platform bagi penggemar agar dapat collect, use, play, dan interact dengan kriket melalui NFT di blockchain yang disediakan Flow,” kata Anshum bhambri.
Dia menambahkan bahwa setiap pembelian NFT di FanCraze dapat dilakukan langsung dalam hitungan detik melalui mobile wallet maupun kartu kredit atau debit tanpa memerlukan dompet kripto. Tujuannya metode ini digunakan untuk memastikan bahwa setiap transaksi semudah mungkin.
Pada 3 November 2021, FanCraze mengumpulkan US$17,4 juta setara Rp249,39 miliar dalam seed funding atau pendanaan tahap awal yang dipimpin oleh Tiger Global Management dengan partisipasi dari Coatue dan Sequoia Capital India serta Dapper Labs hingga Samsung Next.
Shailesh Lakhani selaku managing director Sequoia India waktu itu mengatakan bahwa dia percaya ‘blockchain dan desain yang berpusat pada pengguna’ dapat bersatu untuk menciptakan pengalaman sosial yang belum pernah dilihat sebelumnya.
“Tim di Faze menciptakan produk web3 yang menyenangkan, sedikit gila, dan menarik, karena mudah digunakan seperti aplikasi web2. Hal ini akan memungkinkan daya tarik massal,” ungkap Shailesh Lakhani.
Perusahaan NFT Manfaatkan Basis Penggemar Olahraga
CEO Dapper Labs, Roham Gharegozlou, mengatakan pihaknya sangat senang dapat bermitra dengan Faze Technologies untuk meluncurkan pengalaman penggemar kriket terbaik.
“Dengan lebih dari 1 miliar penggemar kriket di 105 negara anggota ICC, Faze merevolusi cara penggemar kriket di mana pun untuk terhubung dan terlibat dengan beberapa momen besar dalam sejarah kriket.”
Dari NBA ke La Liga, NFL, hingga UFC, terlihat bahwa para perusahaan NFT tengah berusaha menggarap potensi besar bagi adopsi NFT secara massal di kalangan penggemar olahraga seluruh dunia.
Apa yang dilakukan oleh FanCraze serupa dengan strategi Dapper Labs yang membuat koleksi resmi NFT NBA Top Shot.
Strategi ini dinilai tepat untuk menangkap market basis penggemar olahraga. Strategi ini sebenarnya juga ditiru oleh Kolektibel yang menggandeng Liga Basket Indonesia (IBL) ke dunia NFT.
Sebagai informasi, valuasi Dapper Labs telah mencapai US$7,6 miliar atau setara Rp108,95 triliun pada September 2021. Ini artinya, tetap masih ada ruang bagi startup NFT semacam ini untuk tumbuh di tengah tingginya brand awareness dari OpenSea.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.