Menutup bulan Agustus, negeri ini menghadapi ujian berat demi transformasi. Gelombang aksi massa berupa demonstrasi terjadi selama beberapa hari, menuntut pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan sejumlah permintaan lainnya. Namun, ada harga yang sangat mahal untuk sebuah perubahan. Karena terdapat sejumlah korban jiwa dalam aksi tersebut yang akhirnya memantik aksi massa meluas ke beberapa wilayah di tanah air. Lantas bagaimana dampaknya terhadap pasar aset digital termasuk kripto di Indonesia?
Pada umumnya, saat kondisi pasar tengah mengalami ketidakpastian, aset berisiko seperti saham dan juga kripto dihindari oleh investor. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini rontok 1,21%. Turun ke level 7,736,07.
Nah untuk kripto, Chief Executive Officer (CEO) Tokocrypto, Calvin Kizana menyatakan keprihatinannya terhadap memanasnya gelombang aksi unjuk rasa yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Sebagai bagian dari industri keuangan digital yang tengah tumbuh, ia berharap agar kondisi ini segera reda dan tidak memberikan dampak besar terhadap perkembangan industri.
Karena, stabilitas sosial dan politik merupakan fondasi penting bagi tumbuh kembang industri apa pun. Termasuk ekosistem aset kripto.
“Jika melihat data internal yang juga terlihat di CoinMarketCap, memang terdapat indikasi bahwa pasar kripto Indonesia mengalami pergerakan sideways sepanjang akhir pekan terakhir. Volume transaksi harian tercatat berada di kisaran US$36,6 juta di 25 Agustus, kemudian turun hingga 10% sampai 20% menjelang dan di akhir pekan. Tren secara keseluruhan tetap mengarah pada pelemahan aktivitas perdagangan,” jelasnya kepada BeInCrypto.
Tidak Semata Karena Demonstrasi di Indonesia
Namun dalam hemat Calvin, situasi tersebut tidak semata-mata mendapatkan pengaruh dari sentimen domestik. Karena jika melihat dalam konteks global, pasar kripto memang tengah menghadapi tekanan yang cukup besar.
Harga sang jawara kripto, Bitcoin dalam perdagangan sempat menembus level support utama di US$107.500. Mempertegas sentimen bearish yang ada di pasar. Selain itu, melemahnya arus inflow ETF Bitcoin dan aksi jual besar-besaran oleh investor institusional juga menjadi katalis utama dalam melemahnya minat perdagangan.
Menurut Calvin, faktor eksternal ini memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap pergerakan pasar kripto di Indonesia. Mengiangat industri kripto bersifat global dan sangat terhubung dengan dinamika internasional.
“Meski begitu, kami juga menyadari bahwa gejolak sosial dan ketidakpastian politik di dalam negeri dapat memberikan efek tambahan, khususnya terhadap persepsi risiko dan psikologi investor ritel. Nah situasi seperti ini berpotensi menahan pertumbuhan jangka pendek. Karena sebagian besar pelaku pasar memilih untuk menunggu dan melihat perkembangan lebih lanjut. Sebelum kembali aktif bertransaksi,” tambah Calvin.
Ke depan, ia optimistis bahwa fundamental industri kripto di Indonesia akan mampu bertahan dan beradaptasi. Pasalnya, minat jangka panjang terhadap aset digital masih tinggi. Terlihat dari tetap adanya kontribusi volume dan trader baru yang menandakan minat pengguna baru untuk mencoba berinvestasi
“Kami berharap, situasi di Indonesia segera kembali kondusif,” pungkas Calvin.
Bagaimana pendapat Anda tentang dampak demonstrasi di Indonesia terhadap pasar kripto domestik? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
