Terraform Labs (TFL), pengembang ekosistem Terra dan sang co-founder, Do Kwon, telah berhasil mencapai penyelesaian tentatif dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS) atas tuduhan penipuan. Hal itu berhubungan dengan ambruknya ekosistem TerraUSD yang diduga menyebabkan kerugian lebih dari US$40 miliar terhadap investor global.
Reuters melaporkan, penyelesaian itu sekaligus menegaskan keputusan Juri bahwa Do Kwon dan juga TFL bertanggung jawab atas tuduhan penipuan perdata, seperti yang sudah disidangkan pada April lalu.
Hakim Distrik AS, Jed Rakoff, meminta SEC dan juga para terdakwa untuk mengajukan dokumen yang mendukung penyelesaian tersebut paling lambat pada 12 Juni mendatang.
Dalam gugatannya, SEC menuduh Terraform Labs dan Kwon menyesatkan investor pada tahun 2021 lalu terkait stabilitas TerraUSD. Selain itu, entitas yang dipimpin oleh Gary Gensler itu juga menyebut keduanya melakukan klaim palsu bahwa blockchain Terraform digunakan dalam aplikasi pembayaran seluler di Korea.
Meski demikian, juru bicara dari masing-masing pihak menolak berkomentar terkait hal tersebut. Tidak diketahui apakah penyelesaian yang dimaksud artinya kesepakatan untuk membayar denda miliaran dolar AS sebagai bentuk pengembalian keuntungan atau bukan.
Namun yang jelas, pada persidangan sebelumnya, SEC meminta pengadilan New York untuk mengenakan sanksi senilai total US$5,25 miliar yang terbagi atas US$4,73 miliar pengembalian keuntungan dan bunga serta denda perdata US$420 juta bagi Terraform Labs dan US$100 juta ke Do Kwon.
Do Kwon Berharap Denda Maksimum US$3,5 Juta untuk Terraform Labs
Masing-masing terdakwa keberatan atas permintaan ganti rugi SEC. Sebab, dalam pandangan mereka, denda maksimum yang diperbolehkan adalah US$3,5 juta untuk TFL dan kurang dari US$1 juta bagi Kwon.
Sebagai informasi, gugatan SEC terhadap Kwon dan TFL sudah dilayangkan sejak Februari tahun lalu. SEC bahkan menyebut bahwa tragedi yang terjadi pada Mei 2022 lalu bukanlah depegging UST pertama kali. Pada Mei 2021, nilai stablecoin tersebut juga sempat berada di bawah US$1 yang akhirnya mendorong TFL dan Kwon meminta campur tangan pihak ketiga untuk membeli dalam jumlah besar guna mendongkrak nilai.
Sampai saat ini, persidangan yang bergulir di AS belum juga mampu menghadirkan Do Kwon. Ekstradisinya masih terkatung-katung di Montenegro dan masih menunggu untuk persidangan ulang.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.