Drama yang terjadi dalam permasalahan Hodlnaut masih berlanjut. Setelah sebelumnya perusahaan mengajukan consumer protection di Pengadilan Tinggi Singapura, sekarang platform penyedia layanan keuangan berbasis kripto itu mengaku tengah mengalami kesulitan likuiditas. Nilai yang disebut juga tidak tanggung-tanggung, yakni hampir mencapai US$200 juta atau lebih dari Rp2 triliun.
Ambruknya algorithmic stablecoin TerraUSD (UST) merupakan pemicu munculnya defisit dalam keuangan perusahaan. Perusahaan mengakui bahwa salah satu anak usahanya terseret dalam pusaran kerugian insiden Terra; yang akhirnya membuat Hodlnaut, selaku induk usaha, mengalami krisis finansial.
Mengutip The Block, Hodlnaut, dalam pernyataan tertulisnya, disebutkan memiliki utang senilai SGD391 juta atau sekitar US$281 juta per 8 Agustus kemarin. Sementara itu, total aset yang perusahaan miliki hanya mencapai SGD122 juta atau sekitar US$88 juta.
Dari situ terlihat bahwa Hodlnaut tengah mengalami kekurangan dana sebesar US$193 juta. Fakta tersebut juga mengindikasikan kemampuan keuangan perusahaan untuk bisa membayar utang yang mereka miliki. Adapun jumlah tersebut mencapai hampir lebih dari sepertiga total aset kelolaan Hodlnaut per 2019 silam.
“Posisi keuangan tersebut memperlihatkan rasio aset terhadap utang dalam bentuk mata uang krpto perusahaan, yakni sebesar 0,31 terhadap dolar AS,” tulisnya.
Meski begitu, Hodlanut mengaku bahwa mereka tidak memiliki ataupun memberikan pinjaman kepada Celsius. Sebagaimana kita ketahui, Celsius adalah salah satu perusahaan kripto yang saat ini sedang mengalami krisis dan dalam proses pengajuan kepailitan Bab 11 (chapter 11 bankruptcy).
Sebagai informasi, akun milik Hodlnaut di Celsius masih kosong, lantaran perusahaan belum menyetorkan aset apa pun ke Celsius.
Hodlnaut Membenamkan Dana US$317 Juta di Terra
Dalam dokumen yang diungkapkan oleh akun @FatmanTerra, dijelaskan bahwa Hodlnaut, melalui entitas usahanya Hodlnaut HK, memiliki eksposur ke UST milik Terra sebanyak US$317 juta.
Awalnya, mereka menginvestasikan uangnya di Terra agar dapat memberikan imbal hasil lebih tinggi kepada para pelanggannya. Namun, di bulan Mei lalu, stablecoin UST ambruk dan akhirnya membuat perusahaan harus menanggung kerugian sebesar US$190 juta. Kemudian, kondisi tersebut pun menjadi semakin parah dengan keluarnya aliran dana investor di tengah pasar yang tidak stabil.
Padahal, sebelumnya, manajemen Hodlnaut sempat mengakui bahwa perusahaan tidak memiliki eksposur apapun ke Anchor Protocol.
Anchor Protocol sendiri merupakan protokol pinjaman di ekosistem Terra yang menawarkan imbal hasil hingga 19,5% terhadap stablecoin.
Selain itu, dalam dokumen pengajuan creditor protection; disebutkan bahwa pada periode Juni hingga Juli kemarin, investor melakukan penarikan dana yang jauh lebih besar dari biasanya lantaran panik. Menurut proyeksi, sekitar US$150 juta dana nasabah menguap dan akhirnya membuat kondisi keuangan perusahaan bertambah kering.
Mempertimbangkan Opsi Limited Exit dengan Biaya US$0,25
Perusahaan juga sudah menawarkan opsi limited exit untuk pengguna yang bersedia membayar US$0,25 (25 sen) untuk setiap komitmen US$1. Rencananya, perusahaan akan menggandeng salah satu bursa kripto, yakni FTX, untuk merealisasikannya.
Sebelumnya, perusahaan mengklaim telah mendengar para konsumen dan memahami bahwa beberapa pengguna sangat membutuhkan untuk mengakses dana mereka.
Oleh karena itu, Hodlnaut juga menjajaki opsi untuk mengizinkan pengguna menarik setoran awal mereka; dengan bunga yang diperoleh secara penuh dan jumlah yang didiskon, serta melakukan penutupan akun.
Sebagai catatan, untuk menekan biaya operasionalisasi perusahaan, Hodlnaut juga sudah melakukan PHK terhadap 80% karyawannya. Saat ini, perusahaan hanya mempertahankan tim yang memang mereka perlukan untuk bisa tetap menjalankan fungsi utama perusahaan. Dengan demikian, dalam proses pemulihan keuangannya, bisnis perusahaan tetap bisa beroperasi dengan layak.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.