Kurang dari 24 jam setelah mengumumkan niatannya untuk membeli Twitter sepenuhnya dengan harga US$43 miliar, kedudukan Elon Musk sebagai pemegang saham terbesar Twitter telah tergeser. Siapakah pihak yang menggantikan posisi tersebut?
Sebuah dokumen pengajuan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat menunjukkan bahwa Vanguard Group telah menggeser tahta Elon Musk di Twitter, dengan menambahkan jumlah sahamnya dalam perusahaan jejaring sosial itu.
Per tanggal 8 April 2022, Vanguard memiliki saham Twitter senilai US$82,4 juta atau setara dengan 10,3% dari saham perusahaan. Angka tersebut lebih besar daripada jumlah kepemilikan saham Musk, yang hanya 9,2%.
Informasi ini muncul setelah adanya gugatan perwakilan kelompok (class action lawsuit) atas kelalaian bos Tesla dalam mengungkapkan jumlah kepemilikan sahamnya di Twitter. Menurut para pemegang saham yang merasa keberatan ini, Musk telah membuat “pernyataan dan kelalaian yang salah dan menyesatkan secara material”. Berdasarkan hukum federal, seharusnya Musk mengumumkan tentang investasinya di Twitter pada tanggal 24 Maret 2022 lalu.
Masalahnya tak berhenti sampai di sana. Hari Kamis (14/4), Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal menambahkan pandangannya melalui sebuah cuitan, “Saya tidak percaya bahwa tawaran yang diajukan oleh Elon Musk mendekati nilai intrinsik Twitter mengingat prospek pertumbuhannya.”
Sebagai informasi, sang Pangeran memegang 4,4% saham di Twitter, menurut data Bloomberg Billionaires Index.
- Baca juga: Tak Puas Hanya Punya 9% Saham, Elon Musk Bikin Geger dengan Keinginannya Beli Twitter 100%
Elon Musk Mulai Meragu
Now Musk himself is beginning to doubt if he will succeed, telling the TED2022 conference in Vancouver: “I am not sure that I will actually be able to acquire it.
Masih dalam acara yang sama, Musk juga mengatakan bahwa Twitter harus lebih terbuka dan transparan. Ia menegaskan jika mempromosikan kebebasan berbicara adalah motifnya untuk membeli platform jejaring sosial itu.
“Saya pikir sangatlah penting untuknya agar menjadi arena inklusif untuk kebebasan berbicara,” ujar Musk.
Kendati demikian, sebelumnya para investor menyerukan bila Musk mencuitkan pernyataan-pernyataan “palsu dan menyesatkan”.
Apabila penawarannya untuk mengakuisisi Twitter disetujui, Musk mengklaim akan mempertimbangkan memodifikasi pendekatan platform tersebut terhadap konten kontroversial dan bermasalah, termasuk cuitan dengan bot scam kripto. Musk sendiri sebenarnya sempat mendapatkan seruan dari para investor, akibat dinilai mencuitkan pernyataan “palsu dan menyesatkan”.
“Sebuah prioritas utama yang akan saya miliki adalah mengeliminasi spam dan bot scam dan bot army yang ada di Twitter,” kata Musk kepada Kurator TED, Chris Anderson.
“Mereka (bot scam) membuat produk ini lebih buruk. Jika saya mendapat satu Dogecoin untuk setiap scam kripto yang saya lihat, kita akan punya 100 miliar Dogecoin,” imbuh Musk.
Ia juga menggarisbawahi bila Twitter perlu menjadi open-source dan bisa diakses secara publik. Namun, laporan dari Washington Post mengonfirmasi jika perusahaan tersebut sudah menuju ke arah itu selama beberapa waktu.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya tak peduli tentang sisi ekonomi dari memiliki Twitter. Elon Musk bahkan mengaku memiliki “Plan B”, apabila penawarannya kepada Twitter ditolak. Akan tetapi, Musk tidak memberikan detail lebih lanjut perihal maksud pernyataannya itu.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.