Belum lama ini, salah satu raksasa perbankan di Asia, HSBC baru saja merilis laporan yang bertajuk Affluent Investor Snapshot 2025: A Quality of Life Special Report. Menariknya, dalam penelitian tersebut terungkap bahwa porsi investasi kripto di Indonesia mengalami lonjakan sebesar 2 poin menjadi 8% di tahun ini. Tidak kalah, porsi investasi emas mengambil peran utama dengan mencatatkan pertumbuhan 12 poin menjadi 25%. Lantas mana yang lebih baik?
Nah laporan itu secara tidak langsung juga menunjukkan adanya pergeseran pandang di kalangan investor kaya tanah air. Pasalnya, instrumen investasi lain seperti saham, obligasi dan juga kas malah memperlihatkan penurunan.
Merespons kondisi itu, Chief Executive Officer (CEO) Tokocrypto, Calvin Kizana menatakan bahwa bergesernya preferensi investor menjadi tanda bahwa masyakat Indonesia mulai melihat kripto bukan sekadar spekulasi.
Melainkan sebuah bagian dari strategi diversifikasi portofolio. Dalam hematnya, kecenderungan investor kaya di Indonesa untuk menempatkan kripto di antara emas dan aset tradisional lain, menunjukkan adanya perubahan paradigma.
Sponsored“Mereka kini menilai aset digital punya potensi jangka panjang, utamanya di tengah ketidakpastian global,” jelas Calvin melalui keterangan resmi.
Regulasi Kripto di Indonesia Mampu Berikan Rasa Aman
Situasi itu sebenarnya sudah terekam pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengungkap adanya pertumbuhan jumlah konsumen kripto secara konsisten. Per Juli kemarin, terdapat 16,5 juta konsumen kripto, naik dari bulan sebelumnya yang mencapai 15,85 juta konsumen.
Selain itu, menggeliatnya minat investor kaya Indonesia terhadap kripto juga mendapat dorongan dari kejelasan regulasi yang terus berkembang. Menurut Calvin, pengawasan aset kripto di bawah OJK mampu memberikan kepastian dan rasa aman.
Dukungan berupa transparansi pajak, pengawasan bursa yang lebih ketat, serta perlindungan bagi konsumen juga semakin memperkuat kepercayaan investor untuk menempatkan dana mereka di aset digital.
Menariknya, kombinasi antara emas dan kripto kini dipandang sebagai “safe haven baru”. Emas menawarkan stabilitas, sementara kripto menjanjikan pertumbuhan tinggi. Laporan HSBC bahkan menyoroti bahwa generasi muda cenderung melihat kripto sebagai “emas digital” yang relevan dengan gaya hidup mereka.
“Investor kaya di Indonesia semakin sadar bahwa diversifikasi tak bisa hanya mengandalkan saham atau obligasi. Aset digital, termasuk kripto, akan menjadi komponen penting untuk menjaga daya tahan portofolio sekaligus membuka peluang pertumbuhan,” tambahnya.
Dengan porsi kripto yang terus naik, tren ini bakal semakin kuat seiring masuknya produk-produk baru seperti ETF kripto, tokenisasi aset riil, hingga solusi investasi berbasis Web3. Jika sebelumnya hanya investor ritel yang antusias, kini investor kelas atas pun sudah memberi legitimasi pada aset digital sebagai bagian dari strategi kekayaan jangka panjang.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!