Trusted

Evolusi Guru Network dari Trading Terminal Biasa Menjadi Platform DeFi Canggih Berbasis AI

5 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • DexGuru bertransisi menjadi Guru Network, berfokus pada orkestrasi multi-chain berbasis AI untuk DeFi.
  • Guru Network menawarkan toolkit pengembang yang komprehensif dan fitur otomatisasi, memangkas tugas manual.
  • Platform ini menjunjung tinggi keamanan, kolaborasi, dan umpan balik komunitas untuk peningkatan berkelanjutan.
  • promo

Guru Network telah berkembang pesat dari awalnya sebagai DexGuru, menjadi platform DeFi komprehensif berbasis AI.

Baru-baru ini, BeInCrypto berkesempatan berbincang dengan Evgeny Vahteev, CEO proyek ini, yang berbagi wawasan tentang perjalanan ini. Berikut adalah pandangan mendalam mengenai transformasi dan rencana masa depan Guru Network.

Guru Network adalah platform otomasi Web3 multi-chain dan layer komputasi AI. Awalnya diluncurkan sebagai agregator decentralized exchange (DEX) bernama DEXGuru Trading Terminal, kini telah berkembang menjadi Guru Network yang serba bisa. Pada tahun 2024, Guru Network memainkan peran penting dalam menyederhanakan pengembangan dan peluncuran aplikasi yang berfokus pada AI.

Dari DexGuru Menjadi Guru Network

Pada awalnya, DexGuru bertujuan untuk menyediakan platform terpadu yang menggabungkan perdagangan real-time dengan analitik mendalam yang secara khusus melayani komunitas DeFi. Pendekatan ini menawarkan kepada pengguna alat perdagangan dan analitik dalam satu antarmuka, yang merupakan konsep baru selama masa-masa awal decentralized exchange seperti Uniswap V2 dan blockchain yang baru berkembang seperti BNB dan Polygon.

Beberapa faktor kunci memengaruhi transisi dari trading terminal menjadi jaringan berbasis AI. Kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar dan kesadaran akan potensi aplikasi teknologi mereka yang lebih luas adalah pendorong utama. Selama “musim panas DeFi”, DexGuru meraih kesuksesan yang fenomenal, namun crash pasar berikutnya, seperti runtuhnya Terra/Luna dan FTX, mengharuskan perubahan dalam strategi mereka.

“Seiring berjalannya waktu, kami menyadari bahwa kekuatan kami yang sebenarnya adalah menyediakan toolkit yang komprehensif bagi para pengembang. Kami memanfaatkan teknologi kami yang sudah ada untuk mengembangkan solusi B2B, termasuk gudang data dan alat penjelajah blok, yang menjadi dasar bagi fitur-fitur berbasis AI yang lebih canggih,” Vahteev berbagi.

Penambahan fitur-fitur ini meletakkan fondasi bagi platform pengembangan yang lebih luas, yang akhirnya menjadi Guru Network. Platform baru ini berfokus pada orkestrasi AI multi-chain, memungkinkan proses yang lebih efisien dan otomatis dalam ekosistem DeFi.

Selain itu, asisten DYOR bertenaga GPT yang baru kini telah tersedia di DexGuru V2 dan sedang meluas ke aplikasi ekosistem lainnya. Peluncuran DexGuru V2 dengan fitur otomatisasi Web3 canggih menyoroti komitmen mereka untuk menyediakan alat yang canggih dan pengalaman yang mulus bagi penggunanya.

Unggul Melalui Solusi Berbasis AI

Guru Network membedakan platform mereka dari platform DeFi lainnya melalui integrasi unik teknologi AI dan blockchain, menciptakan lapisan orkestrasi canggih yang mengotomatiskan proses kompleks. Tidak seperti platform tradisional yang mungkin hanya berfokus pada perdagangan atau analitik, Guru Network menawarkan solusi holistik yang mencakup agen AI sadar data, orkestrasi multi-chain, dan toolkit lengkap untuk pengembang.

Pendekatan ini memungkinkan otomatisasi tugas yang mulus, mengurangi kebutuhan akan intervensi manual dan memungkinkan pengguna untuk mengeksekusi strategi dan alur kerja perdagangan yang canggih dengan mudah. Namun, membangun dan memperluas lapisan orkestrasi AI multi-chain juga datang dengan beberapa tantangan besar, terutama dalam hal kesulitan teknis dan integrasi.

“Salah satu kendala utama adalah memastikan komunikasi yang andal dan efisien di berbagai jaringan blockchain. Ini mengharuskan tim untuk mengelola dan menyinkronkan data dan proses dalam lingkungan terdesentralisasi, yang pada dasarnya kompleks dan rentan terhadap masalah seperti latensi dan konsistensi data,” kenang Vahteev.

Rintangan lain adalah mengintegrasikan model AI dan pembelajaran mesin ke dalam kerangka kerja blockchain. Ini membutuhkan pengembangan algoritma yang kuat yang mampu menangani data dalam jumlah besar dan memastikan model ini dapat bekerja dengan baik dalam sistem terdesentralisasi. Selain itu, tim harus mengatasi masalah keamanan dengan melakukan audit dan tinjauan menyeluruh untuk melindungi lapisan orkestrasi dari potensi kerentanan dan serangan.

Kemampuan dan Keamanan Otomatisasi

Penggunaan Web3/AI oleh platform ini untuk otomatisasi proses, seperti mesin Otomasi Proses Bisnis Blockchain (BBPA), juga menjadi faktor pembeda. Mesin ini memanfaatkan berbagai aktivitas AI on-chain dan off-chain, memberikan efisiensi dan keandalan yang lebih tinggi. BBPA dapat mengotomatiskan banyak tugas DeFi, membuatnya lebih efisien dan mengurangi kebutuhan akan pekerjaan manual.

“Sebagai contoh, mesin ini dapat mengotomatiskan strategi perdagangan dengan mengeksekusi order beli dan jual yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan kondisi pasar dan setelan pengguna, memungkinkan pengguna menerapkan strategi perdagangan yang kompleks tanpa harus terus-menerus memantau pasar. Mesin ini juga dapat mengotomatiskan tugas pengelolaan likuiditas dengan memantau kumpulan likuiditas di berbagai decentralized exchange dan menyesuaikan posisi pengguna untuk mengoptimalkan imbal hasil. Ini termasuk menambah atau menghapus likuiditas, menyeimbangkan kembali portofolio, dan memanen hasil yield farming,” Vahteev berbagi.

Selain itu, BBPA dapat menangani rutinitas berkala dan tugas berulang. Hal ini meliputi staking dan klaim reward, penataan ulang portofolio, dan eksekusi perdagangan reguler. Fitur otomatisasi ini tidak hanya merampingkan operasi tetapi juga mengurangi risiko kesalahan manusia. Sehingga, memberikan pengguna cara yang lebih andal dan efisien untuk mengelola aktivitas DeFi mereka.

Memastikan keamanan dan keandalan proses otomatis ini adalah prioritas utama bagi tim Guru Network. Platform ini menggunakan protokol keamanan yang kuat dari mitranya untuk memastikan pertahanan berlapis. Model terdesentralisasi meningkatkan keamanan dengan mendistribusikannya. Setiap komponen menjalani audit menyeluruh sebelum digunakan untuk melindungi platform dari kerentanan.

Kolaborasi sebagai Kunci Pertumbuhan

Umpan balik komunitas memainkan peran penting dalam pengembangan Guru. Platform secara aktif meminta saran pengguna dan mengintegrasikannya ke dalam roadmap pengembangan mereka. Mengadakan dialog terbuka melalui forum, AMA (Ask Me Anything), dan media sosial membantu tim memastikan platform berkembang selaras dengan kebutuhan pengguna.

Pengguna baru dapat mulai menggunakan Guru Network dengan cara mengunjungi dokumentasi terperinci mereka, yang menyediakan panduan langkah demi langkah dan sumber daya. Ini juga dapat ditemukan di Lite Paper, White Paper, dan dalam repositori Github proyek. Selain itu, saluran komunitas di Discord dan Twitter juga menawarkan dukungan dan pembaruan. Saluran semacam itu memberikan pengguna semua alat dan informasi yang mereka butuhkan untuk menavigasi dan meraih kesuksesan di ekosistem.

Guru Network telah menjalin kolaborasi dengan berbagai mitra, termasuk nama-nama besar seperti Paraswap, 1inch, Conduit, dan Subsquid. Kolaborasi dengan proyek menarik yang dibangun di atas Kerangka Guru, seperti PixelPact, semakin meningkatkan ekosistem.

“Kolaborasi adalah kunci untuk memacu inovasi dan pertumbuhan di sektor DeFi. Guru Network mengatasi skalabilitas dan keandalan dengan membangun lapisan infrastrukturnya, yang memberdayakan agen individu untuk beroperasi secara independen, mendukung berbagai produk dan fitur di seluruh ekosistem. Kami bertekad untuk menciptakan komunitas pengembang dan pengguna yang berkembang pesat yang dapat berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari kemajuan dalam teknologi AI dan blockchain,” tutur Vahteev.

Di kuartal berikutnya, platform akan menggelar peluncuran fitur-fitur baru yang menarik. Pertama, otomatisasi Web3 dan solusi bridging untuk operasi cross-chain yang mulus. Kedua, program reward AI untuk mendongkrak inovasi. Lalu, migrasi produk dari testnet ke mainnet. Tak hanya itu, ada pula debut Guru Smart Wallet dalam versi beta untuk pemegang NFT. Hal ini akan menambah lapisan kenyamanan dan fungsionalitas lain pada pengalaman Guru Network.

Listing yang ada di CEX seperti BitMart dan MexC, bersama dengan yang sedang dalam tahap rencana, diperkirakan dapat secara signifikan meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas Guru Network. Memuncaknya eksposur ini akan mampu menggaet audiens yang lebih luas lagi. Pada gilirannya, serangkaian gebrakan ini berpotensi mendatangkan adopsi yang lebih besar dan komunitas yang lebih dinamis. Walaupun detail spesifik belum terungkap karena NDA, berbagai aktivitas menarik sudah ada dalam rencana di sekitar listing di masa depan. Tujuannya tak lain untuk merayakan pencapaian ini bersama komunitas dan membuat gebrakan di pasar.

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori