Bitcoin telah menghentikan aksi terjun bebasnya, dengan berbalik arah dari puncak siklus sebelumnya. Alhasil, BTC berhasil kembali ke level harga di atas US$22.000 hari ini. Namun, menurut Fidelity, harga Bitcoin saat ini kemungkinan masih terbilang undervalued.
Bitcoin juga telah kehilangan sebanyak 26% nilainya selama seminggu terakhir ini dan turun melewati level terendah yang pernah dialami 18 bulan lalu, yakni di titik US$20.193. Sejak saat itu, nilainya telah mengalami sedikit pemulihan dan kembali ke harga US$22.344, pada saat penulisan. Namun, secara keseluruhan, pergerakan Bitcoin tampak masih melempem, mengingat secara total telah turun sebanyak 67% dari harga tertingginya sepanjang masa (all-time high).
Direktur Makro Global di perusahaan raksasa investasi Fidelity, Jurrien Timmer, telah memantau rasio price-earning (P/E) untuk Bitcoin yang ekuivalen dengan rasio price/network, mengingat aset ini bukan sebuah perusahaan.
Berdasarkan grafik tersebut, rasionya telah kembali ke level yang sama seperti ketika mencapai puncak siklus harga pada tahun 2013 dan 2017. Dia pun menyimpulkan bahwa “sering kali, valuasi jauh lebih penting daripada harga.”
Valuasi Bitcoin
Dalam keuangan tradisional, rasio P/E berfungsi untuk menilai sebuah perusahaan dengan mengukur harga saham relatif saat ini terhadap pendapatan per sahamnya. Mengingat metode ini tidak dapat diterapkan untuk cryptocurrency, maka pilihan lainnya adalah mengukur harga pada aktivitas jaringannya. Selain itu, bisa juga menggunakan cara yang serupa untuk melihatnya, yaitu dengan rasio network value to transactions (NVT), seperti yang diusulkan oleh analis teknikal Willy Woo.
Timmer menambahkan bahwa cara lain untuk menyorotinya adalah dengan melakukan overlaying pada alamat non-zero Bitcoin dengan harganya.
“Harganya sekarang bertengger di bawah kurva jaringan,” ungkapnya.
Dengan menggunakan model Dormacy Flow Bitcoin milik Glassnode, ia menunjukkan seberapa oversold aset tersebut saat ini. Mengejutkannya lagi, Bitcoin belum pernah mengalami oversold sejak peristiwa kapitulasi pada tahun 2011, 2014, dan 2018.
Kondisi ini bisa menjadi indikasi bahwa kita telah bergerak semakin dekat dengan titik bawah dari siklus pasar saat ini. Aksi jual besar-besaran minggu ini mungkin akan menjadi aksi jual penghabisan yang terakhir.
Kapitulasi Penambang Terakhir
Selanjutnya, ada satu lagi faktor tambahan yang dapat menyebabkan penurunan harga terakhir. Yang juga mirip dengan pergerakan yang terjadi pada krisis pasar tahun 2018. Faktor yang dimaksud yaitu penambang bitcoin.
Penambang telah memindahkan BTC berjumlah sangat besar ke bursa kripto, hingga berhasil memecahkan rekornya minggu ini. CoinMetrics melaporkan bahwa kemarin (15/06/22) telah terlacak aliran dana bernilai sebesar US$1,94 miliar dalam bentuk BTC. Rekor itu adalah capaian transaksi tertinggi sepanjang masa yang miner raksasa kirim ke beberapa bursa kripto. Jumlah itu setara dengan rekor transaksi 88.000 koin hanya dalam satu hari.
Penambang perlu melepas aset mereka demi menutupi peningkatan biaya listrik yang mereka hadapi. Dengan demikian, mereka tetap bisa melanjutkan aktivitas penambangan meski di tengah crypto winter. Likuidasi massal ini dapat menimbulkan aksi dump besar-besaran baru, seperti penarikan lebih dari 80% yang terjadi pada siklus sebelumnya.
Jika hal itu terjadi, kemungkinan besar harga Bitcoin bisa anjlok ke level angka di sekitar US$12.000 dengan sangat cepat. Serta, akan membuat persentase penurunannya mencapai 82% dari level puncaknya. Mitra Castle Island Ventures, yaitu Nic Carter, juga turut menjelaskan dampak besar di balik peristiwa miner liquidation ini dalam sebuah tweet yang ia cuitkan baru-baru ini.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.