Trusted

Ripple (XRP), Cardano (ADA), & Fantom (FTM) Masuk Daftar Token “Zombie” Forbes

2 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Forbes melabeli Ripple, Cardano, dan Fantom sebagai token “zombie” karena tingginya spekulasi.
  • Ripple gagal memenuhi tujuan revolusi perbankan, terbukti dari minimnya jumlah biaya transaksi.
  • Cardano dan Fantom tidak memiliki aplikasi dunia nyata meski valuasi pasarnya tinggi.
  • promo

Dalam laporan terbarunya, Forbes telah menyorot aset kripto seperti Ripple (XRP), Cardano (ADA), dan Fantom (FTM) sebagai token “zombie”. Token-token ini memiliki valuasi miliaran dolar namun dengan utilitas nyata yang minimal.

Barisan blockchain ini disebut “tak ada gunanya” lantaran perdagangannya lebih didorong oleh spekulasi ketimbang permintaan fungsional. Kondisi ini menyerupai ciri-ciri gelembung spekulatif alih-alih pasar yang digerakkan teknologi.

Forbes: Ripple (XRP), Cardano (ADA), Fantom (FTM) Tak Ada Gunanya

Terlepas dari ambisi Ripple untuk merevolusi transfer perbankan, bersaing langsung dengan SWIFT, Ripple sebagian besar gagal memenuhi tujuannya. Jaringan mereka masih terus beroperasi hingga detik ini. Dan tahun lalu, Ripple memproses biaya transaksi sebesar US$583.000. Sayangnya, angka ini sangat kecil bila dibandingkan dengan nilai pasar mereka yang bernilai US$36 miliar.

Dalam laporan terbaru, Forbes menerangkan bahwa selisih ini menunjukkan sifat spekulatifnya daripada utilitas finansial yang sebenarnya.

Di sisi lain, Cardano dan Fantom memiliki kisah yang serupa. Dengan valuasi pasar yang tinggi sebesar US$23 miliar dan sejumlah besar dana yang dikunci dalam perbendaharaan, aplikasi dunia nyata mereka masih tertinggal.

Kemudian, terlepas dari rencana pengembangan yang komprehensif serta keterlibatan publik oleh sang pendiri, Charles Hoskinson, Cardano nyatanya belum mampu melangkah lebih jauh dari tahap percontohan dalam banyak aspek. Sementara itu, Fantom, meskipun kurang dipublikasikan, juga mengalami spekulasi tinggi yang sama dengan throughput transaksi yang minimal.

“Ini seperti dana modal ventura tahap awal atau perusahaan yang mengumpulkan terlalu banyak uang dan tidak tahu bagaimana menggunakannya dengan tepat. Tidak ada cara untuk mengembalikan harta tersebut kepada para investor.”

Matt Hougan, CIO Bitwise Asset Management

Forbes mengkategorikan lebih dari 20 aset kripto sebagai zombie akibat kurangnya basis pengguna yang substansial ataupun aplikasi fungsional di luar platform perdagangan. Situasi ini menyoroti masalah yang lebih luas di pasar kripto. Sejumlah besar modal terikat dalam proyek-proyek dengan masa depan dan utilitas yang dipertanyakan.

Daftar Blockchain yang Baik untuk Tidak Ada Apa-apanya versi Forbes
Daftar Blockchain yang Tak Ada Gunanya versi Forbes | Sumber: Forbes

Alhasil, skenario semacam ini mendorong para investor dan pengguna untuk berhati-hati. Pasalnya, kelanggengan dan kesuksesan platform ini sangat bergantung pada sentimen pasar ketimbang nilai fundamentalnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang laporan terbaru Forbes ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori