Lihat lebih banyak

Kronologi Lengkap Kasus Ripple vs SEC

8 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Jagad kripto lagi-lagi diramaikan dengan sebuah kasus yang hingga saat ini masih belum menemukan titik terangnya. Kasus Ripple vs SEC ini seakan tidak pernah selesai untuk diperbincangkan. 

Semua bermula ketika Securities and Exchange Commission (SEC) mengajukan tuntutan pada perusahaan milik Chris Larsen dan Jed McCaleb tersebut. Kini, kedua belah pihak berseteru dan saling melayangkan gugatan. Mari kita simak kronologi kasus dari entitas di balik aset kripto XRP ini melawan SEC untuk bisa lebih memahaminya.

Crypto Exchange terbaik untuk membeli token kripto

Bonus hingga US$100 trading fee rebate

Exchange dengan fitur terlengkap
Bonus hingga US$100 trading fee rebate
Buka Binance www.binance.com
Aset Kripto 500+
Biaya Trading 0% untuk BTC/TUSD
Benefit Trading Diskon 25% dengan BNB

Bonus hingga USDT1000 untuk futures

Biaya rendah, profit tinggi
Bonus hingga USDT1000 untuk futures
Buka MEXC mexc.com
Aset Kripto 1100+
Biaya Trading 0% Maker-Taker Fee
Kompetisi Berhadiah Total US$5 Juta

Hadiah deposit hingga US$30,000

Trading dengan fitur lengkap
Hadiah deposit hingga US$30,000
Buka ByBit www.bybit.com
Aset Kripto 470+
Biaya Trading 0,1%
Benefit VIP Fee 0%

Apa itu Ripple dan XRP?

Ripple adalah perusahaan teknologi yang bekerja sebagai jaringan transfer uang lintas batas dan melayani kebutuhan transaksi industri jasa keuangan, dan tersentralisasi. Ripple Labs Inc. pada tahun 2012 membangun Ripple, yang berperan sebagai platform pembayaran global dengan open source protokol (Ripple Protocol).

Dalam jaringan Ripple, pengguna dapat melakukan transaksi pembayaran antar negara, pertukaran mata uang fiat, dan pengiriman uang. Bentuk mata uang digital yang bisa berjalan melalui Ripple adalah XRP, atau Ripple Coin. XRP berperan sebagai jembatan dan mewakili berbagai macam mata uang fiat, kripto, komoditas, dan lainnya.

Bagaimana Awal Mula Kasus Ripple vs SEC?

Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat mengajukan gugatan kepada Ripple Labs Inc. SEC selaku otoritas perdagangan efek dan pasar modal di Negeri Paman Sam melayangkan gugatan kepada Ripple. Otoritas ini menuduh Ripple mengumpulkan lebih dari US$1,3 miliar melalui penawaran sekuritas aset digital berkelanjutan yang tidak terdaftar.

Berdasarkan tuntutan SEC, pihak-pihak Ripple yang dituntut adalah Christian Larsen, salah satu pendiri perusahaan, ketua dewan eksekutif, yang sebelumnya juga sempat menjabat sebagai CEO Ripple; serta Bradley Garlinghouse, CEO perusahaan Ripple saat ini.

Dalam kasus ini, SEC menuduh bahwa Ripple mengumpulkan dana sejak tahun 2013 melalui penjualan aset digital yang terkenal sebagai XRP dalam penawaran sekuritas yang tidak terdaftar, kepada investor di AS dan di seluruh dunia. Menurut tuduhan itu juga, Ripple mendistribusikan miliaran XRP dengan imbalan berupa non-tunai kepada layanan market maker.

Tak ada yang menyangka, hal tersebut adalah babak awal dari perang berkepanjangan. Selama fase pra pengadilan, tim hukum Ripple turut mengajukan gugatan balik kepada SEC. Mereka menganggap SEC telah bertahun-tahun memiliki aturan yang membingungkan tentang regulasi cryptocurrency

Kronologi Kasus Ripple vs SEC

Untuk lebih memahami kasus Ripple vs SEC, berikut ini adalah kronologi perjalanan lengkap mengenai perseteruan mereka dari sepanjang akhir 2020 hingga saat ini, akhir 2022.

22 Desember 2020

SEC pertama kali menggugat Ripple Labs Inc. karena telah menjual dan memasarkan aset kripto yang dianggap tidak terdaftar.

Melalui siaran pers, SEC menjelaskan berbagai gugatan kepada Ripple Labs Inc. Hal ini tentunya mengundang respons dari berbagai pihak. Salah satunya adalah CEO dari Ripple Labs itu sendiri, Brad Garlinghouse. Ia dengan tegas mengumumkan bahwa akan membela perusahaannya melalui persidangan tersebut.

Munculnya gugatan SEC terhadap Ripple mengakibatkan banyak hal yang merugikan perusahaan. Salah satunya adalah keputusan yang dibuat oleh perusahaan bursa kripto Coinbase, bahwa mereka melakukan delisting terhadap XRP. Keputusan tersebut mulai diterapkan pada 19 Januari 2021.

29 Januari 2021

Ripple vs SEC menjalani persidangan. Dalam sidang, Ripple membela diri dengan menyatakan bahwa fungsi dan likuiditas XRP sepenuhnya tidak sesuai dengan peraturan sekuritas. Maka dari itu, XRP tidak terdaftar sebagai sekuritas, yang berarti bukan bagian dari kewenangan SEC.

Pada saat berlangsungnya persidangan atas tuduhan dari SEC, Ripple menanggapi setiap paragraf gugatan SEC. Adapun gugatan berbentuk dokumen tuntutan yang berisi 93 halaman.

Dalam pembelaan afirmatifnya, Ripple menyatakan bahwa XRP bukanlah kontrak sekuritas atau investasi. Selain itu, penjualan atau distribusi XRP perusahaan juga bukan bagian dari kontrak investasi.

Setelah hasil sidang pembelaan Ripple vs SEC tersebut diumumkan kepada media, nilai XRP langsung melonjak hingga mencapai 10% hanya dalam kurun waktu 24 jam.

Ilustrasi Koin XRP Ripple | SBI
Harga XRP coin semakin menarik setiap sidang kasus Ripple vs SEC menguntungkan Ripple

22 Maret 2021

Pada 8 Maret 2021, pihak SEC menanggapi pembelaan Ripple dengan mengirimkan surat kepada hakim untuk melakukan pembelaan. SEC juga meminta Ripple untuk menjalani pemeriksaan.

Kemudian, Ripple mengajukan mosi dalam gugatan yang dibuat terhadapnya dari SEC. Dalam sebuah surat, Ripple meminta SEC untuk membuat dokumen yang berkaitan dengan Bitcoin dan Ethereum.

Pengacara yang mewakili CEO Brad Garlinghouse dan salah satu pendiri dari Ripple Labs, Chris Larsen mengatakan bahwa SEC hanya menghasilkan dokumen yang dipilih oleh badan pengawas. 

9 April 2021

Dalam lanjutan kasus Ripple vs SEC, pengadilan telah menolak permintaan SEC untuk melihat catatan keuangan pribadi eksekutif Ripple yang tidak terhubung ke XRP.

Pengadilan mengatakan “tidak yakin” bahwa catatan perbankan pribadi akan menunjukkan pelanggaran seperti yang diklaim oleh SEC. Hakim Sarah Netburn menandatangani perintah itu pada Jumat, 9 April 2021.

“SEC telah meminta masing-masing terdakwa untuk mencari catatan keuangan pribadi mereka selama periode delapan tahun. Komisi telah mengeluarkan panggilan pengadilan pihak ketiga ke beberapa lembaga keuangan, yang di dalamnya masing-masing terdakwa meminta rekening, untuk mencari catatan serupa,” terang hakim Sarah dalam surat perintah tersebut.

6 Mei 2021

Pengadilan Amerika Serikat memerintahkan SEC untuk mengungkapkan dokumen internal, memorandum, atau surat formal yang membahas Bitcoin, Ethereum, dan XRP.

Hakim Sarah Netburn, dalam putusan barunya, memberikan klarifikasi lebih lanjut tentang putusannya bulan lalu mengenai apakah SEC dapat merahasiakan dokumen internalnya dari Ripple.

15 Juli 2021

Pengadilan Amerika Serikat mengabulkan mosi SEC untuk menunda pengungkapan komunikasi internal SEC tentang Bitcoin, Ethereum, dan XRP hingga 31 Agustus 2021.

Dokumen internal tentang kripto lain dapat menjelaskan pandangan umum SEC mengenai aset kripto. Pengadilan belum memutuskan apakah mereka ingin SEC mengungkapkan kebijakan perdagangan internal mereka seputar aset kripto.

24 Januari 2022 

Hakim Sarah Netburn telah memberikan SEC waktu hingga 17 Februari untuk mengajukan banding atas keputusan sebelumnya. Dalam keputusan sidang itu, terdakwa Ripple Labs memberikan beberapa dokumen pemerintah yang sensitif, dan SEC menyatakan bahwa koin XRP adalah sekuritas yang tidak terdaftar.

16 Maret 2022

Pengadilan menolak mosi eksekutif senior Ripple untuk memberhentikan kasus, dan menemukan bahwa SEC telah memenuhi pembelaannya. Pengadilan juga menolak mosi SEC untuk menyerang pembelaan afirmatif Ripple. Kasus Ripple vs SEC akan terus berlanjut ke pengadilan.

19 September 2022

Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas Amerika Serikat, atau CFTC mengunjungi kantor Ripple sebagai keputusan dalam kasus SEC. Caroline Pham, salah satu dari lima komisaris di CFTC, bertemu dengan CEO Ripple, Brad Garlinghouse, menjelang keputusan pengadilan yang dapat memengaruhi cara regulator menangani XRP. Pham mengatakan dia mengunjungi kantor Ripple Labs sebagai bagian dari “tur pembelajaran” yang melibatkan crypto dan blockchain.

22 September 2022

Kelompok advokasi kripto Amerika Serikat, Chamber of Digital Commerce (CDC), telah mendapat persetujuan dari Pengadilan Distrik Selatan New York untuk berpartisipasi sebagai amicus curiae dalam kasus Ripple lawan SEC. Status “teman pengadilan” memungkinkan mereka untuk membantu pengadilan dengan memberikan informasi, keahlian atau wawasan terkait kasus ini

29 September 2022

Hakim memerintahkan SEC untuk menyerahkan dokumen Hinman ke Ripple Labs setelah berbulan-bulan perselisihan. Hakim Pengadilan Distrik AS Analisa Torres menolak upaya kedua SEC untuk menahan dokumen yang berkaitan dengan mantan Direktur Divisi William Hinman, yang mengatakan Bitcoin dan Ether bukan sekuritas.

21 Oktober 2022

Penasihat umum Ripple Stuart Alderoty mengonfirmasi di Twitter bahwa mereka akhirnya memiliki dokumen yang sulit dipahami setelah 18 bulan dan 6 perintah pengadilan. Namun, mereka mencatat bahwa mereka tetap merahasiakannya atas desakan SEC.

“Itu sepadan dengan perjuangan untuk melawan SEC. Saya selalu merasa baik tentang argumen hukum kami, dan saya merasa lebih baik sekarang. Saya selalu merasa buruk tentang taktik SEC, dan saya merasa lebih buruk tentang mereka sekarang,” ujarnya.

1 November 2022 

Sekutu Ripple bertambah. Coinbase mengajukan penjelasan singkat dalam perang melawan SEC. Perusahaan bursa kripto Coinbase telah mengajukan dokumennya yang meminta izin untuk membantu Ripple Labs dalam pertempuran hukum yang sedang berlangsung dengan SEC.

Ilustrasi Ripple vs SEC
Sidang kasus Ripple (entitas di balik XRP) melawan SEC

9 April 2023

Seorang pakar dari SEC mengatakan bahwa 90% harga XRP saat itu dipengaruhi oleh Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).

Melalui Twitter, Bill Morgan, seorang pengacara yang juga pegiat aset digital, membagikan sebuah gambar tangkapan layar dari pernyataan. Dalam gambar tersebut, tertulis bahwa keuntungan Bitcoin dan Ethereum “dapat mempertegas sebanyak hampir 90% dari keuntungan XRP”. Sehingga, pernyataan tersebut pun dapat menggugurkan klaim SEC bahwa Ripple bertanggung jawab atas performa XRP.

Menurutnya, narasi bahwa Ripple mengendalikan harga XRP menjadi tidak benar. Pasalnya, pergerakan harga Bitcoin secara umum memengaruhi aset kripto lainnya.

Beli XRP

16 Mei 2023

Hakim Analisa Torres di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York memutuskan bahwa dokumen yang terkait dengan pidato mantan direktur keuangan SEC, William Hinman, pada tahun 2018 tidak dapat disegel dalam perintah pengadilan. Adapun pidato dari Hinman kala itu menyatakan bahwa Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) bukanlah sekuritas.

Dalam perkembangannya, SEC telah mencoba untuk melindungi dokumen dan komunikasi yang terkait dengan pidato Hinman itu. Kadang-kadang, mereka berpendapat bahwa pidato Hinman mencerminkan pandangan pribadinya daripada kebijakan SEC.

22 Mei 2023

Pengacara pro-Ripple, John Deaton, menemukan sebuah email yang menunjukkan bahwa SEC tahu bahwa XRP tidak sepenuhnya memenuhi definisi sekuritas yang mereka tetapkan.

Dalam email yang tercantum dalam bukti 220, disebutkan bahwa terdapat alasan yang masuk akal untuk tidak mengklasifikasikan XRP sebagai sekuritas. Alasannya adalah karena aset tersebut tidak memenuhi semua elemen dari Tes Howey.

13 Juli 2023

Hakim di Pengadilan Distrik Selatan New York, Amerika Serikat (AS), pada hari Kamis (13/7) menerbitkan ‘keputusan ringkasan‘ bahwa Penjualan Terprogram Ripple dan Pendistribusian Lainnya terkait aset kripto XRP (melalui crypto exchange dan algoritma) bukan merupakan penawaran dan penjualan kontrak investasi. Adapun Hakim terkait kasus Ripple vs SEC, Analisa Torres, berpendapat bahwa XRP itu sendiri bukanlah sekuritas, tetapi transaksi dan skema seputar perdagangan atas aset kripto itu perlu didiskusikan.

Ini merupakan berita yang positif dan mengarah pada kemenangan Ripple. Setelah kabar ini, harga XRP sempat naik lebih dari 39%, mayoritas harga altcoin mengalami kenaikan, dan harga Bitcoin sempat kembali menyentuh level US$31.000.

Dampak dari Kasus Ripple vs SEC

Setelah SEC melayangkan gugatan pertamanya kepada Ripple, beberapa platform pertukaran aset kripto, seperti Coinbase, sempat memutus listing XRP dari daftar transaksi aset kripto. Meski pada akhirnya mereka malah berbalik membantu Ripple.

Dilihat dari sisi positif, harga koin XRP kian melonjak setiap kali hasil sidang menyebutkan Ripple berhasil membuktikan bahwa tuntutan yang ditudingkan oleh SEC tidak layak. Kenaikan secara terus-menerus ini tentu saja menguntungkan bagi pemilik XRP. 

Tak hanya kenaikan harga saja, sepanjang drama saling gugat ini terus bergulir, nama Ripple dan XRP menjadi kian terkenal di mata masyarakat awam. Alhasil, semakin banyak pula pengguna kripto pemula yang tertarik dengan XRP.

Namun, perang antara Ripple vs SEC masih belum selesai. Keduanya masih terus melayangkan serangan satu sama lain. Maka dari itu, sebaiknya investor tetap memantau update kasus Ripple lawan SEC ini dan juga mengamati pergerakan harga XRP.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi. Prioritas kami adalah menyediakan informasi berkualitas tinggi. Kami meluangkan waktu untuk mengidentifikasi, meriset, dan membuat konten edukasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami menerima komisi dari para mitra kami untuk penempatan produk atau jasa mereka dalam artikel kami, supaya kami bisa tetap menjaga standar mutu dan terus memproduksi konten yang luar biasa. Meski demikian, pemberian komisi ini tidak akan memengaruhi proses kami dalam membuat konten yang tidak bias, jujur, dan bermanfaat.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori