FTX.com, salah satu crypto exchange terbesar di dunia yang mengalami krisis likuiditas, secara efektif telah menghentikan layanan penarikan dana kepada para pelanggannya.
Hal tersebut disampaikan oleh founder & CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF), kepada para karyawannya melalui Telegram. Selain itu, dia mengatakan bahwa FTX mengalami penarikan bersih (net withdrawal) sekitar US$6 miliar pada hari-hari menjelang Selasa (8/11) pagi waktu setempat.
Reuters pada hari Rabu (9/11) dini hari turut melaporkan bahwa FTX mengalami penarikan dana sekitar US$6 miliar dalam 72 jam sebelum hari Selasa pagi.
“Pada hari rata-rata, kami memiliki aliran masuk bersih (net inflow) atau aliran keluar bersih (net outflow) puluhan juta dolar Amerika Serikat (USD). Sebagian besar rata-rata hingga akhir pekan ini, beberapa hari yang lalu,” tulis SBF dalam pesan kepada para karyawan FTX yang dikirim pada hari Selasa pagi.
Dia menerangkan bahwa penarikan di unit utama FTX, yaitu FTX.com, kini dijeda secara efektif (effectively paused). Masalah ini disebut akan diselesaikan dalam waktu dekat.
CEO FTX itu mengatakan bahwa sebagian besar detail kesepakatan untuk menyelamatkan FTX masih belum terungkap. Dia tidak memiliki jawaban pasti untuk pertanyaan termasuk ‘apa sebenarnya transaksi itu’ dan ‘entitas apa yang akan dimasukkan’.
Sebelum Minta Bantuan Binance, FTX Cari Pertolongan di Silicon Valley & Wall Street
Sementara itu, Semafor melaporkan bahwa sebelum FTX mengamankan penyelamatan darurat dari Binance, FTX mencari-cari uang di Silicon Valley dan Wall Street. Pihak SBF diperkirakan mencari dana kepada para miliarder, bukan ke institusional.
Sumber yang mengetahui persoalan ini mengatakan bahwa kejadian di FTX tampak seperti tragedi klasik di bank yaitu bank run, ketika para nasabah yang panik menarik uang mereka lebih cepat daripada yang bisa dilakukan FTX untuk menjual aset demi menghasilkan uang tunai.
Uang telah mengalir keluar dari FTX sejak hari Minggu (6/11). Di hari itu, founder & CEO Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao, mengaku akan membuang native token FTX, yaitu FTT. Hal ini memaksa FTX menjual aset yang mendukung token FTT untuk memenuhi penebusan, yang nyatanya tidak dapat dipenuhi pada hari Selasa pagi. Hal yang perlu diperhatikan adalah, SBF sebelumnya sempat mengatakan bahwa semua simpanan FTX diamankan dalam bentuk tunai.
Adapun upaya penggalangan dana darurat FTX mencari lebih dari US$1 miliar dalam pembiayaan. Pada tengah hari, lubang yang dihadapi FTX jauh lebih dalam mendekati sekitar US$5 miliar hingga US$6 miliar.
Token FTT Ambrol Lebih dari 70%
Berdasarkan data CoinGecko saat berita ini ditulis pada hari Rabu (9/11), token FTT telah turun lebih dari 74% dalam 24 jam terakhir ke level US$4,9.
Sebagai informasi, pada hari Selasa (8/11) pukul 23:01 WIB, harga FTT berada di level US$14,6. Usai CZ pada pukul 23:09 WIB mengumumkan bermaksud untuk mengakuisisi FTX.com sepenuhnya, token FTT naik ke level US$19,24. Namun, memasuki hari Rabu (9/11) pukul 02:36 WIB, token FTT justru sempat ambruk sampai ke level US$3,12.
Tidak hanya itu, sejumlah cryptocurrency lain juga mengalami pukulan dalam krisis yang dialami FTX. Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin ambruk lebih dari 11% ke harga sekitar US$18.000. Harga Ether (ETH) pun jatuh di bawah US$1.300.
Native token Binance, BNB, turut merosot sekitar 6,4% dalam 24 jam terakhir. Bahkan, stablecoin USD Tether (USDT), USD Coin (USDC), dan Binance USD (BUSD) memerah karena harganya sempat merosot di bawah US$1 per token.
FTT menjadi token dengan kinerja terburuk dalam 24 jam terakhir. Kemudian, disusul token APT rubuh sekitar 25%. Sebagai informasi, APT merupakan native token dari blockchain layer-1 (L1) Aptos yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.