FTX, salah satu crypto exchange terbesar di dunia yang mengalami krisis likuiditas parah, akhirnya mengajukan kebangkrutan Bab 11 (Chapter 11 bankruptcy). FTX mengatakan sedang mencari perlindungan kebangkrutan di Delaware, Amerika Serikat (AS).
Dalam pengumuman yang disampaikan pada hari Jumat (11/11) pukul 21:14 WIB, FTX mengatakan bahwa sang founder yaitu Sam Bankman-Fried (SBF) telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO. John J. Ray III telah ditunjuk untuk mengambil posisi CEO FTX Group yang baru. SBF disebut akan tetap membantu dalam transisi yang tertib.
Lebih dari 100 Perusahaan Afiliasi FTX Group Ajukan Kebangkrutan
Selain FTX Trading Ltd (FTX.com), mereka mengatakan sekitar 130 entitas perusahaan yang terafiliasi dengan FTX, termasuk Realm Shires Services Inc. (FTX US) dan Alameda Research, juga mengajukan kebangkrutan.
“FTX Group telah memulai proses sukarela berdasarkan Bab 11 dari Kode Kebangkrutan AS di Distrik Delaware untuk memulai proses yang teratur untuk meninjau dan memonetisasi aset untuk kepentingan semua pemangku kepentingan global,” tulis pihak FTX.
Disebutkan bahwa LedgerX LIC, FTX Digital Markets Ltd, FTX Australia Pty Ltd, dan FTX Express Pay Ltd merupakan anak perusahaan FTX Group yang tidak termasuk dalam proses kebangkrutan Bab 11.
Langkah ke Depan FTX
John J. Ray III mengatakan bahwa pembebasan segera dari Bab 11 tepat untuk memberikan FTX Group kesempatan untuk menilai situasinya dan mengembangkan proses untuk memaksimalkan pemulihan bagi para pemangku kepentingan.
“FTX Group memiliki aset berharga yang hanya dapat secara efektif dikelola dalam suatu proses bersama yang terorganisir. Saya ingin memastikan kepada setiap karyawan, pelanggan, kreditur, contract party, pemegang saham, investor, otoritas pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya, bahwa kita akan melakukan upaya ini dengan ketekunan, ketelitian, dan transparansi,” jelas CEO FTX yang baru itu.
Dia menambahkan bahwa para pemangku kepentingan harus memahami bahwa peristiwa ini telah bergerak cepat dan ‘tim baru’ terlibat hanya baru-baru ini. Pemangku kepentingan diminta harus meninjau materi yang diajukan FTX di berkas persidangan selama beberapa hari mendatang untuk informasi lebih lanjut.
- Baca Juga: CoinMetrics: Krisis Alameda Research Sebenarnya sejak Q2/2022, namun Mampu Bertahan karena FTX
Menutup Drama Krisis Spektakuler yang Dialami
Langkah ini menutup dari drama kehancuran spektakuler, mengingat posisi FTX di dunia kripto dan citranya di publik. Adapun krisis likuiditas serius yang dialami FTX disebabkan oleh pengungkapan tentang neraca keuangan (balance sheet) hingga menuju pada kebangkrutan.
Binance, yang awalnya berniat untuk mengakuisisi FTX.com secara penuh, akhirnya melepas kesempatan itu dengan alasan kekhawatiran setelah melakukan due diligence atau uji tuntas, serta laporan tentang investigasi yang dilakukan oleh regulator AS terhadap FTX.
Sebelumnya, SBF sempat dilaporkan berusaha mengumpulkan paket dana hingga US$9,4 miliar dari sejumlah pihak untuk menyelamatkan FTX yang tengah kritis.
SBF disebut sedang mendiskusikan penggalangan dana sekitar US$1 miliar dari Justin Sun yang merupakan tokoh utama di balik blockchain TRON; US$1 miliar dari crypto exchange OKX; US$1 miliar dari penerbit stablecoin USDT, yaitu Tether; dan US$2 miliar dari konsorsium dana investasi.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.