Drama kebangkrutan FTX belum juga usai. Di tengah pusaran kegagalan, salah satu entitas dari kerajaan bisnis milik Sam Bankman-Fried (SBF), yaitu Alameda Research, kini menyalahkan Voyager Digital atas kebangkrutan FTX. Pihak perusahaan sudah mengajukan gugatan pada pengadilan agar Voyager Digital mengembalikan dana US$445,8 juta dana pinjaman yang sudah dikembalikan perusahaan pada September dan Oktober tahun lalu.
Pihak Alameda menganggap bahwa kegagalan FTX juga disebabkan oleh Voyager Digital, yang saat pengajuan kebangkrutan meminta pembayaran kembali dana pinjaman yang sudah diberikan; baik itu kepada FTX maupun dana lindung nilai milik Alameda Research.
Tuntutan pengembalian dana dari Voyager Digital terjadi sebelum FTX mengajukan kebangkrutan, tepatnya pada bulan Juli.
Sebagai bagian dari restrukturisasi terhadap krediturnya, Voyager Digital menarik semua dana yang ada di luar perusahaan untuk memperkuat likuiditas. Karena kondisi perusahaan kala itu masih cukup kuat, FTX akhirnya membayarkan kembali dana pinjaman yang diberikan Voyager Digital dalam 2 tahap.
“Atas nama Alameda, FTX membayar US$248,8 juta pada September dan US$193,9 juta di Oktober 2022. Selain itu, FTX juga sudah melakukan pembayaran bunga pada Agustus sebesar US$3,2 juta,“ ungkap FTX.
Dalam pengajuan pengadilan, disebutkan bahwa rentang waktu pengembalian dana kepada Voyager Digital sangat dekat dengan proses pengajuan kebangkrutan FTX. Maka dari itu, perusahaan beranggapan bahwa hal tersebut memenuhi syarat untuk dikembalikan.
Di samping itu, perusahaan beranggapan dengan pengembalian dana tersebut membuat likuiditas Alameda menjadi kering saat harus membayarkan kewajibannya pada kreditur.
Sebagai catatan, pada September, pembayaran kembali Alameda ke Voyager dilakukan atas fasilitas pinjaman kripto dengan agunan. Alameda memiliki utang sebesar 6.553 bitcoin (BTC), lebih dari 51.000 ether (ETH) dan beberapa token lain dalam bentuk USDC, DOGE, dan SAND.
Perusahaan sepakat untuk mengembalikan dana tersebut dan Voyager juga akan mengembalikan agunan dalam pinjaman yang berupa 4,65 juta token FTT dan juga 63,75 juta token Serum (SRM). FTX mengklaim pula bahwa beberapa dari utang ke Voyager Digital belum masuk jatuh tempo.
FTX Sebut Voyager Digital sebagai Feeder Fund
Menariknya, FTX juga menyebutkan bahwa Voyager menjalankan model bisnis sebagai feeder fund, yang tanpa disadari juga membuat posisi Alameda tertekan. Voyager dan pemberi pinjaman berbasis kripto lainnya ceroboh, sehingga pada akhirnya mendorong aset kliennya ke Alameda.
“Model bisnis Voyager adalah feeder fund. Skema tersebut menarik investor retail dan menginvestasikan uangnya tanpa melakukan uji tuntas terlebih dulu pada perusahaan kripto yang dituju, seperti Alameda dan Three Arrows Capital (3AC),” jelas FTX.
Kegagalan FTX dan Alameda dituding menambah gelap kondisi pasar perdagangan kripto di tahun lalu. Efeknya juga masih dirasakan sampai sekarang, yang terlihat dari banyaknya perusahaan kripto terseret dalam pusaran kebangkrutan, seperti BlockFi dan Genesis.
Menariknya, sebelum itu, FTX sempat dianggap sebagai juru selamat dalam krisis keuangan yang dialami Voyager. Pasalnya, perusahaan berhasil memberikan likuiditas lebih lewat aksi lelang aset yang dilakukan pada September 2022 kemarin.
FTX memenangkan lelang dengan tawaran senilai US$1,42 miliar untuk aset Voyager, mengalahkan tawaran Binance yang berada sedikit di bawahnya.
Penyelidikan Badan Amal yang Punya Kaitan dengan FTX
Kisruh FTX sepertinya masih sangat panjang. Hal ini terlihat dalam berbagai penyelidikan yang masih berjalan. Kali ini, Charity Commission, alias Komisi Amal Inggris, mengungkapkan akan ikut menyelidiki aliran dana ke Effective Ventures Foundation, yakni badan amal yang berafiliasi dengan FTX.
Regulator setempat ingin melihat sejauh mana risiko yang muncul terhadap aset amal. Di samping itu, mereka pun ingin mengamati bagaimana kepatuhan dari wali amanat dalam memenuhi kewajiban hukumnya yang terkait dengan perlindungan properti amal.
“Selain itu, penyelidikan juga ingin melihat hubungan antara wali amal dan penyandang dana. Termasuk identifikasi dan pengelolaan konflik kepentingan,“ tulis regulator Inggris dalam keterangan resmi.
Bagaimana pendapat Anda tentang perselisihan yang terjadi antara FTX dan Voyager Digital ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.