Plaftform decentralized exchange (DEX), Uniswap, telah berhasil menjalin kerja sama dengan platform perdagangan multi aset, Robinhood. Langkah itu sengaja dilakukan untuk membuka akses kripto yang lebih luas bagi pengguna.
Melalui keterangan resminya, Uniswap menjelaskan bahwa melalui kolaborasi dengan Robinhood, pengguna aplikasi Uniswap bisa membeli aset kripto idamannya menggunakan kartu debit lewat sistem Robinhood Connect.
Meski demikian, layanan ini belum akan tersedia secara penuh di banyak negara. Manajemen Uniswap mengakui, fitur tersebut saat ini baru tersedia untuk pengguna yang berada di wilayah Amerika Serikat (AS).
“Selain itu, pembelian juga bisa dilakukan melalui fitur transfer bank maupun langsung menggunakan saldo Robinhood,” jelas Uniswap.
Robinhood sendiri sejak tahun ini memang sudah berniat untuk bersikap agresif dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan sepertinya bertekad untuk memanfaatkan betul tren bullish di pasar aset digital untuk memperbesar bisnisnya.
Belum lama ini, Robinhood juga telah meluncurkan layanan crypto wallet-nya di Google Play Store. Langkah itu bertujuan untuk memperluas basis penggunanya, khususnya bagi mereka yang belum mengenal aset kripto.
Mundur lagi ke belakang, tepatnya bulan Februari, Robinhood juga menggandeng MetaMask untuk menggenjot adopsi Web3 yang lebih luas.
Harga Token Uniswap Ambruk
Merespons kabar tersebut, harga native token Uniswap (UNI) malah tertekan. Data CoinGecko memperlihatkan, dalam 24 jam terakhir, harga token UNI sudah terkoreksi 8,2% ke level US$7,07. Sementara dalam 7 hari terakhir, penurunannya jauh lebih curam, yakni mencapai 11,8%.
Kuat dugaan, sentimen yang muncul dari wells notice yang diterima Uniswap dari SEC membuat pergerakan harga token UNI tidak leluasa. Maklum, surat tersebut mengindikasikan bahwa entitas yang dimaksud sedang berada di bawah pengawasan yang lebih ketat dan sekaligus menjadi pertanda terhadap potensi hukum yang akan dihadapi.
Kendati demikian, belum bisa dipastikan tuntutan spesifik yang dilayangkan oleh SEC. Namun, ada kemungkinan bahwa isu tersebut berkaitan dengan penawaran sekuritas yang tidak terdaftar.
Pendiri Uniswap, Hayden Adams, dalam sebuah utas X (sebelumnya Twitter) mengaku siap untuk berjuang dan berkeyakinan bahwa produk yang ditawarkan perusahaan adalah legal.
Adams mengkritik SEC, mengatakan, “SEC nampaknya lebih mementingkan melindungi sistem yang tidak jelas ketimbang melindungi konsumen.”
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.