Gary Shilling, seorang analis pasar yang dihormati, baru-baru ini membuat publik terheran-heran dengan klaim beraninya tentang Bitcoin dan artificial intelligence (AI).
Berbekal pengalaman analisis keuangan selama puluhan tahun, Shilling menyimpulkan bahwa antusiasme saat ini seputar Bitcoin dan AI mungkin tidak wajar. Ia menggambarkan keduanya sebagai “overhyped“.
Alasan Gary Shilling Tetap Skeptis pada Bitcoin
Kritik Gary Shilling ini sendiri mencuat di saat Bitcoin terus memikat perhatian investor dari berbagai belahan dunia. Meskipun aset kripto ini telah menunjukkan kinerja yang mengesankan, sang analis pasar ternama ini tetap skeptis. Hal ini terjadi bahkan setelah peluncuran exchange-traded fund (ETF) Bitcoin spot terbaru, yang kini menampung kepemilikan lebih dari 656.000 BTC senilai lebih dari US$28,8 miliar.
Dia mengaitkan antusiasme seputar Bitcoin dengan “spekulasi yang berlebihan” dan mengkritik aset kripto ini karena “nihilnya substansi” serta penggunaannya dalam transaksi ilegal atau melanggar hukum.
Uniknya, pandangan skeptis ini bertolak belakang dengan meningkatnya minat institusional pada Bitcoin dan juga adopsinya sebagai aset keuangan yang sah. Aset digital ini mampu menantang sistem keuangan tradisional berkat sifatnya yang terdesentralisasi. Bitcoin telah menjadi aset pilihan di tengah ketidakpastian global. Terbukti, aset digital ini berhasil mendominasi pangsa pasar yang signifikan mencapai 40% atas aset-aset “safe haven“ tradisional, seperti emas.
Terlebih, kinerja luar biasa Bitcoin dengan rata-rata imbal hasil tahunan sebesar 44% dalam tujuh tahun terakhir telah sukses melampaui imbal hasil aset-aset utama lainnya. Walaupun terkenal dengan volatilitasnya yang tinggi, data historis berikut menunjukkan bahwa investasi Bitcoin dengan jangka waktu minimal lima tahun secara konsisten selalu menghasilkan profit.
AI Tak Luput dari Skeptisisme Shilling
Di lini depan AI, Shilling meragukan potensi transformatif dari teknologi ini. Dia mempertanyakan nilai dari pengerahan kekuatan komputasi yang masif untuk menyaring data set yang luas untuk mencari pola. Skeptisismenya ini muncul di tengah lonjakan harga sejumlah saham raksasa teknologi seperti Nvidia dan Microsoft. Adapun lonjakan harga ini terpacu oleh semakin tingginya optimisme seputar kapabilitas AI dalam rangka meningkatkan produktivitas dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Parahnya lagi, Shilling memprediksi peluang terjunnya S&P 500 sebesar 30% ke level yang belum pernah terlihat dalam tiga tahun terakhir. Kemudian, sikap kehati-hatiannya terhadap ekonomi AS, yang menurutnya akan bertabrakan dengan resesi tahun ini, semakin mempertebal kesan suram untuk proyeksi tersebut.
“Ketika orang-orang [hanya] berfokus pada segmen pasar saham yang sangat sempit, mereka sebenarnya mengatakan bahwa pasar saham lainnya tak lagi menarik dan mungkin sedang bermasalah,” ujar Shilling.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa pandangan skeptis Shilling terhadap pasar kerap meleset. Faktanya, pasar keuangan dan ekonomi secara umum telah menunjukkan ketangguhannya, dan seringkali berkinerja lebih baik meskipun sebelumnya sang analis telah memberikan peringatan-peringatan tentang badai penurunan.
Bagaimana pendapat Anda tentang sikap skeptis Gary Shilling soal Bitcoin dan AI ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.