Generasi muda, khususnya mereka yang masuk dalam kategori Generasi Z (Gen Z) dan milenial berhasil menjadi motor utama dalam lanskap kripto Indonesia. Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan platform kripto lokal menyebutkan, lebih dari 60% investor kripto tanah air berada di rentang usia 18 – 30 tahun.
Sebagai catatan, Generasi Z sendiri merupakan kelompok masyarakat yang lahir pada rentang tahun 1997 – 2012. Mereka merupakan generasi pertama yang tumbuh dengan internet. Sehingga pada tahun ini, kelompok usia tersebut berusia mulai dari 12 tahun hingga 27 tahun.
Kepala Bappebti, Kasan menjelaskan, tingginya partisipasi dari kelompok muda, menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap aset digital sebagai alternatif pengelolaan keuangan.
“Kemajuan teknologi, termasuk blockchain telah menarik minat generasi muda terhadap investasi kripto, yang kini dianggap sebagai instrumen investasi potensial,” jelasnya
Jika melihat lebih detail, hingga September 2024 kemarin, sebanyak 26,9% investor kripto Indonesia berada di usia 18 hingga 24 tahun. Kemudian sekitar 35,1% merupakan mereka yang berada di rentang usia 25 – 30 tahun.
Proporsi ini lebih tinggi ketimbang investor dengan rentang usia lainnya. Sehingga semakin menegaskan besarnya peran generasi muda dalam ekosistem kripto tanah air.
Selain itu, hasil survei Indonesia Milennial and Gen Z Report (IMGR) 2024 menunjukkan bahwa sebanyak 38% Milenial dan 41% Gen Z di Indonesia sudah secara teratur menyusun anggaran keuangan bulanannya. Sementara 32% Milenial dan 26% Gen Z menyisihkan sebagian pendapatannya untuk tabungan dan investasi.
Literasi Keuangan Generasi Z Masih Rendah
Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap, mereka yang masuk dalam rentang usia 15 – 17 tahun, memiliki tingkat literasi keuangan terendah yakni sebesar 51,70%, berbarengan dengan kelompok usia 51 – 79 tahun.
Sedangkan, mereka yang ada di kelompok usia dewasa, yakni 26 – 35 tahun, 36-50 tahun dan 18 – 25 tahun, memiliki indeks literasi keuangan tertinggi, masing-masing berada di atas 70%.
Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto Wan Iqbal menjelaskan, pilihan investasi kripto oleh generasi muda diperkuat oleh rasa nyaman terhadap teknologi, internet dan juga media sosial. Dalam pandangannya pengaruh media sosial dan komunitas online menjadi alat penting untuk memprediksi tren dan juga pergerakan kripto.
“Mereka menggunakan komunitas online untuk berdiskusi dan berbagi informasi sehingga bisa membuat keputusan investas dengan percaya diri,” jelas Iqbal.
Selain itu, faktor ekonomi juga memainkan peran penting dalam keputusan investasi mereka. Ketidakpastian pasar kerja dan tingginya biaya hidup membuat generasi muda mencari peluang baru untuk membangun kekayaan, guna hidup lebih sejahtera.
Iqbal mengakui, di Tokocrypto, lebih dari 60% investor kripto merupakan kalangan muda. Perusahaan juga menyadari pentingnya edukasi untuk bisa memberikan pemahaman yang mumpuni, terkait pengelolaan dana juga soal risiko yang membayanginya.
Bagaimana pendapat Anda tentang dominasi generasi muda, khususnya Gen Z dan Milenial dalam lanskap kripto Indonesia ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.