Perusahaan manajemen investasi Grayscale Investment memulai debut penjualan produk exchange-traded fund (ETF) berbasis kripto pada hari ini (17/5). Produk yang dinamakan Grayscale Future of Finance UCITS ETF (GFOF) itu bakal diperdagangkan dan tercatat di beberapa bursa Eropa, mulai dari London Stock Exchange (LSE), Dutsche Borse, Jerman; dan Borsa Italiana, Italia.
Dimulainya penjualan produk perusahaan menandakan ekspansi Grayscale Investment di wilayah Eropa sudah berjalan. Maklum, dengan begitu artinya produk anyar tersebut bakal tersedia bagi seluruh investor yang ada di Eropa.
GFOF akan menjadi tolok ukur bagi Bloomberg Grayscale Future of Finance Index yang sudah lebih dulu diluncurkan, tepatnya di Januari silam. Indeks tersebut sengaja diluncurkan untuk melacak kinerja keuangan perusahaan jasa keuangan dan ekonomi digital. Termasuk di dalamnya PayPal (PYPL), Coinbase Global (COIN), Block (SQ), Robinhood Markets (HOOD) dan juga Argo Blockchain (ARB).
Michael Sonnenshein, CEO Grayscale Investment, mengatakan ekonomi digital selalu didorong lewat proliferasi aset digital.
“Kami akan emamsuki pasar Eropa, di mana sudah ada lebih dari 7 produk yang diperdagangkan di bursa dengan total nilai sebesar US$7 miliar,” katanya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan pada Februari lalu perusahaan sudah meluncurkan ETF di New York untuk melacak indeks yang sama. Saat awal perdagangan, indeks tersebut berada di level US$26, namun turun menjadi US$14,69 pada 13 Maret lalu.
Grayscale Masih Terus Mengajukan GBTC Menjadi ETF Bitcoin Spot
Di tengah melandainya pasar kripto, Grayscale tetap unjuk gigi dengan menempuh langkah agresif. Perusahaan masih berupaya mendapatkan persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat untuk mengonversi Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) menjadi ETF Bitcoin spot.
Berdasarkan laporan perusahaan, terdapat periode peninjauan terbuka selama 240 hari untuk menjadi bahan pertimbangan SEC dalam mengambil keputusan di 6 Juli.
Kerasnya upaya Grayscale untuk mendorong GBTC menjadi ETF Bitcoin spot bukanlah tanpa alasan, pasalnya berdasarkan data Gedung Putih, sekitar 16% orang dewasa atau lebih dari 40 juta orang di Amerika memiliki investasi di aset kripto.
Termasuk di dalamnya, memperdagangkan aset kripto atau menggunakan set kripto dalam kehidupan. Selain itu, GBTC juga telah berkembang begitu cepat dan sukses menjelma menjadi aset digital publik terbesar dengan jumlah investor yang mencapai 865 ribu investor.
Iktikad baik perusahaan dalam membangun ekosistem kripto dengan menjadi lebih baik juga sudah dilakukan oleh Grayscale. Masih dalam laporan yang sama perusahaan mengklaim telah bekerjasama dengan SEC secara sukarela untuk meningkatkan keterbukaan guna kepentingan investor.
- Baca juga: Grayscale Pertimbangkan Seret SEC ke Meja Hijau bila Pengajuan ETF Bitcoin Spot Mereka Ditolak
Terdapat Perlakuan Diskriminasi dengan Disetujuinya ETF Bitcoin Futures
Grayscale juga menuding, terdapat diskriminasi dalam proses konversi GBTC menjadi ETF Bitcoin spot. Pasalnya, sebelum 6 April lalu, SEC hanya menyetujui ETF Bitcoin futures yang terdaftar di bawah Undang-Undang Perusahaan Investasi Tahun 1940.
Sementara, di saat yang saat yang sama, SEC menolak semua ETF dan menolak semua ETF Bitcoin spot yang terdaftar di bawah Undang-Undang Sekuritas Bursa Tahun 1934. Produk ETF yang ditolak termasuk ETF yang ditawarkan oleh Fidelity, WisdomTree, Ark/Coinshares, NYDIG dan GlobalX.
Kala itu, SEC beralasan terdapat perbedaan antara UU Tahun 1940 dengan UU Tahun 1934. Khususnya yang mencakup perlindungan investor terhadap tindakan dan praktik penipuan manipulatif.
“Kami percaya ini adalah bahwa tidak ada perbedaan. Dengan disetujui ETF Bitcoin Futures, SEC telah mengakui bahwa mereka tidak peduli dengan penipuan atau manipulasi di pasar Bitcoin,” tulis laporan dari Grayscale tersebut.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.