Lihat lebih banyak

Hakim Ungkap 2 Nama Penjamin selain Orang Tua SBF, Siapakah Mereka?

3 mins
Oleh David Thomas
Diterjemahkan Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Hakim Lewis Kaplan akhirnya mengungkapkan nama-nama penjamin Sam Bankman-Fried (SBF) yang sebelumnya dirahasiakan.
  • SBF sempat meminta agar hakim merahasiakan nama para penjaminnya, karena ia khawatir para penjamin tersebut akan mendapatkan cercaan publik seperti yang dialami oleh kedua orang tuanya.
  • Hingga saat ini, pengacara dan tim restrukturisasi FTX masih terus berupaya meminta kembali dana-dana yang sudah diinvestasikan oleh SBF ke sejumlah perusahaan.
  • promo

Menanggapi permintaan dari sejumlah media, Hakim Lewis A. Kaplan telah memutuskan untuk mengungkap nama-nama dari penjamin selain orang tua yang ikut menandatangani jaminan sebesar US$250 juta untuk Sam Bankman-Fried (SBF), pendiri sekaligus mantan CEO crypto exchange FTX.

Penjamin tersebut ialah Andreas Paepcke, seorang ilmuwan peneliti di Stanford University, dan Larry Kramer, mantan dekan di Fakultas Hukum Stanford—tempat di mana orang tua SBF bekerja. Paepcke menggelontorkan jaminan sebesar US$500.000, sementara jaminan dari Kramer berjumlah US$200.000.

Andreas Paepcke sempat menuntut ilmu di Harvard University dari tahun 1974 hingga 1978 silam. Sedangkan, Larry Kramer sempat menjabat sebagai Profesor Hukum Richard E. Land dan Dekan Fakultas Hukum Stanford antara tahun 2004 dan 2012.

Menurut dokumen pengadilan, “seluruh pemilik properti tersebut menjamin appearance bond ini” tunduk terhadap klaim yang melarang pengecualian tertentu. Hakim sendiri sudah menunggu SBF untuk mengajukan banding atas putusan, sebelum ia merilis nama-nama tersebut.

SBF Sempat Ajukan Permohonan agar Hakim Rahasiakan Nama Penjamin

Pada bulan Desember lalu, BeInCrypto melaporkan bahwa SBF dibebaskan dengan jaminan sebesar US$250 juta, setelah dituduh atas tindakan wire fraud, pencucian uang, dan pelanggaran undang-undang keuangan kampanye di Amerika Serikat. Seluruh tuduhan tersebut berkaitan dengan crypto exchange yang ia dirikan, yaitu FTX.

Berkenaan dengan jaminan atas dirinya, SBF meminta hakim untuk merahasiakan nama dua orang penjamin selain orang tuanya. SBF khawatir kedua orang penjamin tersebut akan menerima cercaan publik, setelah apa yang orang tuanya alami karena menggunakan rumah mereka di Palo Alto sebagai recognizance bond.

Dalam hukum AS, recognizance bond tidak memerlukan pembayaran di muka. Namun, aset yang menjadi komitmen jaminan dapat pengadilan sita, jika terdakwa melanggar ketentuan jaminan. Pada kasus SBF, jaminan tersebut mengatur beberapa hal; di antaranya pembatasan perjalanan, pemantauan lokasi, serta perawatan kesehatan mental.

Belum lama ini, Hakim Kaplan memerintahkan mantan CEO FTX itu agar kembali ke Kota New York untuk sidang. Ada dugaan bahwa SBF menggunakan teknologi virtual private network (VPN) untuk menyembunyikan aktivitas daringnya dari jaksa AS. Namun, pengacara SBF mengatakan bahwa kliennya menggunakan VPN untuk menonton perhelatan NFL Super Bowl LVIII melalui langganan Game Pass internasionalnya pada tanggal 12 Februari 2023 kemarin.

Pengacara FTX Terus Upayakan Pengembalian Dana

Ilustrasi FTX | BeInCrypto

Hingga saat ini, proses kebangkrutan FTX masih terus bergulir di Delaware. Pada bulan November 2022 lalu, BeInCrypto melaporkan bahwa krisis FTX berawal dari cuitan Changpeng Zhao, CEO Binance, yang mengakibatkan para penggunanya berbondong-bondong melakukan penarikan, dan pada akhirnya mengungkap bahwa perusahaan tersebut kekurangan likuiditas.

Tak lama setelahnya, FTX pun mengajukan kebangkrutan. Sejak saat itulah, tim restrukturisasi dan manajemen FTX yang baru terus berupaya mengumpulkan kembali dana dari berbagai investasi yang SBF lakukan, sehingga mereka dapat mengembalikan dana kepada para kreditur.

Dalam perkembangan terbaru, pengacara FTX dilaporkan sedang mengupayakan pengembalian dana sebesar US$400 juta dari sebuah hedge fund bernama Modulo Capital. Para pendiri perusahaan hedge fund tersebut konon ingin mengembalikan dana US$400 juta kepada FTX agar menjauhkan mereka dari kewajiban hukum yang mungkin muncul.

Pihak Modulo menyimpan dana tersebut dalam rekening berbunga di JPMorgan. Mereka mengonversi dana itu menjadi uang tunai tak lama sebelum kebangkrutan FTX. JPMorgan sendiri berperan sebagai pialang (broker) utama bagi perusahaan hedge fund ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Lynn-Wang.png
Lynn Wang
Lynn Wang adalah seorang penulis, penerjemah, dan editor profesional dengan pengalaman luas selama lebih dari 8 tahun di industri pemasaran digital. Lynn juga memiliki rangkaian pengalaman bekerja bersama sejumlah perusahaan multinasional, macro & micro influencer, dan komunitas kripto lokal maupun global. Topik yang menjadi fokus utamanya adalah seputar keuangan, investasi, blockchain, cryptocurrency, NFT, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori