Harga Bitcoin terpantau naik 19% dalam beberapa hari terakhir, hingga menyentuh US$64.342. Meski naik signifikan, aset kripto ini menemui resistance di level US$65.000.
Sebagian investor yang dikenal kerap melakukan aksi profit-taking alias ambil untung di titik ini berpotensi menghambat momentum bullish. Jika tekanan jual meningkat, maka reli harga Bitcoin bisa malah berbalik arah dan bermuara pada koreksi harga.
Investor Bitcoin Ancang-ancang Ambil Untung?
Harga Bitcoin menghadapi risiko koreksi, terutama karena potensi aksi jual. Tanda-tanda hal ini dapat terlihat dari Rasio Market Value to Realized Value (MVRV).
Sebagai indikator kunci profitabilitas, rasio ini telah kembali memasuki zona bahaya setelah hampir sebulan. MVRV Bitcoin 30 hari saat ini berada di 6,3%, menunjukkan bahwa banyak investor sedang berada di zona profit.
Secara historis, ketika Rasio MVRV berada di antara 2% hingga 12%, biasanya memicu tekanan jual yang dapat menyebabkan koreksi harga. Investor cenderung mengambil keuntungan saat rasio ini mencapai ambang tersebut, yang bisa memicu penurunan harga Bitcoin.
Adapun indikator penting lainnya yakni Net Unrealized Profit/Loss (NUPL) jangka pendek. NUPL menunjukkan bahwa holder jangka pendek memiliki keuntungan belum terealisasi yang besar. Kelompok yang biasanya memegang aset kurang dari satu bulan ini cenderung lekas menjual begitu target profit tercapai. Di samping itu, NUPL juga menunjukkan bahwa momentum bullish telah mencapai level di mana holder jangka pendek kemungkinan akan mulai melancarkan aksi jual. Walhasil, kondisi ini meningkatkan risiko koreksi harga.
Holder jangka pendek (STH) diperkirakan akan mulai menjual aset mereka seiring dengan memudarnya sentimen bullish di atas ambang batas terkini. Secara historis, ketika holder jangka pendek berada dalam posisi untung dan di atas ambang batas, mereka cenderung akan menjual aset mereka. Ini pada gilirannya akan memberikan tekanan turun pada harga Bitcoin. Akibatnya, fenomena ini membuat drop harga menjadi sangat mungkin apabila tren ini berlanjut.
Benarkah Drop Harga BTC Sudah di Pelupuk Mata?
Kenaikan Bitcoin sebesar 19% belakangan ini telah membawa harganya ke US$64.342, dan US$63.068 kini berperan sebagai support krusial. Level ini telah menjadi area kunci di mana Bitcoin bisa menemukan stabilitas jika tekanan jual meningkat. Namun, meskipun terjadi reli baru-baru ini, upaya menembus resistance US$65.000 sepertinya cukup mustahil dalam waktu dekat.
Jika aksi ambil untung semakin intens, Bitcoin bisa drop ke bawah support US$63.068, berpotensi terjatuh ke US$59.666, yakni level support penting berikutnya. Perlu dicatat, level ini bisa menjadi titik di mana Bitcoin memantul kembali jika tekanan jual mereda. Akan tetapi, jika support ini justru runtuh, maka koreksi lebih lanjut berisiko terjadi.
Sebaliknya, jika optimisme pasar seputar bulan Oktober berlanjut, Bitcoin mungkin punya peluang untuk menembus resistance US$65.000. Kenaikan berkelanjutan di atas level ini akan membatalkan prospek bearish saat ini dan berpotensi mengantarkan BTC pada reli harga serta melanjutkan tren bullish-nya.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi anjloknya harga Bitcoin (BTC) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.