Harga Bitcoin (BTC) belum lama ini berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high / ATH). Sejak saat itu, Bitcoin terus berusaha untuk mencapainya lagi.
Dari grafiknya, terlihat bahwa prospek bullish jangka panjang adalah skenario yang mungkin terjadi. Namun, perilaku investor menunjukkan hal yang berbeda.
Bitcoin Breakout
Harga Bitcoin telah menikmati kenaikan yang berasal dari akumulasi konsisten yang dilancarkan oleh para investor. Dalam seminggu terakhir saja, total pasokan di seluruh crypto exchange telah turun dari 812.000 BTC menjadi 799.000 BTC. Hal ini menunjukkan bahwa nyaris 13.000 BTC senilai lebih dari US$926 juta telah berpindah dari crypto exchange ke wallet investor.
Hal ini mengindikasikan, holder BTC kini tengah mengantisipasi kenaikan harga lebih lanjut. Dan berdasarkan pola yang terbentuk, skenario ini berpotensi terwujud.
Pada grafik 3 hari, Bitcoin sedang memvalidasi pola Wyckoff, sebuah konsep analisis teknikal yang mengidentifikasi tren serta peluang reversal arah tren di pasar keuangan. Selain itu, pola ini menganalisis pergerakan harga dan volume untuk mengenali fase akumulasi, distribusi, atau markup.
- Baca Juga: Pakar Trading Sajikan Prediksi Harga Bitcoin Menuju Target US$150.000, US$275.000, dan US$400.000
Untuk saat ini, harga Bitcoin berada dalam proses breakout dari pola resistance, yang mengindikasikan bahwa BTC akan terus menguat dalam beberapa sesi perdagangan mendatang.
Reli Harga BTC Berikutnya di Pelupuk Mata
Sulitnya menentukan target jangka panjang disebabkan oleh faktor-faktor yang belum pernah terlihat sebelumnya dan tak terduga. Kendati demikian, nampaknya target jangka pendek untuk harga Bitcoin akan berada di US$85.000. Prediksi ini bertumpu pada pola perdagangan segitiga simetris yang sedang dibentuk oleh BTC saat ini.
Pola ini dicirikan oleh garis tren yang saling mendekat hingga membentuk formasi segitiga. Pola ini menunjukkan periode keraguan di pasar, dengan harga yang berkonsolidasi di antara higher low dan lower high. Adapun sebuah aksi breakout dari pola ini bakal memicu pergerakan harga yang substansial.
Berdasarkan pola ini, target harga ditetapkan 21% di atas titik breakout. Ini berarti, lokasinya tipis di atas US$85.000. Dengan demikian, investor dapat mengantisipasi potensi reli ke depannya.
Di samping itu, faktor signifikan lain yang dapat membatalkan proyeksi bullish ini yaitu realisasi profit oleh kalangan holder jangka panjang (long-term holder / LTH). Secara historis, usai mencetak rekor tertinggi sepanjang masa baru, para holder ini cenderung merealisasikan profit mereka. Sehingga, ini berujung pada terjadinya koreksi harga Bitcoin dalam beberapa minggu berikutnya.
Jika skenario ini juga terjadi pada BTC pasca gelaran halving, maka harga Bitcoin bisa terkoreksi dan berpotensi ambruk ke angka US$60.000.
Bagaimana pendapat Anda tentang target harga Bitcoin (BTC) selanjutnya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.