Melandainya harga aset kripto di awal tahun ini berdampak besar terhadap kinerja perusahaan berbasis kripto. Galaxy Digital Holdings Ltd (GLXY) yang merupakan perusahaan manajemen investasi yang memiliki fokus di aset kripto terpaksa harus menerima pil pahit di kuartal pertama tahun ini.
Perusahaan menderita rugi komprehensif sebesar US$111,7 juta. Padahal, di tiga bulan pertama tahun lalu, Galaxy Digital masih sanggup membukukan laba US$858,2 juta.
Menurut data dari Coinmarketcap, sampai dengan hari ini saja per 10 Mei 2022, total kapitalisasi pasar aset kripto berada di level US$1.430.922.884.200. Bandingkan dengan posisi kapitalisasi pasar aset kripto di 10 Mei 2021 lalu yang masih bertahan di level US$2.506.632.546.079. Artinya kapitalisasi pasar aset kripto sudah turun sekitar 42,91% selama satu tahun ini.
CEO Galaxy Digital, Michael Novogratz mengatakan melemahnya pasar kripto dan ekuitas memengaruhi pendapatan perusahaan. Meskipun begitu, ia mengaku tetap optimistis lantaran adopsi kripto menunjukkan perkembangan.
“Aset kripto sebagai teknologi sudah mendapatkan momentumnya,” katanya.
Hal itu terlihat dengan bermunculannya investor institusi yang mulai mengadopsi kripto. Seperti Blackrock Inc, Citadel dan juga Apollo Global Management Inc.
Ia juga percaya diri bahwa harga Bitcoin (BTC) akan bertahan di kisaran US$30.000, diikuti oleh Ethereum (ETH) yang kemungkinan mencapai US$2.000. Namun hal tersebut bisa dicapai jika Nasdaq Composite turun ke level 11.000.
Selama 5 hari kebelakang, Indeks saham yang berisi saham-saham teknologi di Wall Street itu sudah terkoreksi sebanyak 7,10%. Sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) yang mulai melakukan perlawanan untuk bisa menahan laju inflasi membuat pasar keuangan, termasuk kripto bergerak liat.
Beberapa waktu lalu, The Fed sudah mengerek suku bunga acuannya sebanyak 0,50% atau 50 basis poin.
“Pasar aset digital dalam beberapa kuartal ke depan akan bergejolak dan sulit, karena masih terikat dengan pergerakan ekuitas di AS,” tambahnya.
AUM Galaxy Digital Turun 5%
Secara kuartalan, total asset under management (AUM) Galaxy Digital juga mengalami tekanan. Sampai dengan Maret tahun ini, nilai AUM perusahaan mencapai US$2,7 miliar, turun 5% dari akhir kuartal 4 tahun lalu.
Sementara, untuk segmen bisnis lainnya, seperti investment banking dan mining, malah mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Sepanjang kuartal pertama tahun ini, laba komprehensif masing-masing sektor berhasil melesat 775% dan 443% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ambruknya harga kripto tidak hanya menyeret Galaxy Digital, sebelumnya perusahaan layanan keuangan yang dinakhodai oleh Jack Dorsey, Block, juga mengalami hal serupa.
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini pendapatan Block yang berasal dari BTC ambruk 50,70% menjadi US$1,73 miliar. Padahal di kuartal pertama tahun lalu Block masih sanggup membukukan pendapatan dari Bitcoin sebesar US$3,51 miliar.
Sumbangan pendapatan yang dihasilkan dari aset kripto sudah mulai mengalami penyusutan sejak tengah tahun lalu, yang mana pendapatan yang dihasilkan dari Bitcoin milik Block mulai bergeser ke level US$2,72 miliar.
Penurunan pendapatan dari BTC perusahaan terus berlanjut hingga kuartal 3 tahun lalu menyentuh level US$1,81 miliar. Lalu kemudian naik tipis di akhir tahun lalu ke level US$1,96 miliar sebelum akhirnya kembali turun.
Hal tersebut ikut menarik turun total pendapatan Block di kuartal pertama tahun ini. Maklum, kontribusi yang dihasilkan dari Bitcoin mencapai 43,69% dari total pendapatan. Alhasil, total pendapatan Block yang di kuartal I 2021 sebesar US$5,05 miliar luntur ke level US$3,96 miliar.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.