Setelah mengalami pembobolan aset kripto senilai lebih dari Rp1 triliun atau sekitar US$100 juta, Harmony Protocol menjanjikan uang senilai US$1 juta atau sekitar Rp14 miliar bagi siapa saja yang mengembalikan dana curian tersebut.
Tidak hanya itu, jika si pencuri mengembalikan keseluruhan dananya, pihak Harmony Protocol juga berjanji untuk tidak memprosesnya secara pidana. Hal itu diungkapkan oleh tim Harmony Protocol lewat utas Twitter-nya.
Harmony Akan Perkuat Sistem Keamanannya
Secara terpisah, founder Harmony Protocol, Stephen Tse, menjelaskan bahwa tim respon yang menangani insiden peretasan tidak menemukan adanya bukti pelanggaran kode dalam smart contract. Hal itu menunjukkan bahwa lapisan konsensus dari blockchain Harmony tetap aman.
Namun, dalam penyelidikan ditemui adanya bukti bahwa private keys telah disusupi yang pada akhirnya mendobrak protokol yang ada di Horizon Bridge.
“Pencurian dana terjadi di sisi Jembatan yang menghubungkan Ethereum, dimana private key dienkripsi secara ganda melalui passphrase dan key management services,” katanya.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan tidak ada mesin yang memiliki akses ke multiple dan juga plaintext keys. Akan tetapi, oknum nakal tersebut bisa mengakses dan melakukan dekripsi atas kunci-kunci tersebut dan menggunakannya untuk menandatangani transaksi secara tidak sah.
Dengan begitu, aset dalam bentuk Binance USD (BUSD), USD Coin (USDC), Ether (ETH) dan Wrapped Bitcoin (WBTC). Stephen menuturkan, keseluruhan aset ditukar ke dalam ETH dan sampai saat ini masih erada di akun peretas yang ada di jaringan Ethereum.
Peretas juga diklaim Stephen tidak mengambil langkah untuk membuat aset yang dimilikinya menjadi anonim. Baik itu melalui Tornado Cash atau platform mixer lain.
Demi mencegah terjadinya hal yang sama, Harmony Protocol memperkuat sistem keamanannya. Mereka menambah jumlah multisig, dari multisig 2 menjadi multisig 4 dari 5. Selain itu, mereka juga melakukan peningkatan keamanan baik di sisi infrastruktur maupun operasional.
Tawaran yang Dianggap Terlalu Rendah
Beberapa pihak mengatakan bahwa tawaran yang diberikan oleh Harmony terlampau rendah. Pasalnya, jumlah hadiah yang ditawarkan hanya mencapai 1% dari total uang yang berhasil digondol.
Sebelumnya, kejadian yang sama juga pernah dialami oleh Poly Network (POLY). Protokol keuangan terdesentralisasi itu kehilangan dana sekitar US$610 juta di tahun lalu. Kala itu, Poly Network juga menawarkan hadiah senilai US$500 ribu bagi peretas jika mengembalikan dana tersebut.
Pelaku, yang disebut oleh perusahaan sebagai Mr. White Hat, akhirnya mengembalikan dana sekitar US$340 juta aset kripto pengguna dan mentransfer sekitar US$238 juta ke dompet multisig.
Proses recovery asset terjadi dalam kurun waktu 15 hari. Tidak hanya memberikan dana, Poly Network juga menawarkan Mr. White Hat untuk menjadi kepala konsultan keamanan perusahaan, sekaligus memberikan 160 ETH sebagai imbalan.
Kejahatan Berbasis Kripto Meningkat Pesat di 2021
Popularitas aset kripto memiliki dua sisi yang harus diawasi. Pertama adalah tentang potensi pergerakan harga. Lalu, berikutnya adalah potensi kejahatan yang ada di dalamnya.
Data dari Chainalysis menyebutkan, sepanjang tahun 2021 lalu, kejahatan berbasis kripto mencapai level all time high (ATH). Nilainya menjadi US$14 miliar, naik dari posisi sebelumnya di tahun 2020, yakni sebesar US$7,8 miliar.
Hal itu sejalan dengan meningkatnya penggunaan aset kripto, yang mana volume transaksi berhasil tumbuh 567% menjadi US$15,8 triliun di 2021.
Khusus untuk pencurian kripto, pada tahun 2021 jumlahnya mencapai US$3,2 miliar atau meningkat 516% dibanding 2020. Sekitar US$2,3 miliar dana curian atau 72% di antaranya berasal dari protokol DeFi.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.