Lihat lebih banyak

IMF: Mining Kripto Dapat Dimanfaatkan oleh Negara-Negara yang Terkena Sanksi

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Melalui sebuah laporan, IMF memperingatkan bahwa negara-negara yang terkena sanksi ekonomi bisa memanfaatkan kelebihan energi di negaranya untuk mining kripto.
  • Laporan tersebut juga menunjukkan jika kegiatan mining kripto dapat memberikan pemasukkan dari biaya transaksi.
  • Namun, banyak pakar yang meragukan pendapat ini.
  • promo

Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan bahwa negara-negara yang terkena sanksi, seperti Rusia dan Iran, dapat memanfaatkan aset kripto sebagai upaya untuk menghindari sanksi.

Dalam sebuah laporan, IMF mengatakan negara-negara itu dapat memanfaatkan kelebihan suplai energi miliknya, yang tidak mereka ekspor, untuk menggerakkan mining kripto. Kegiatan mining sendiri memang dikenal sebagai salah satu cara validasi transaksi kripto yang memakan banyak energi.

Setelah Rusia melancarkan invasinya terhadap Ukraina, sekumpulan negara Barat pun menerapkan sanksi berjangkauan luas, yang sengaja mereka lakukan untuk menekan Negeri Beruang Putih mundur dari aksi militernya.

IMF: Negara yang Dikenai Sanksi Bisa Memperluas Operasi Mining Kriptonya

Laporan IMF menyatakan bahwa meski penghindaran sanksi melalui mining kripto tak terelakkan sekarang ini, pemerintah bisa saja memperluas operasi mining kriptonya kelak, sehingga dapat mendapat pemasukan dari biaya transaksi.

Tak lama setelah sanksi berlaku efektif, para anggota dewan mengidentifikasi aset kripto sebagai sebuah cara yang mungkin dimanfaatkan oleh Rusia untuk melewati sanksi internasional. Senator Amerika Serikat, Elizabeth Warren, memperkenalkan sebuah RUU guna mendesak sanksi dari AS ke seluruh industri kripto global.

Bulan lalu, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, mengatakan bukti-bukti yang ada menunjukkan bahwa warga Rusia menukarkan rubel dengan uang kripto atau stablecoin.

“Ketika Anda melihat volume ruble ke stable[coin], ke kripto, pada saat ini, adalah level tertinggi yang kami pernah lihat, mungkin sejak 2021,” tutur Lagarde dalam sebuah konferensi virtual.

Pada saat itu, banyak pemain industri kripto mempertanyakan klaim yang dilontarkan oleh Lagarde dan pejabat pemerintahan seperti Warren. Di antaranya adalah Michael Chobanian, Presiden Asosiasi Blockchain Ukraina.

“Saya adalah orang di balik seluruh angka tersebut. Saya tahu bagaimana ini terjadi, dan itu tidak mungkin, secara fisik mustahil, untuk mentransfer sejumlah besar uang dari fiat ke kripto,” tegasnya.

Jonathan Levein, co-founder Chainalysis, menambahkan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan jika Rusia ataupun Presiden Vladimir Putin menggunakan kripto untuk menghindari sanksi.

Orang-Orang yang Terkena Sanksi Akan Kesulitan Menyembunyikan Kekayaannya

Kementerian Keuangan AS mengatakan, orang-orang atau perusahaan yang terkena sanksi akan kesulitan untuk menyembunyikan kekayaan mereka melalui aset kripto.

“Bahkan di level orang-orang elite, mencuci miliaran dolar melalui dompet digital akan mengekspos diri mereka sendiri kepada alur pelacakan di dalam pasar mata uang virtual,” kata seorang juru bicara kepada DW.

Selain itu, Direktur Keamanan Siber di Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Carole House, juga menyatakan, “Skala yang dibutuhkan Rusia agar berhasil menghindari seluruh sanksi keuangan dari AS dan sekutunya hampir pasti akan menjadikan aset kripto sebagai alat utama yang tidak efektif bagi negaranya.”

Chainalysis juga mendebat kekhawatiran tersebut dengan menggunakan hampir semua metrik. Menurut mereka, pasar kripto tidak memiliki cukup likuiditas untuk mendukung upaya penghindaran sanksi Rusia.

“Penemuan kami menunjukkan bahwa pasar [kripto] tidak cukup likuid untuk mendukung pergerakan dari ratusan miliar [dolar] yang dikendalikan oleh oligarki Rusia yang terkena sanksi,” tulis perusahaan itu dalam sebuah kiriman blog.

Lalu, CEO Binance, Changpeng ‘CZ’ Zhao merangkum situasi ini secara singkat dalam sebuah wawancara bersama The Guardian.

“Kripto terlalu kecil untuk Rusia. Jika kita lihat adopsi kripto dewasa ini, mungkin hanya 3% dari populasi global yang memiliki semacam eksposur terhadap kripto (misalnya memiliki sejumlah aset kripto). Dari jumlah tersebut, sebagian besar hanya memiliki persentase kecil dari kekayaan bersih mereka di kripto. Mungkin hanya kurang dari 0,3% kekayaan bersih global yang ada di kripto sekarang ini. Persentase ini berlaku sama untuk Rusia,” jelas CZ.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

482684f67f7c6a6c68bb22d21073cef7?s=120&d=wp_user_avatar&r=g
David Thomas
David Thomas lulus dari Universitas Kwa-Zulu Natal di Durban, Afrika Selatan, dengan gelar kehormatan di bidang teknik elektronik. Dia bekerja sebagai insinyur selama delapan tahun, mengembangkan perangkat lunak untuk proses industri di perusahaan spesialis otomasi Afrika Selatan, Autotronix (Pty) Ltd, sistem kontrol pertambangan untuk AngloGold Ashanti, dan produk konsumen di Inhep Digital Security, sebuah perusahaan keamanan dalam negeri yang sepenuhnya dimiliki oleh konglomerat Swedia,...
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori