Indodax, crypto exchange asal Indonesia, kembali merilis Proof of Reserves (PoR) ke publik. Dari laporan PoR kali ini terungkap, Indodax memiliki cadangan dana dalam platform sebesar US$153.047.683,28 atau sekitar Rp2,26 triliun. Jumlah tersebut terbagi atas Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Shiba Inu (SHIB), Polygon (MATIC), Tether USD (USDT), dan beberapa jenis kripto lainnya. Khusus untuk Bitcoin, Indodax memiliki lebih dari 2.500 BTC.
Chief Executive Officer (CEO) Indodax, Oscar Darmawan, mengungkapkan bahwa saat market bearish di tahun lalu, banyak crypto exchange global bangkrut dan hal tersebut menimbulkan sentimen negatif yang memengaruhi pergerakan pasar kripto.
“Karena hal itu, Indodax melakukan audit Proof of Reserves (PoR) dan juga Perhitungan Kecukupan Likuiditas Perusahaan. Indodax menggandeng kerja sama dengan perusahaan konsultan publik Kreston Indonesia KAP Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo untuk melakukan audit,” jelasnya dalam keterangan yang dibagikan ke tim BeInCrypto.
Dengan langkah tersebut, diharapkan perusahaan crypto exchange lokal lainnya bisa melakukan hal serupa demi perlindungan dan keamanan aset para investor.
Dalam laporan itu, disebutkan bahwa total cadangan Indodax terbagi atas lebih dari 2.500 BTC, lebih dari 9.999 ETH, lebih dari 1.986.590 USDT, 1.102.715.358.593 SHIB, 998.872 MATIC, dan beberapa jenis kripto lainnya.
CEO Indodax Yakin Audit Bisa Tingkatkan Kepercayaan Investor Kripto
Oscar menambahkan bahwa berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan, perusahaan tidak menemukan pengecualian atau ketidaksesuaian atas aset kripto yang dimiliki. Jumlah aset kripto dan aset lainnya yang diperiksa juga diklaim telah sesuai dan benar.
“Indodax juga memastikan bahwa saldo kas dan piutang payment gateway perusahaan melebihi total saldo kewajiban member pada tanggal yang sama. Selain itu, saldo aset kripto perusahaan juga melebihi total portofolio member pada tanggal yang sama, berdasarkan pernyataan resmi dari Kreston Indonesia KAP Hendrawinata Hanny Erwin & Sumargo,” jelas Indodax dalam unggahan blog mereka.
Lebih lanjut, Oscar menjelaskan saat crypto exchange sudah melakukan audit dan mengumumkan hasilnya, investor kripto dalam negeri akan semakin percaya dan memilih untuk bertransaksi di platform lokal.
Sebelumnyas, Oscar juga menyerukan pada regulator agar menerapkan aturan baru yang mewajibkan para centralized crypto exchange (CEX) menunjukkan hasil audit menyeluruhnya. Termasuk laporan kecocokan inventory kripto dan rupiah yang ada di order book dan juga saldo nasabah.
Harus diakui, pasca kejatuhan FTX, perdagangan kripto di Indonesia ikut melandai. Data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengungkapkan pada Januari tahun ini, transaksi aset kripto di Indonesia hanya mencapai Rp12,1 triliun. Padahal, secara rata-rata, nilai transaksi bulanan di tahun lalu berada di level Rp25,5 triliun.
Halving Bitcoin Akan Dorong Perdagangan Kripto Kembali Naik
Meskipun harga kripto masih belum pulih setelah terseret winter, Oscar percaya diri bahwa harga Bitcoin akan beranjak naik jelang periode halving Bitcoin yang terjadi di kuartal pertama tahun depan.
Saat halving, hadiah bagi para Bitcoin miner akan berkurang menjadi 3.125 BTC. Menurut Oscar, kondisi itu akan memengaruhi harga Bitcoin. Kemudian, seiring dengan terapresiasinya harga jawara kripto itu, maka akan mendongkrak harga altcoin lain, sehingga pada akhirnya memengaruhi kapitalisasi pasar secara keseluruhan.
“Jadi, bagi para trader aset kripto yang hendak mengumpulkan portofolio BTC, mungkin bisa memulai untuk mencicil membeli di harga saat ini ketika pasar sedang bearish,” tambahnya.
Bagaimana pendapat Anda tentang laporan Proof of Reserves (PoR) dari crypto exchange Indodax? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.