Industri telekomunikasi menghadapi beberapa tantangan, termasuk kebutuhan untuk terus melakukan upgrade infrastruktur, meningkatnya biaya layanan, dan cakupan yang terbatas di daerah pedesaan. Akibatnya, banyak pelanggan mencari opsi alternatif yang memastikan konektivitas yang dapat diakses dan andal.
Decentralized Physical Infrastructure Networks (DePINs) muncul untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan telekomunikasi tradisional. BeInCrypto berbicara dengan para ahli industri dari Huddle01, Impossible Cloud Network, dan Aethir untuk memahami bagaimana DePINs menurunkan hambatan akses ke konektivitas dengan memanfaatkan teknologi blockchain.
Kebangkitan Jaringan DePIN
Industri telekomunikasi tradisional mengandalkan infrastruktur besar untuk menyediakan akses internet secara nasional. Karena sifatnya yang berskala besar, proyek-proyek ini memerlukan modal yang signifikan.
Akibatnya, pemerintah dan perusahaan besar secara tradisional bertanggung jawab mengelola sumber daya tersebut.
DePINs dirancang untuk mengubah pendekatan ini dengan memungkinkan desentralisasi jaringan-jaringan ini. Mereka memanfaatkan buku besar terdistribusi dan insentif token untuk membangun dan memelihara infrastruktur yang terdesentralisasi dan luas.
Penyedia menerima token sebagai imbalan untuk terus menyediakan layanan di dunia nyata. Seluruh proses diotomatisasi melalui smart contract, memungkinkan interkonektivitas perangkat keras, mengeksekusi transaksi kompleks, dan mengelola imbalan.
“DePINs secara mendasar memikirkan kembali bagaimana jaringan komunikasi beroperasi dengan memanfaatkan desentralisasi dan partisipasi komunitas. Mereka menggunakan jaringan node terdistribusi yang disumbangkan oleh para peserta sehingga layanan dapat berkembang secara dinamis seiring bertambahnya peserta. DePINs juga sangat ekonomis karena mereka memanfaatkan sumber daya yang kurang dimanfaatkan seperti bandwidth dan penyimpanan dari pengguna sehari-hari,” terang Ayush Ranjan, Co-Founder & CEO di Huddle01.
Sentimen pasar dan adopsi secara keseluruhan nampaknya setuju dengan utilitas DePINs.
Masa Depan Menjanjikan untuk Telekomunikasi Terdesentralisasi
Menurut laporan Messari, pendapatan DePIN mencapai lebih dari US$500 juta pada tahun 2024, meningkat 100 kali lipat dari tahun 2022.

Menurut laporan tersebut, jumlah proyek DePIN aktif hampir dua kali lipat tahun lalu. Token DePIN sekarang mewakili 5% dari total kapitalisasi pasar aset kripto, dan lebih dari 13 juta perangkat di seluruh dunia berkontribusi pada operasi DePIN setiap hari.
Para ahli di seluruh industri mengharapkan pertumbuhan ini terus berlanjut.
“Karena model ini, DePIN memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar dari jaringan terpusat seperti Google, Microsoft, dan Facebook hingga 100 kali, jika tidak 1.000 kali dalam 15 tahun ke depan. Mungkin tidak semenarik dan seasyik perdagangan memecoin, tapi ini benar-benar mengubah permainan,” prediksi Kai Wawrzinek, CEO dan Co-Founder dari Impossible Cloud Network (ICN), platform cloud multi-layanan terdesentralisasi.
Saat ini, industri DePIN memiliki kapitalisasi pasar hampir US$23,3 miliar dan volume perdagangan lebih dari US$2 miliar. Menurut data CoinGecko, Bittensor, Render, Filecoin, Theta Network, dan The Graph termasuk di antara proyek yang memimpin peringkat saat ini.

Peningkatan opsi telekomunikasi terdesentralisasi mencerminkan kebutuhan yang lebih besar untuk pendekatan yang lebih adil dan inklusif terhadap konektivitas internet.
Tantangan dalam Model Telekomunikasi Tradisional
Didorong oleh permintaan yang terus meningkat untuk konektivitas, industri telekomunikasi menghadapi tekanan yang lebih besar untuk berinovasi. Namun, model jaringan saat ini, yang sering kali ditandai dengan integrasi vertikal, kesulitan untuk memenuhi permintaan ini.
“Model telekomunikasi terpusat tradisional mahal, lambat untuk berkembang, dan tidak selalu menawarkan akses yang setara. Dalam model tradisional ini, beberapa perusahaan besar mengendalikan infrastruktur, yang memungkinkan mereka menjaga harga tetap tinggi dan sering kali membatasi persaingan. Selain itu, memperluas cakupan memerlukan investasi dan waktu yang signifikan, yang pada akhirnya membuat beberapa area kurang terlayani,” ujar Kyle Okatomo, Chief Technology Officer di Aethir, sebuah proyek infrastruktur cloud GPU terdesentralisasi.
Model terpusat ini cenderung memonopoli penyediaan layanan dan secara inheren menghasilkan lebih banyak ketidaksetaraan untuk daerah dengan populasi lebih kecil atau infrastruktur terbatas.
“Penyedia telekomunikasi terpusat cenderung memprioritaskan area perkotaan yang menguntungkan, meninggalkan daerah pedesaan dan terpencil kurang terlayani. Hal ini menjadi sangat jelas selama pandemi ketika pembelajaran jarak jauh memuncak, dan siswa di daerah pedesaan kesulitan dengan konektivitas,” tutur Ranjan kepada BeInCrypto.
Kekuatan terpusat mereka membuat penyedia telekomunikasi lebih rentan terhadap serangan keamanan yang ditargetkan.
“Sentralisasi sering kali berarti data disimpan di satu tempat. Ini menciptakan risiko titik kegagalan tunggal yang besar dan sering kali menyebabkan pelanggaran—coba pikirkan tentang peretasan AT&T tahun lalu yang mengakibatkan data bocor untuk 73 juta pelanggan,” tambah Wawrzinek.
Mengingat keterbatasan ini, banyak perusahaan telekomunikasi menghadapi persaingan yang meningkat dari proyek DePIN.
Memberdayakan Komunitas Melalui DePINs
Bagi Wawrzinek, misi di balik setiap proyek DePIN yang berfokus pada peningkatan telekomunikasi adalah sederhana:
“DePIN adalah tentang mengambil kendali dari satu entitas terpusat dan mendistribusikannya di antara komunitas—secara harfiah memberikan kekuatan kembali kepada masyarakat,” ucapnya.
Infrastruktur terdesentralisasi yang disediakan oleh DePIN menawarkan kasus penggunaan Web3 yang jelas, memanfaatkan berbagai teknologi untuk menghubungkan penyedia layanan dengan pengguna akhir. Desentralisasi ini membantu membuat layanan lebih hemat biaya dan lebih cepat.
“DePIN memperluas akses internet dengan mendesentralisasi dan mendemokratisasi infrastruktur penting, melampaui batasan model terpusat tradisional yang terpisah. Secara sederhana, jaringan terpusat bersifat terpisah, sedangkan jaringan terdesentralisasi dapat dengan mudah dan cepat berkembang melalui kepemilikan dan kontribusi berbasis komunitas. Ini menciptakan alternatif yang lebih fleksibel, hemat biaya, dan dapat diakses secara luas,” terang Okatomo kepada BeInCrypto.
Dengan memberdayakan komunitas untuk mendirikan hotspot atau penyedia layanan internet (ISP) mereka sendiri, DePIN memfasilitasi pembentukan jaringan lokal kecil yang dapat diakses oleh orang lain. Pengguna membayar untuk bandwidth, dan penyedia menerima pembayaran langsung.
Dalam laporan terbarunya, Messari menyoroti bagaimana proyek DePIN seperti Helium Mobile, DAWN, dan WiFi Map menggunakan model tokenisasi untuk menyederhanakan dan meningkatkan konektivitas internet.
“Helium memungkinkan pengguna menjalankan node untuk menyediakan akses nirkabel terdesentralisasi dan mendapatkan token sebagai imbalan, DAWN di Solana mengubah pengguna menjadi ISP lokal, dan WiFi Map memberi imbalan untuk berbagi WiFi global,” terang Wawrzinek.
Model-model ini mendorong partisipasi aktif dari penyedia layanan dan konsumen, karena semua orang bekerja sama untuk memastikan infrastruktur berfungsi dengan baik.
“Dengan berkontribusi, mereka pada dasarnya memiliki bagian dari jaringan. Berbeda dengan sistem tradisional di mana kepemilikan biasanya memerlukan pembayaran, DePIN beroperasi pada model di mana kepemilikan diperoleh melalui kontribusi, dengan penghasilan menjadi hasil dari partisipasi,” tambah Ranjan.
Upaya terkoordinasi dengan pembuat kebijakan akan diperlukan untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan sektor DePIN.
Mengatasi Regulasi di Sektor DePIN
Seiring proyek DePIN terus berkembang, mereka mulai menarik pengakuan institusional atas potensinya. November lalu, Harvard Business School memutuskan untuk mengajarkan strategi DePIN Helium Mobile sebagai bagian dari kurikulum strateginya.
Sementara jaringan DePIN semakin diterima, masalah regulasi dalam sektor ini menjadi semakin penting.
“Regulasi yang jelas yang mendorong investasi dan keamanan dapat membantu mendorong pertumbuhan dalam ekosistem DePIN. Mereka juga harus memastikan bahwa fleksibilitas jaringan tetap terjaga sambil menangani kekhawatiran dari perusahaan dan konsumen. Selain itu, mempromosikan kolaborasi lintas sektor bersama dengan pengujian independen dan terkontrol membantu regulator mengembangkan kebijakan yang terinformasi sambil secara proaktif mengelola risiko untuk membangun kepercayaan dan stabilitas dalam komunitas,” papar Okatomo kepada BeInCrypto.
Beberapa pakar industri di Amerika Serikat menekankan pentingnya menghindari diskusi sepihak dan mengadopsi pendekatan terbuka untuk mendorong komunikasi yang efektif antara regulator dan pemimpin DePIN.
Tiga hari sebelum meninggalkan jabatannya, mantan Ketua US Securities and Exchange Commission (SEC) Gary Gensler menggugat Nova Labs, pengembang di balik Helium Network.
Gugatan tersebut mengklaim Nova Labs menipu pelanggannya sambil melanggar sekuritas federal dan regulasi. Tuduhan tersebut berfokus pada perangkat hotspot perusahaan, yang telah mereka jual sejak 2019.
“Regulasi penting untuk DePIN, namun harus diterapkan dengan bijaksana. Misalnya, gugatan SEC baru-baru ini terhadap Helium tidak produktif. Regulator perlu memahami model bisnis DePIN dan tidak hanya mendemonisasi apa pun yang berhubungan dengan kripto. Kita memang memerlukan regulasi yang jelas tentang tokenomics, privasi data, dan penyebaran infrastruktur…kita tidak memerlukan gugatan yang berlangsung bertahun-tahun yang membuat semua inovasi terhenti. Saya mendukung dialog terbuka antara DePIN dan regulator—dan, sebenarnya, saya tidak percaya kita bisa tumbuh tanpanya. Namun, hingga kini, ini adalah percakapan sepihak, dan itu perlu diubah,” ucap Wawrzinek kepada BeInCrypto.
Selain meningkatkan dialog dengan regulator, para ahli DePIN juga berencana untuk fokus pada area lain untuk perbaikan.
Mengatasi Tantangan dalam Adopsi dan Ekspansi DePIN
Pemimpin industri DePIN menekankan perlunya sumber daya pendidikan yang lebih baik untuk mendidik masyarakat secara bertanggung jawab tentang penggunaan DePIN dan mendorong adopsi yang lebih luas.
“Aspek teknis dari DePIN bisa menakutkan bagi pengguna baru, yang dapat membuat proses onboarding membingungkan,” tutur Ranjan.
Untuk hal itu, ujar Wawrzinek:
“Tantangan yang lebih besar mungkin berkaitan dengan pemahaman dan persepsi keseluruhan tentang web3 dan kripto. Masih ada tingkat ketidakpercayaan dan kurangnya edukasi, namun juga banyak perusahaan web2 –termasuk klien kami– tidak benar-benar ingin terlibat langsung dengan kripto.”
Fakta bahwa regulasi yang terbatas saat ini ada di sekitar DePIN juga dapat mempengaruhi stabilitas mereka.
“DePINs beroperasi dalam lingkungan terdesentralisasi, seringkali mengarah pada regulasi yang tidak jelas atau tidak ada. Kurangnya pengawasan ini dapat memiliki konsekuensi besar bagi keamanan dan stabilitas jaringan DePIN, terutama di industri yang sangat diatur seperti listrik dan telekomunikasi,” terang Ranjan kepada BeInCrypto.
Dia juga menunjukkan bahwa skalabilitas dan efisiensi adalah dua aspek yang harus dipantau dengan cermat seiring dengan ekspansi DePIN.
“Seiring jaringan DePIN tumbuh, volume transaksi meningkat, yang berpotensi membebani infrastruktur blockchain saat ini dan menyebabkan masalah kinerja,” ucapnya.
Beberapa proyek seperti Huddle01 telah mengeksplorasi dan menerapkan solusi blockchain layer-3 untuk meningkatkan skalabilitas.
Mengatasi keterbatasan ini sambil memanfaatkan keunggulan DePIN dapat mendorong adopsi yang luas dan menciptakan persaingan kuat bagi raksasa telekomunikasi yang sudah mapan.
DePIN Melampaui Telekomunikasi
Prospek DePIN nampaknya sangat cerah, dan keberadaan jaringan ini meluas jauh melampaui industri telekomunikasi. Beberapa proyek yang sudah mapan menangani masalah lain terkait jaringan energi, logistik rantai pasokan, dan solusi identitas.
Beberapa telah mulai menggunakan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi operasional, sementara kasus penggunaan telah meluas ke pengembang game, agensi pemasaran, dan pengecer.
“DePIN memiliki potensi untuk menggantikan sistem yang ada dan membuatnya jauh lebih baik. Ini bukan hanya internet –DePIN memiliki aplikasi luas di GPU computing, AI, gaming, dan lainnya. Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan– terutama dalam hal interoperabilitas, tanpa itu proyek DePIN hanya beroperasi dalam silo. Namun, jika kita melakukannya dengan benar, kita mendapatkan ekosistem terdesentralisasi di mana individu yang diuntungkan –bukan raksasa korporat– dan korporasi yang harus beradaptasi. Saya sangat menantikan masa depan itu,” pungkas Wawrzinek.
Jika DePIN dapat mengatasi hambatan saat ini, mereka dapat membuka era baru inovasi terdesentralisasi dengan manfaat yang meluas jauh melampaui telekomunikasi.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.