Di tengah euforia bull market yang sekarang ini lebih terkonsentrasi pada Bitcoin dan Ethereum, terjadi kenaikan yang lebih tenang namun signifikan pada SOL, native token blockchain Solana.
Walaupun sebelumnya sempat memiliki koneksi dengan Sam Bankman-Fried, mantan CEO sekaligus pendiri crypto exchange FTX, Solana tetap mampu berkembang pesat, mengukir tingkat kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menarik semakin banyak pengguna ke jaringan mereka.
VanEck Soroti Ekosistem yang Berkembang
Blockchain Solana menempatkan dirinya sebagai opsi yang lebih cepat dan hemat biaya dibandingkan Ethereum. Namun, Ethereum masih tetap menjadi pilihan utama untuk marketplace NFT dan aplikasi keuangan terdesentralisasi.
Meski demikian, hal tersebut bisa berubah secara substansial tahun depan karena firma manajemen aset VanEck memprediksi bahwa Solana akan menjadi salah satu dari tiga jaringan blockchain teratas berdasarkan kapitalisasi pasar, total value locked (TVL), dan jumlah pengguna aktif. Tak hanya itu, firma tersebut juga meramalkan bahwa beberapa manajer aset akan mengajukan permohonan untuk exchange-traded fund atau ETF Solana pada tahun depan.
Terlebih, kondisi terkini ekosistem Solana turut memperkuat prediksi ini. Selama setahun terakhir, Solana telah menjalin kolaborasi penting dengan sejumlah institusi keuangan global tradisional. Terkait hal ini, BeInCrypto sempat melaporkan bahwa platform ini telah menjalin kemitraan dengan raksasa industri, seperti Visa dan Shopify. Dalam kolaborasi itu, kedua raksasa ini menggunakan teknologi Solana untuk mempercepat proses pembayaran mereka.
Selanjutnya, VanEck juga menyoroti potensi yang dimiliki oleh protokol-protokol berbasis Solana, seperti Pyth Network, untuk melampaui protokol-protokol yang beroperasi di jaringan Ethereum. Adapun Pyth Network sendiri berperan sebagai penyedia oracle yang mirip dengan Chainlink. Saat ini, Chainlink berhasil mengelola aset sekitar US$15 miliar, sedangkan Pyth Network hanya mengelola aset kurang dari US$2 miliar.
Namun, VanEck menyatakan bahwa kondisi ini bisa berubah jika Solana berhasil memperoleh pangsa pasar yang lebih besar dan mengalami peningkatan aktivitas di sektor DeFi.
“Ketika Chainlink kesulitan untuk menarik adopsi institusional untuk token LINK mereka, kami memperkirakan Pyth akan memperoleh pangsa pasar yang signifikan, didorong oleh sejumlah inovasi autentik, termasuk arsitektur ‘push’ dan sistem interval kepercayaan,” ungkap para analis di VanEck.
Perbandingan antara Solana dengan Apple
Lebih lanjut, CEO Real Vision, Raoul Pal, mengungkapkan bahwa pengalaman pengguna Solana mempermudah penggunaan aplikasinya. Menurut pandangannya, perbandingan antara Solana dan Ethereum ibarat Apple versus Android.
Sementara Solana lebih mirip Apple dengan desainnya yang elegan dan sistem tertutup, Ethereum memiliki cakupan lebih luas dan lebih terbuka.
“Perbandingannya seperti Android versus Apple. Solana terasa seperti Apple; sistemnya tertutup namun sangat mulus dan bagus, akan menciptakan loyalitas yang tinggi. [Sedangkan] Ethereum jauh lebih luas, lebih terbuka dari segi berbagai hal yang bisa dibangun di atasnya,” ujar Pal.
Namun, Pal meyakini bahwa Ethereum akan tetap dominan karena inovasi konsisten dari para pengembangnya. Meski begitu, ia memperkirakan Solana akan tumbuh menjadi ekosistem bernilai miliaran dolar dalam hal valuasi.
Bagaimana pendapat Anda tentang persaingan ketat antara Solana dan Ethereum dalam bull market kali ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.