Trusted

JPMorgan Prediksi Harga Bitcoin Bisa Ambrol ke Level US$42.000

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • JPMorgan memperkirakan bahwa Bitcoin halving pada bulan April mendatang dapat memicu penurunan tajam harga BTC ke sekitar level US$42.000.
  • Dalam analisis JPMorgan yang dipimpin Nikolaos Panigirtzoglou pada hari Rabu (28/2), biaya produksi Bitcoin mempengaruhi harga aset cryptocurrency nomor satu di dunia itu.
  • Selain itu, analis JPMorgan juga mengatakan ada kemungkinan penurunan 20% dalam hash rate jaringan Bitcoin pasca peristiwa halving.
  • promo

JPMorgan memperkirakan bahwa peristiwa Bitcoin halving yang akan terjadi pada bulan April mendatang dapat memicu penurunan tajam harga Bitcoin (BTC) ke sekitar level US$42.000.

Sebagai informasi, Bitcoin halving mengacu pada peristiwa 4 tahun sekali yang mengurangi separuh imbalan bagi para miner yang berhasil menambahkan blok baru ke blockchain Bitcoin. Bitcoin halving terbaru akan membuat reward atas blok baru dibagi setengah dari 6,25 per BTC menjadi 3,125 BTC. 

Pengurangan reward per blok ini dinilai akan berdampak negatif terhadap profitabilitas para miner dan menyebabkan biaya produksi Bitcoin yang lebih tinggi.

Dalam analisis JPMorgan yang dipimpin Nikolaos Panigirtzoglou pada hari Rabu (28/2), biaya produksi Bitcoin mempengaruhi harga aset cryptocurrency nomor satu di dunia itu.

“Biaya produksi Bitcoin secara empiris bertindak sebagai batas bawah harga Bitcoin. Titik utama perkiraan kisaran biaya produksi kami saat ini adalah US$26.500, yang secara mekanis akan berlipat ganda setelah peristiwa halving menjadi US$53.000.”

Skenario Harga BTC Turun ke Level US$42.000

Analis JPMorgan mengatakan ada kemungkinan penurunan 20% dalam hash rate jaringan Bitcoin pasca peristiwa halving.

Hash rate adalah ukuran kekuatan atau kapasitas total dari jaringan komputasi yang digunakan untuk melakukan proses kriptografi yang mendukung blockchain seperti Bitcoin. Hash rate dapat diukur dalam jumlah hash per detik (H/s).

Hash rate mengukur seberapa cepat komputer di seluruh jaringan dapat menyelesaikan tugas kriptografi untuk memvalidasi transaksi dan menambang blok baru. Semakin tinggi hash rate, semakin kuat jaringan Bitcoin, dan semakin sulit bagi miner untuk menemukan blok baru. Ini adalah parameter penting dalam menentukan keamanan dan stabilitas jaringan Bitcoin.

Kembali ke analisis JPMorgan, potensi penurunan hash rate Bitcoin dipicu oleh mesin-mesin mining yang dinilai kurang efisien berhenti beroperasi karena berkurangnya profitabilitas.

Adapun prediksi penurunan hash rate sebesar 20% pada gilirannya akan mengurangi perkiraan biaya produksi dan harga Bitcoin menjadi US$42.000.

“Estimasi sebesar US$42.000 ini juga merupakan tingkat yang kami perkirakan akan mengarah pada pergerakan harga Bitcoin setelah euforia yang disebabkan oleh Bitcoin halving mereda pasca bulan April mendatang,” jelas analisis JPMorgan.

Dengan demikian, analisis JPMorgan memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan mengalami penurunan dari saat ini yang diperdagangkan di sekitar level US$61.000.

Sementara itu, Mike Novogratz, CEO Galaxy Digital, mengatakan bahwa Bitcoin mungkin mengalami penurunan harga sebelum mencapai level harga tertinggi baru (ATH). Dia memperkirakan harga BTC dapat diperdagangkan kembali di sekitar level US$55.000.

JPMorgan Prediksi Terjadi Konsentrasi Industri Bitcoin Miner

Pasca peristiwa halving, para Bitcoin miner dengan biaya listrik di bawah harga rata-rata dan peralatan yang lebih efisien diperkirakan kemungkinan besar akan bertahan. Sementara mereka yang memiliki biaya produksi tinggi akan kesulitan.

Oleh karena itu, konsentrasi industri Bitcoin miner ditaksir akan meningkat pasca halving. Konsentrasi itu diprediksi akan berada di antara para Bitcoin miner yang telah menjadi perusahaan publik.

Pasalnya, para Bitcoin miner publik yang lebih besar memiliki posisi yang lebih baik untuk bertahan dalam perjuangan bertahan hidup dengan cara yang mirip tahun 2022.

“Mungkin juga ada integrasi horizontal melalui merger dan akuisisi di antara para miner di seluruh wilayah untuk memanfaatkan sinergi dalam bisnis mereka,” ungkap analis JPMorgan.

Menurut catatan BeInCrypto, persoalan biaya produksi Bitcoin hanya bisa diatasi jika harga Bitcoin mampu melonjak dan bertahan di level yang lebih tinggi dari biaya produksi para miner.

Komunitas yang mendukung Bitcoin mengkritik analisis JPMorgan karena tidak mempertimbangkan faktor jumlah produksi Bitcoin yang kian terbatas pasca halving dibandingkan dengan jumlah permintaan yang mungkin tidak akan ikut turun. Sehingga, hal itu akan memaksa harga Bitcoin untuk dinilai jauh lebih tinggi.

Selama ini, Bitcoin halving yang merupakan peristiwa 4 tahunan sekali ini dianggap sebagai sentimen bullish bagi Bitcoin, karena 3 peristiwa halving di masa lalu telah diikuti oleh kenaikan harga BTC.

Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin dari JPMorgan? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori