Trusted

Jumlah Gamer Tap-to-Earn Anjlok Meski Harga Aset Kripto Booming

2 mins
Diperbarui oleh Hanum Dewi
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Game kripto tap-to-earn berbasis Telegram dengan cepat kehilangan basis pengguna meskipun pasar kripto secara keseluruhan sedang berkembang pesat.
  • Para pemain menyebut beberapa faktor, termasuk gameplay yang repetitif dan pengurangan hadiah airdrop, sebagai alasan utama mereka meninggalkan permainan.
  • Pengamat pasar khawatir tentang keberlanjutan model tap-to-earn Telegram di tengah penurunan saat ini.
  • promo

Jumlah pengguna game tap-to-earn berbasis Telegram mengalami penurunan dengan cepat, meskipun pasar kripto secara keseluruhan sedang dalam fase bullish.

Data dari Google Trends menunjukkan bahwa minat pencarian untuk “tap-to-earn” turun 80% antara Juni dan Desember 2024. Penurunan signifikan jumlah gamer tap-to-earn ini menunjukkan bahwa pemain dan investor mungkin mengalihkan fokus mereka ke area lain di pasar kripto yang berkembang.

Penurunan Minat dan Keterlibatan Gamer Tap-to-Earn

Game berbasis Telegram terkemuka seperti Hamster Kombat, Notcoin, dan Catizen mengalami penurunan besar dalam jumlah pengguna meskipun pasar kripto sedang booming. Menurut TGStats, Hamster Kombat sendiri kehilangan lebih dari 3 juta pengguna hanya dalam satu bulan, sementara Notcoin dan Catizen kehilangan masing-masing 428.000 dan 407.000 pengguna.

Data aktivitas on-chain menunjukkan gambaran serupa. TON blockchain, yang mendukung bot game ini, mencatat lebih dari 1 juta dompet aktif harian pada bulan September. Menurut TonStats, angka oengguna TON Blockchain turun di bawah 500.000 pada bulan Desember.

TON Blockchain Falling Daily Active Wallets
Penurunan Dompet Aktif Harian di TON Blockchain | Sumber: TONStats

Survei Chainplay terhadap 957 gamer tap-to-earn mendukung temuan ini. Sementara 17,8% pengguna berhenti setelah airdrop pertama mereka, 50,6% mengurangi aktivitas mereka, menunjukkan minat yang menurun setelah hadiah awal.

Selain itu, pengembang terus berjuang dengan retensi pengguna, karena banyak pemain meninggalkan setelah mengklaim token gratis. Animoca Brands melaporkan bahwa proyek dengan kinerja terbaik hanya mampu mempertahankan 60% dari puncak pengguna aktif harian mereka, sementara proyek yang kurang sukses hanya mempertahankan 25%.

Mengapa Game Tap-to-Earn Kehilangan Pemain

Permainan yang berulang tetap menjadi masalah utama. Chainplay melaporkan bahwa lebih dari 51% pemain yang disurvei menyebut tugas monoton sebagai alasan utama untuk berhenti. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan pengalaman pengguna, banyak game tap-to-earn mengandalkan mekanik sederhana, menyebabkan kelelahan pemain game.

Selain itu, basis pemain game yang lebih besar mengurangi hadiah airdrop, membuat peserta merasa undervalued. Lebih dari setengah pengguna yang disurvei menyatakan ketidakpuasan dengan alokasi yang lebih kecil.

Why Players Stop Playing Tap-to-Earn Games.
Mengapa Pemain Berhenti Memainkan Game Tap-to-Earn | Sumber: Chainplay

Penipuan dan masalah keamanan juga berkontribusi pada penurunan pengguna. Game seperti Hamster Kombat telah memblokir jutaan akun karena mengeksploitasi sistem hadiah. Risiko keamanan seperti peretasan dan kecurangan semakin mengurangi partisipasi, dengan 21,8% responden menyoroti masalah ini.

Terakhir, kesulitan dalam menarik hadiah membuat pemain frustrasi, dengan 35,9% menyebut tantangan cash-out. Karena masalah retensi terus berlanjut, masa depan game kripto tap-to-earn akan bergantung pada pengembang yang mengatasi masalah inti ini dan memberikan pengalaman yang menarik dan aman yang menarik bagi audiens yang lebih luas.

Bagaimana pendapat Anda tentang penurunan jumlah gamer tap-to-earn di Telegram ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

foto-profil-hanum.png
Hanum Dewi
Hanum Dewi adalah seorang penulis dengan spesialisasi pada topik bisnis, keuangan, dan investasi. Dengan latar belakang pendidikan di bidang komunikasi dan pengalaman 8+ tahun di pasar modal, Hanum juga melakukan riset untuk membuat konten yang menarik dan informatif di berbagai topik. Melengkapi kemampuan menulisnya, dia juga selalu mengikuti tren dan perkembangan terbaru di industri cryptocurrency, DeFi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori