Trusted

Venture Capitalist: Game Tap-to-Earn Telegram Adalah Masa Depan Web3

5 mins
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Investor kucurkan dana fantastis ke game tap-to-earn berkat basis pengguna Telegram yang sangat luas serta infrastrukturnya yang scalable.
  • Biaya akuisisi pengguna yang rendah dan integrasi kripto yang mulus di ekosistem Telegram memantik daya tarik bagi para investor.
  • Game sukses seperti Hamster Kombat dan Catizen menunjukkan potensi besar model tap-to-earn di dunia Web3 gaming.
  • promo

Lonjakan pesat game tap-to-earn di Telegram yang didukung oleh blockchain The Open Network (TON) berhasil menyita perhatian besar industri—dan pendanaan—dari para investor modal ventura (venture capitalist / VC). Mereka mulai memasang taruhan pada game tap-to-earn seperti Notcoin, Hamster Kombat, dan Catizen, yang dipandang sebagai masa depan Web3 gaming.

Namun, apa yang sebenarnya memotivasi keputusan ini, dan bagaimana pandangan investor terhadap masa depan tap-to-earn? BeInCrypto baru-baru ini mewawancarai Animoca Brands, salah satu validator terbesar di jaringan TON, serta Hashkey Capital yang sudah melakukan investasi signifikan dan menjalin kemitraan dengan Catizen.

Investor Incar Pengalaman Sosial sebagai Masa Depan Game Tap-to-Earn

Tak dimungkiri, salah satu daya tarik utama yang memikat modal ventura ke dalam ekosistem tap-to-earn Telegram adalah basis penggunanya yang sangat besar dan aktif terlibat. Dengan 950 juta pengguna aktif per Juli 2024, platform ini menawarkan audiens yang luar biasa luas bagi pengembang yang ingin meluncurkan dan mengembangkan game mereka. Jangkauan organik yang masif ini secara drastis menurunkan biaya akuisisi pengguna, menjadikannya poin penjualan menarik bagi para investor.

Selain itu, infrastruktur crypto-native Telegram membuatnya unggul dibandingkan platform Web3 gaming lainnya. Integrasi blockchain TON memungkinkan transaksi berjalan mulus, menghilangkan hambatan antara pengalaman bermain game dan crypto wallet pengguna. Kemudahan ini menjadikan Telegram platform ideal bagi pengembang dan investor untuk memonetisasi game secara instan tanpa kendala yang biasa ditemui dalam adopsi blockchain.

“Telegram adalah salah satu dari sedikitnya platform yang sudah mengintegrasikan mekanisme Web3. Pengguna bisa beralih dari bermain game ke transaksi kripto tanpa harus meninggalkan aplikasi, ini menjadi keunggulan kompetitif yang besar,” ujar Junbo Yang, Manajer Investasi di Hashkey Capital.

Bagi para investor, pengalaman yang terintegrasi ini menjadikan Telegram kandidat yang sangat menjanjikan untuk investasi lebih lanjut. Biaya transaksi yang rendah, skalabilitas yang luas, dan bertambahnya mini app baru memastikan bahwa pengembang terus dapat berinovasi dan mempertahankan pengguna tanpa hambatan teknis yang kerap menghalangi adopsi Web3.

Seiring berkembangnya ekosistem TON dan game tap-to-earn, para investor semakin optimistis pada prospek masa depan segmen ini. Sebagai contoh, Hamster Kombat sendiri telah sukses menggaet lebih dari 300 juta pengguna dari 190 negara. Juga, airdrop HMSTR yang akan datang diprediksi menjadi salah satu yang terbesar di sepanjang sejarah industri kripto.

Sementara itu, Catizen telah berhasil membangun basis pengguna yang setia sembari terus menyempurnakan strategi monetisasinya. Tak mau kalah, Notcoin juga berhasil menarik lebih dari 40 juta pengguna global dan menggelar salah satu airdrop terbesar tahun ini, menjadikannya pemain utama di ekosistem TON.

Baik Hashkey Capital maupun Animoca Brands sepakat bahwa ini baru permulaan. Mereka percaya, seiring dengan berkembangnya mekanisme game, pengembang akan menemukan cara baru untuk mempertahankan pengguna dengan menawarkan pengalaman sosial yang lebih imersif, bukan hanya sekedar reward sederhana.

Mengapa Telegram Dapat Mendorong Gelombang Web3 Selanjutnya?

Kalangan investor melihat game-game di Telegram sebagai bukti konsep, menunjukkan skalabilitas model tap-to-earn dan kemampuannya untuk mempertahankan pengguna di luar insentif awal. Keberhasilan ini mengungkapkan potensi pertumbuhan dan ekspansi yang signifikan dalam ranah tap-to-earn.

Dalam wawancara eksklusif baru-baru ini dengan BeInCrypto, Yat Siu, Co-founder & Executive Chairman Animoca Brands, secara tegas mendukung integrasi game blockchain ke dalam Telegram. Menurutnya, basis pengguna yang sudah ada memungkinkan game untuk tumbuh dengan cepat tanpa perlu kampanye pemasaran yang mahal—faktor penting bagi modal ventura yang mencari imbal hasil investasi yang tinggi.

“100 hingga 200 juta pengguna Web3 berikutnya akan datang dari Telegram dan ekosistem gaming-nya,” tutur Siu.

Para investor terutama berfokus pada tiga faktor utama: akuisisi pengguna, skalabilitas, dan retensi. Namun, mereka juga sangat tertarik pada potensi monetisasi jangka panjang. Sebagai contoh, Catizen unggul berkat kemampuannya mempertahankan pengguna dan mengoptimalkan lifetime value (LTV) mereka, menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan model tap-to-earn yang menguntungkan.

Junbo Yang menyoroti bagaimana kesuksesan awal Catizen dalam memonetisasi basis penggunanya menawarkan strategi jitu bagi pengembang lain untuk meningkatkan skala game mereka.

“Kesuksesan awal Catizen dalam monetisasi pengguna menawarkan panduan bagi pengembang lain untuk mengembangkan game mereka,” jelas Yang.

Pandangan para investor ini sejalan dengan visi jangka panjang dari tim pengembang game ini. Dalam email kepada BeInCrypto, tim Hamster Kombat mengungkapkan rencana mereka untuk berkembang menjadi platform multi-game.

“Setelah airdrop pertama, kami akan meluncurkan musim kedua dengan ekspansi besar-besaran, memungkinkan pemain memilih dari berbagai game yang tersedia. Ini akan memulai transformasi Hamster Kombat dari sekadar game menjadi platform gaming, mirip dengan bagaimana Valve beralih dari meluncurkan game ikonik menjadi Steam, marketplace game terbesar untuk PC,” jelas mereka.

Alasan Investor Tetap Optimistis walau Ada Hambatan di TON

Meski model tap-to-earn telah berhasil menarik banyak pengguna, tantangan terbesar adalah mempertahankan keterlibatan mereka setelah airdrop dan reward awal rampung digelar. Beberapa pihak khawatir soal pengguna oportunis—mereka yang hanya bergabung untuk mendapatkan token—namun investor melihat ini sebagai masalah sementara.

Investor percaya bahwa seiring berjalannya waktu, bakal semakin banyak pengembang yang mengadopsi model tap-to-earn. Juga, mereka akan menemukan cara untuk memperpanjang keterlibatan pengguna, sehingga meningkatkan keberlanjutan. Yat Siu menuturkan, meskipun saat ini model tap-to-earn berbasis reward, ini sebenarnya baru awal dari ekosistem gaming yang jauh lebih luas.

Tap-to-earn hanyalah awal. Setelah pengguna masuk, tujuan utamanya adalah membangun komunitas dan pengalaman sosial yang membuat mereka tetap tertarik, bukan hanya karena reward token,” ujar Siu.

Selain tantangan soal keberlanjutan, ekosistem Telegram belakangan ini juga menghadapi sejumlah kendala. Pada Agustus lalu, BeInCrypto melaporkan blockchain TON sempat mengalami gangguan, menghentikan produksi blok selama beberapa jam. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran apakah jaringan ini mampu menangani lonjakan aktivitas di masa depan, khususnya dengan semakin banyaknya pengguna yang terlibat dalam game tap-to-earn.

Dalam menanggapi hal ini, Yat Siu mengakui adanya gangguan, namun ia tetap percaya pada ketangguhan TON. Ia menerangkan bahwa TON masih berada di fase awal, dan tantangan seperti ini adalah bagian dari proses tumbuh kembangnya. Siu bahkan melihat potensi TON untuk berkembang lebih besar dari Telegram itu sendiri di masa depan.

“TON sendiri akan tetap menjadi platform desentralisasi yang kebal sensor seperti blockchain lainnya, tetapi proyek-proyek dan dApp di dalamnya bisa menerapkan langkah-langkah untuk menjaga stabilitas,” kata Siu.

Terlepas dari berbagai kendala yang ada, investor modal ventura tetap yakin akan potensi tap-to-earn. Beberapa tahun ke depan akan membuktikan apakah model ini mampu bertahan sebagai unsur kunci di dunia Web3 gaming. Namun, satu hal yang pasti, para investor saat ini telah berkomitmen penuh.

Bagaimana pendapat Anda tentang optimisme para venture capitalist seputar masa depan model tap-to-earn? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori