Jump Crypto, entitas yang mendukung pengembangan dan investasi infrastruktur web3, berhasil memulihkan 120.000 Ether (ETH) yang dicuri dalam eksploitasi di Wormhole bridge pada tahun 2022. Mengutip data harga ETH di CoinGecko pada hari Minggu 26 Februari, dana yang dipulihkan mencapai sekitar US$192,97 juta (Rp3 triliun).
Platform decentralized finance (DeFi) Oasis mengatakan bahwa pihaknya menyita aset yang terkait dengan eksploitasi Wormhole dan mengembalikannya ke pihak ketiga yang berwenang, yaitu Jump Crypto, setelah diperintahkan untuk melakukannya oleh pengadilan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat (24/2), Oasis, yang mengembangkan software multi-signature wallet, merupakan tempat peretas menyimpan dana hasil eksploitasi itu.
Oasis mengatakan bahwa white hat hacker baru-baru ini memberi tahu tentang kerentanan yang sebelumnya tidak diketahui dalam desain akses multisig admin mereka. Menyusul perintah pengadilan pada 21 Februari lalu dari Pengadilan Tinggi Inggris dan Wales, kerentanan itu dieksploitasi untuk mengambil dana tersebut.
“Kami menekankan bahwa akses ini ada dengan maksud tunggal untuk melindungi aset pengguna jika ada potensi serangan, dan akan memungkinkan kami bergerak cepat untuk menambal setiap kerentanan yang diungkapkan kepada kami,” jelas pihak Oasis.
Jump Crypto Jadi Penyelamat Wormhole
Adapun Jump Crypto adalah pihak yang terlibat dalam pengembang Wormhole bridge. Pada Februari 2022, Wormhole mengaku mengalami eksploitasi sekitar 120.000 wrapped ETH (wETH) atau kala itu bernilai sekitar US$326 juta.
Pada waktu itu, pihak Jump Crypto berkomitmen untuk mengganti semua ETH yang hilang. Pihak Jump Crypto mengatakan bahwa mereka percaya pada masa depan multi-chain dan Wormhole merupakan infrastruktur penting.
“Itu sebabnya, kami mengganti 120.000 ETH untuk membuat anggota komunitas utuh dan mendukung Wormhole sekarang untuk terus berkembang,” jelas pihak Jump Crypto.
Sementara itu di sisi lain, pihak Wormhole menawarkan hadiah bug senilai US$10 juta dan perjanjian white hat kepada para peretas sebagai imbalan untuk mengembalikan dana itu.
Di sisi lain, pihak Jump sempat menyatakan bahwa mereka bekerja dalam konsultasi yang sangat erat dengan sumber daya pemerintah dan sumber daya swasta.
“Ada banyak senjata yang ahli melacak penjahat seperti ini, dan kami berada dalam pertarungan ini secara permanen,” jelas pihak Jump.
Memicu Diskusi Desentralisasi
Terkait kabar Jump Crypto yang berhasil mengembalikan aset kripto yang dicuri dengan bantuan Oasis, co-founder dari crypto exchange BitMEX, Arthur Hayes, mengatakan , “[Ini] tidak terlalu terdesentralisasi jika protokol secara sepihak dapat berkolusi dengan pihak yang dirugikan untuk merebut aset dari pengguna lain [pihak peretas]. Apa bedanya dengan menyimpan fiat Anda di bank?”
Sementara Itu, akun Twitter Eric Wall yang memiliki lebih dari 112 ribu followers di Twitter menegaskan, “Sekarang Anda tahu mengapa pihak Korea Utara (Lazarus Group) cenderung menjembatani aset dari Ethereum ke Bitcoin untuk penyimpanan jangka panjang. Proyek DeFi di Ethereum seperti yang ada saat ini adalah tempat yang bagus untuk inovasi ‘tanpa izin’ (permissionless), tetapi belum sepenuhnya tahan serangan tingkat militer.”
Reputasi MakerDAO Dipertanyakan
Menariknya, MakerDAO, penerbit stablecoin DAI, ikut terseret dalam kasus ini, dan reputasinya sebagai platform terdesentralisasi dipertanyakan.
Pasalnya, bila sejumlah pihak ingin menggunakan DAI dari situs MakerDAO, link tersebut akan dialihkan menuju situs web Oasis. Hal ini tentu menuai kontroversi dalam komunitas kripto.
Terkait hal itu, pihak MakerDAO pada hari Sabtu (25/2) lantas mengklarifikasi bawa Oasis adalah front-end pihak ketiga. MakerDAO mengklaim bahwa mereka tidak memiliki kendali atas penyedia atau produk front-end mana pun yang memungkinkan akses pengguna akhir ke Maker Vaults (fitur yang memungkinkan pengguna menyetor jaminan kripto untuk meminjam DAI).
Selain itu, mereka mengklaim tidak ada front-end yang tersedia yang terhubung ke Maker Protocol yang dikembangkan atau dikelola oleh MakerDAO. Maker Protocol disebut sebagai sistem smart contract terdesentralisasi yang digunakan secara publik di Ethereum, yang memungkinkan penyedia mana pun untuk menghubungkan solusi user-interface (UI) penggunanya dengan cara tanpa izin dan desentralisasi.
Namun, penyedia antarmuka pengguna memiliki kendali atas smart contract yang mereka terapkan. Hal itu memungkinkan pengguna akhir untuk berinteraksi dengan Maker Protocol. Ditegaskan bahwa smart contract MakerDAO tidak dikendalikan oleh front-end smart contract dari Oasis.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.