Trusted

Ternyata Ini Penyebab Altcoin Season 2025 Berisiko Tertunda

3 menit
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Lonjakan token generation event (TGE) yang gagal serta pola pikir “cepat kaya” menunda altcoin season, seiring likuiditas yang terpecah dan modal spekulatif yang tersendat.
  • Meski banyak peluncuran berujung gagal, kategori khusus seperti token berbasis AI masih menyedot permintaan kuat, mengisyaratkan bahwa altcoin season tengah berevolusi alih-alih berakhir.
  • Kekhawatiran akan kolusi antara market maker dan proyek makin mencuat, dengan seruan transparansi dalam peluncuran token demi mencegah harga buatan dan menjaga kepercayaan investor.
  • promo

Kedatangan altcoin season (altseason) kerap berkorelasi dengan performa Bitcoin. Ketika dana mengalir keluar dari BTC menuju altcoin, harga altcoin pun ikut terkerek naik.

Namun, siklus ini kini tertahan oleh faktor-faktor di luar Bitcoin. Salah satunya adalah ledakan token generation event (TGE) belakangan ini.

Ledakan Jumlah TGE: Berkah atau Bencana?

Dalam empat setengah bulan terakhir, sebanyak 45 token baru telah melantai. Namun, mayoritas gagal memberi imbal hasil yang layak. Banyak token yang dirilis pada 2025 tak sanggup mempertahankan performa pasca-listing. Fenomena ini lantas menimbulkan tanya: apakah tren ini digerakkan oleh tekanan ekonomi makro yang lesu ataukah ketiadaan nilai fundamental dari token-token tersebut. Alhasil, kondisi ini menjadikan altcoin sekadar aset spekulatif yang digerakkan oleh momentum semata.

Berbicara dengan BeInCrypto, Vincent Liu, selaku CIO dari Kronos Research, menyoroti persoalan ini.

“Peluncuran token yang tak kenal henti—terutama meme coin—menggerus likuiditas dan memecah fokus investor. Di saat yang sama, tekanan makro seperti suku bunga yang menanjak dan pergeseran sentimen global ke arah risk-off menekan modal spekulatif. Token yang tak punya utilitas nyata, roadmap yang gamblang, atau ekosistem berkelanjutan segera dihargai ulang seiring meningkatnya keraguan investor,” terang Liu.

Salah satu dari sedikitnya peluncuran yang sukses dengan return atau imbal hasil tinggi adalah Solayer (LAYER). Sejak melantai Februari lalu, LAYER mencatatkan lonjakan sebesar 88% dan kini diperdagangkan tipis di bawah US$2,00.

SOLAYER Price Analysis.
Analisis Harga SOLAYER | Sumber: TradingView

Altcoin Season Tertunda, namun Narasi Terus Berkembang

Altcoin season index saat ini berada di angka 16, mencerminkan dominasi Bitcoin yang kian kentara. Ledakan peluncuran token yang berlangsung cepat serta kegagalan usai listing menjadi penyebab utama keterlambatan ini.

Meski begitu, Liu mencatat bahwa kategori-kategori niche seperti token berbasis AI tetap menunjukkan permintaan yang solid meski kondisi pasar secara umum sedang tertekan.

“Walau altcoin season secara penuh belum benar-benar terjadi, kategori-kategori khusus seperti meme coin berteknologi AI dan narasi teknologi baru mulai unjuk gigi. Banyak peluncuran token masih terjebak pada valuasi yang terlampau tinggi dan fondasi lemah, yang menyebabkan modal tersebar dan momentum tertahan. Namun narasi AI terus menyedot perhatian, tak hanya dari pelaku kripto, tapi juga dari kalangan finansial tradisional. Altcoin season tidaklah sirna, namun sedang berevolusi,” ujar Liu.

Kendati tertunda, potensi altcoin season sejatinya masih terbuka. Hanya saja, agar pergeseran nyata terjadi, setidaknya 75% dari 50 altcoin teratas harus mampu mengungguli performa Bitcoin—dan sejauh ini, hal tersebut belum terjadi.

Altcoin Season Index.
Altcoin Season Index | Sumber: Blockchain Center

Apakah Market Maker Membakar Bensin Hype TGE?

Arthur Cheong, pendiri sekaligus CEO DeFiance Capital, baru-baru ini mengangkat kekhawatiran soal tren TGE. Ia menyoroti potensi kolusi antara proyek dan market maker yang bisa menggelembungkan harga token secara artifisial alias buatan. Pola semacam ini berisiko mendistorsi dinamika pasar sekaligus mengikis kepercayaan investor.

“Sulit membedakan apakah harga itu muncul dari permintaan dan penawaran yang organik, atau cuma hasil kesepakatan diam-diam antara proyek dan market maker demi tujuan tertentu. Aneh bin ajaib rasanya melihat CEX menutup mata, dan pasar altcoin semakin menyerupai pasar barang rongsokan di mana kepercayaan kian pudar,” cuit Cheong.

Merespons hal ini, Vincent Liu menyarankan perlunya pembenahan cara industri menyikapi peluncuran token.

“… masalah harga token yang dibumbung-bumbungkan sebelum peluncuran semakin menjadi perhatian. Meski bisa menarik atensi di awal, lonjakan semacam itu kerap merusak kepercayaan investor jangka panjang. Untuk mengatasi ini, industri perlu mendorong transparansi lebih dalam hal perjanjian mitra, kriteria listing, hingga pengungkapan sebelum peluncuran. Komunikasi yang terang benderang mengenai struktur proyek, roadmap, dan ekspektasi market cap sangat krusial demi membangun ekosistem yang sehat dan layak dipercaya,” ucap Liu.

Menurut Liu, solusi dari masalah ini mesti datang dari kerja sama antara market maker, centralized exchange (CEX), dan para investor.

“Lewat riset mendalam terhadap fundamental tiap proyek baru, investor bisa menghindari kerugian besar sekaligus mengendus token-token bernilai tinggi untuk jangka panjang,” pungkas Liu.

Bagaimana pendapat Anda tentang risiko tertundanya altcoin season 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia
Platform kripto terbaik di Indonesia

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Frame-2t314.png
Aaryamann Shrivastava
Aaryamann Shrivastava adalah analis teknis dan on-chain di BeInCrypto, di mana ia berspesialisasi dalam laporan pasar tentang cryptocurrency dari berbagai sektor, termasuk Aplikasi Telegram, liquid staking, Layer 1, koin meme, kecerdasan buatan (AI), metaverse, internet of things (IoT), ekosistem Ethereum, dan Bitcoin. Sebelumnya, ia melakukan analisis pasar dan penilaian teknis berbagai altcoin di FXStreet dan AMBCrypto, yang mencakup semua aspek industri kripto, termasuk keuangan...
BACA BIO LENGKAP
Disponsori
Disponsori