Bank of Japan (BOJ) mengumumkan kenaikan suku bunga bersejarah sebesar 25 basis poin (bps), menaikkan suku bunga pinjaman acuan menjadi 0,5%. Ini menjadi level tertingginya sejak tahun 2008 silam.
Meski sudah diprediksi sebelumnya, langkah ini tetap saja membuat kalangan trader dan investor waspada. Kalangan ini bersiap menyambut imbasnya pada Bitcoin dan pasar kripto secara umum.
Kenaikan Suku Bunga BOJ dan Dampak Keuangan Global
Keputusan BOJ ini menjadi kenaikan suku bunga ketiga sejak awal tahun 2024. Manuver ini mencerminkan perubahan kebijakan moneter Jepang di tengah inflasi yang terus melambung. Laju inflasinya diproyeksikan akan tetap berada di kisaran 2,6% hingga 2,8% selama tahun 2025.
Sejalan dengan itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang telah direvisi turun, walhasil menambah kompleksitas di tengah lingkungan keuangan yang sudah volatil. Penguatan mata uang yen imbas kenaikan suku bunga ini berpotensi mengguncang strategi yen carry trade.
Dalam strategi carry trade, investor meminjam yen dengan suku bunga rendah untuk diinvestasikan pada aset dengan imbal hasil yang lebih tinggi di luar negeri. Pembongkaran strategi ini tentu saja berisiko memicu reaksi berantai pada likuiditas global, memengaruhi aset berisiko seperti aset kripto, ekuitas, dan komoditas.
Menyusul pengumuman tersebut, harga Bitcoin tercatat amblas 3% namun mulai mencoba pulih lagi. Di samping itu, Ethereum, Solana, Dogecoin, dan Cardano juga terkoreksi. Pergeseran sentimen ini kemungkinan terkait dengan perintah eksekutif Presiden Donald Trump untuk membangun cadangan aset digital di AS.
Adapun koreksi langsung yang Bitcoin alami mencerminkan sensitivitasnya pada perubahan ekonomi makro. Para investor terlihat mengurangi eksposur pada aset berisiko tinggi. Walau begitu, sejumlah analis memperkirakan tren turun lebih lanjut untuk Bitcoin begitu euforia akan perubahan sistemik di AS mereda.
“Bitcoin bisa mengalami penurunan tajam hingga 50%,” spekulasi analis kripto Financelancelot.
Sang analis menarik kemiripan situasi terkini dengan crash pasar saham tahun 1929 silam, yang menunjukkan bahaya dari gelembung spekulatif. Ia menyoroti kesamaan mencolok dalam hal indikator teknikal seperti Relative Strength Index (RSI), yang saat ini mencerminkan pola dari tahun 1929. Merujuk pada hal ini, si analis memprediksi potensi flash crash pada akhir Januari 2025.
Menurut Financelancelot, peristiwa seperti berakhirnya opsi VIX serta ketegangan geopolitik berisiko memperparah volatilitas pasar. Di sisi lain, beberapa pandangan optimistis namun tetap berhati-hati, seperti dari @0xKiryoko, juga muncul di komunitas kripto.
“…pasar global akan merasakannya, termasuk kripto. ETF Solana dan presiden pro-crypto tidak akan banyak berpengaruh dalam jangka pendek jika likuiditas mengering… tapi bull run belum berakhir. NFA, peluang seperti ini jarang datang dengan mudah dan jelas,” tuturnya.
Sementara itu, kenaikan suku bunga BOJ bukan satu-satunya faktor yang membebani pasar kripto. Ketidakpastian global, termasuk kebijakan perdagangan AS dan juga perkembangan geopolitik, turut menambah lapisan kompleksitas. Cypress Demanincor, seorang analis pasar, menyoroti bahwa strategi ekonomi pemerintahan Trump menciptakan volatilitas tambahan.
“Semua perhatian tertuju pada pelantikan Trump untuk langkah besar pasar berikutnya, padahal kekuatan yang lebih besar untuk dipertimbangkan adalah kenaikan suku bunga BOJ,” ujarnya.
Efek Kenaikan Suku Bunga BOJ dan Reaksi Pasar
Seiring dampak kenaikan suku bunga BOJ mulai terasa, para trader dan investor perlu memantau implikasinya. Secara historis, pergerakan seperti ini, terutama saat terjadi pembalikan carry trade, kerap menyebabkan tekanan jual jangka pendek yang disusul oleh periode pemulihan.
“Hal yang sama terjadi pada 31 Juli 2024. Tekanan jual berlangsung singkat dengan harga diskon yang bertahan beberapa hari, tergantung pada besarnya pembalikan. Terakhir kali, tekanan jual berlangsung sekitar satu minggu,” tambah Demanincor.
Lingkungan pasar saat ini mencerminkan pentingnya kehati-hatian dan perencanaan strategis bagi investor kripto. Meskipun pasar mungkin menghadapi volatilitas dalam waktu dekat, hal ini bisa menjadi peluang untuk mengakumulasi aset dengan harga diskon.
“Saya merasa kasihan pada semua orang yang terlempar dari pasar dalam beberapa hari terakhir karena kekhawatiran tentang BOJ dan kurangnya berita tentang Cadangan Strategis Bitcoin. Anda harus memiliki pandangan jangka panjang jika ingin menjadi investor yang sukses. Kesabaran akan membuahkan hasil. Ingat, 10 hari dalam siklus Bitcoin seringkali memberikan keuntungan terbesar. Semoga beruntung mencoba menebak timing-nya,” ujar seorang investor kripto.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi harga Bitcoin (BTC) ke depan imbas naiknya suku bunga BOJ ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.