Trusted

Usai Sita Aset Milik PlusToken, Kepemilikan Bitcoin (BTC) Pemerintah Cina Sukses Salip MicroStrategy

3 mins
Oleh Rahul Nambiampurath
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Saat ini, total kepemilikan Bitcoin pemerintah Cina telah mencapai sekitar 194.775 BTC, atau setara dengan kira-kira US$3,9 miliar.
  • Pemerintah menyita aset berjumlah fantastis tersebut ketika pihaknya melakukan investigasi terkait skema Ponzi PlusToken.
  • Sementara itu, aset yang tertaut dengan PlusToken sendiri masih terpantau aktif sampai saat ini.
  • promo

Meskipun hubungannya dengan aset kripto tidak pernah harmonis, pemerintah Cina baru-baru mungkin sukses membuat publik tercengang. Pasalnya, pemerintahnya telah berhasil melampaui jumlah total kepemilikan Bitcoin MicroStrategy, berkat aksi penyitaan aset dari kasus skema Ponzi PlusToken.

Saat ini, total kepemilikan Bitcoin pemerintah Cina ada di angka 194.775 BTC. Jumlah fantastis ini berhasil mereka sita selama berlangsungnya penindakan kasus skema Ponzi PlusToken.

Dengan jumlah tersebut, total kepemilikan Bitcoin mereka bernilai kurang lebih US$3,9 juta.

Tidak hanya Bitcoin, ternyata pemerintah Cina juga berhasil menyita sejumlah aset kripto lainnya. Di antaranya ada 833.083 ETH, 1,4 juta LTC, 27,6 juta EOS, 74.167 DASH, 487 juta XRP, 6 miliar DOGE, 79.581 BCH, dan 213.724 USDT. Totalnya, pemerintah Cina saat ini telah memegang aset senilai lebih dari US$5 juta.

Kepemilikan Bitcoin Cina Berhasil Menyalip MicroStrategy

Berkat capaian tersebut, pemerintah Cina akhirnya berhasil memiliki kendali atas 1% lebih total pasokan bitcoin yang beredar saat ini. Hanya saja, status dari seluruh aset tersebut masih belum diketahui sampai sekarang. Jadi, masih belum ada informasi lebih lanjut terkait apakah aset itu telah dijual ataukah tidak. Sementara itu, pemerintah sendiri juga belum buka suara mengenai bagaimana update terbaru terkait hal ini.

Aset-aset kripto yang disebutkan tadi disita selama pihak pemerintah Cina menangani kasus penipuan PlusToken. PlusToken sendiri merupakan skema Ponzi yang telah menyedot dana bernilai US$2 miliar hingga US$2,9 miliar pada saat itu. Menanggapi kasus ini, pihak pengadilan Cina menekankan bahwa token hasil sitaan itu “akan diproses sesuai dengan hukum [yang berlaku]” dan “dimasukkan ke perbendaharaan nasional.”

Akibat aksi penyitaan tersebut, muncul lah sejumlah kekhawatiran di pasar kripto, terutama mengenai seberapa besar potensi negara tersebut bisa memengaruhi harga bitcoin sekaligus pasarnya jikalau pihaknya ternyata memutuskan untuk menjual seluruh aset berjumlah fantastis itu. Kondisi ini faktanya cukup mirip dengan kekhawatiran yang mencuat akibat kabar mengenai rencana rehabilitasi Mt. Gox yang berpotensi akan mengantarkan sebanyak 140.000 BTC ke para kreditor. Namun, kekhawatiran tersebut akhirnya sudah mereda.

Sementara pada kasus ini, Cina bisa saja melakukan aksi dump besar-besaran terhadap sebagian besar kepemilikan Bitcoin-nya. Jika hal itu terjadi, maka sudah pasti akan berdampak negatif bagi pasar. Meskipun demikian, skenario ini masih sekadar spekulasi.

PlusToken — Salah Satu Kasus Skema Ponzi Kripto Terbesar

Skema Ponzi PlusToken bermula pada tahun 2018 silam, yakni ketika tim proyek tersebut menjanjikan bahwa PlusToken akan menawarkan pembayaran bulanan kepada para pengguna crypto wallet di platformnya. Menurut informasi, mayoritas penggunanya bertempat tinggal di Cina dan Korea Selatan.

Menurut data yang diterima, skema Ponzi ini dipimpin oleh sejumlah orang yang akhirnya telah berhasil ditangkap di Malaysia, Vanuatu, Kamboja, Vietnam, dan negara-negara lainnya. Dari mereka, 27 di antaranya menerima vonis 11 tahun penjara. Tidak hanya itu, aksi penipuan tersebut ternyata juga melibatkan lebih dari 100 anggota.

Aksi jual selama penipuan skema Ponzi tersebut berlangsung diyakini memiliki efek negatif pada harga bitcoin dan juga aktivitas pasarnya. Apalagi, akun-akun yang memiliki keterkaitan dengan aksi penipuan tersebut sering kali memindahkan token dalam jumlah besar seperti ether, dan akhirnya memicu timbulnya ketakutan di pasar.

Aset yang Terhubung dengan PlusToken Masih Aktif

Di samping itu, perusahaan seperti CryptoQuant juga telah menganalisis tentang bagaimana aset-aset PlusToken dapat berpindah. Terkait hal ini, pendiri Primitive Crypto Dovey Wan mengatakan bahwa para pelaku mengirimkan aset tersebut ke sejumlah bursa, seperti Bittrex dan Huobi. Selain itu, CryptoQuant juga mengimplementasi traversal grafik multi-hop dalam membantu mengidentifikasi wallet yang ditargetkan.

Namun, hal yang mengejutkan adalah bahwa sampai detik ini aset-aset tersebut masih aktif bergerak. Buktinya saja, pada tanggal 2 November, terdapat 60 BTC yang ditransfer dari platform crypto mixer ke bursa. Sementara pada 28 Oktober, terpantau ada 50 BTC yang juga telah berpindah. Selain itu, tercatat ada lagi 750 BTC yang telah berpindah pada bulan Juni 2022.

Sumber Data: CryptoQuant

Bagaimana pendapat Anda tentang kepemilikan BTC pemerintah Cina ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori