Melalui laporan terbarunya, Galaxy Digital mengatakan bahwa koleksi non-fungible token (NFT) populer, seperti Bored Ape Yacht Club (BAYC) dan Moonbirds, tidak memberikan pemiliknya hak kekayaan intelektual (intellectual property rights / IP); sebagaimana yang kreatornya klaim.
Sebuah laporan bertajuk “A Survey of NFT Licenses: Facts & Fictions” menyoroti sejumlah proyek NFT terbesar di pasaran dan hak yang diperoleh para pemiliknya dari pembelian. Laporan tersebut mengungkapkan rupanya hanya beberapa proyek NFT yang memberikan hak kekayaan intelektual (HAKI) eksklusif.
Menariknya, laporan itu juga menyebutkan bahwa tidak ada Yuga Labs tidak termasuk dalam kategori perusahaan yang memberikan hak kekayaan intelektual kepada pembelinya. Berdasarkan penemuan laporan dari Galaxy Digital, tidak ada ketentuan untuk mengalihkan hak tersebut dalam persyaratan kepemilikan koleksinya. Padahal, Yuga Labs mengklaim bahwa siapa pun yang membeli BAYC memiliki NFT itu sekaligus hak kekayaan intelektual yang mendasarinya.
Oleh karena itu, artinya pembeli tidak secara legal memiliki hak kekayaan intelektual apa pun atas NFT BAYC, setelah mereka membelinya. Hal yang sama berlaku pula untuk NFT seri Ape lainnya, seperti Mutant Ape Yacht Club dan Bored Kennel.
Laporan tersebut menyatakan bahwa Yuga Labs “secara implisit mengakui bahwa pemilik NFT sebenarnya tidak memiliki karya seni itu.”
- Baca juga: Yuga Labs Umumkan Royalti 5% untuk Penjualan NFT Meebits dan Beri Sinyal Bakal Ada Pengembangan Baru
NFT Moonbirds Juga Alami Masalah dengan HAKI
Di samping itu, laporan dari Galaxy Digital juga menyebutkan bahwa Moonbirds NFT memiliki masalah yang serupa. Hal ini merupakan imbas dari keputusan CCO-nya baru-baru ini. Moonbirds, yang diterbitkan oleh PROOF Collective, belum lama ini menjadi bahan pemberitaan, setelah pendirinya mengumumkan rencana untuk memindahkan koleksi tersebut menjadi lisensi Creative Common.
Dengan beralih ke CCO, artinya tidak akan ada lagi perlindungan hak cipta atas NFT terkait. Maka dari itu, publik pun dapat menggunakannya secara bebas. Para pemilik NFT Moonbirds telah mengkritisi keputusan itu. Mereka mengatakan bahwa ini melanggar hak kekayaan intelektual eksklusif mereka.
Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa keputusan sepihak untuk berpindah ke lisensi CCO membuktikan, jika para pemilik memang tidak pernah memiliki haknya sedari awal.
Ada Masalah Pengalihan Hak dalam Penjualan Sekunder NFT World of Women (WoW)
Kendati demikian, para peneliti menemukan bahwa koleksi NFT World of Women (WoW) memberikan hak kaya intelektual eksklusif kepada para pembelinya. Penemuan ini sekaligus menunjukkan WoW sebagai satu-satunya koleksi NFT teratas yang menepati janjinya.
Akan tetapi, adanya fakta ini bukan berarti WoW tidak lepas dari masalah. Meski memiliki perjanjian lisensi terbaik dari 25 koleksi NFT teratas yang menjadi bahan penelitian, koleksi ini masih bermasalah dari segi pengalihan hak setelah penjualan sekunder.
Terkait penemuannya, kepala penelitian di Galaxy Digital, Alex Thorn, mengatakan, “Pada dasarnya, tidak ada proyek NFT yang berhasil mentransfer hak IP.”
Kemudian, ia menambahkan pula bahwa ini akan menjadi sebuah masalah yang signifikan bagi masa depan metaverse dan merusak visi Web3.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.