Hari Kamis (6/3), RedStone mengubah ketentuan airdrop token RED secara tiba-tiba, yang langsung berujung pada keputusan Binance untuk menangguhkan listing-nya. Akibatnya, harga RED pun anjlok drastis di tengah gelombang protes komunitas. Namun, RedStone dengan sigap merespons situasi ini.
Kini, tambahan 2% token RED tengah didistribusikan melalui airdrop, dan Binance kembali listing token ini seperti rencana awal. Harga telah mengalami rebound, meskipun ketidakpuasan komunitas masih ada.
Kisruh Airdrop RedStone dan Listing Binance
RedStone, sebuah proyek oracle DeFi, menghadapi kendala dalam airdrop token RED-nya. Selama beberapa bulan terakhir, proyek ini semakin populer di kalangan komunitas kripto dan mendapat dukungan dari para pemimpin di Liquid Staking.
Native token RedStone, RED, resmi meluncur kemarin (6/3), dan Binance seharusnya melakukan listing tepat pada waktu peluncuran.
Namun, proyek ini mengumumkan pada menit-menit terakhir bahwa airdrop akan lebih kecil dari biasanya, dan Binance pun menolak untuk listing token ini.
“Karena perubahan tak terduga dan mendadak oleh RedStone terhadap alokasi distribusi airdrop komunitas mereka, waktu mulai trading untuk RED akan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut. RedStone awalnya berkomitmen untuk mendistribusikan 9,5% dari total pasokan mereka kepada komunitas melalui distribusi airdrop. Proyek ini sekarang memangkas jumlah ini menjadi 5% dari total pasokan,” demikian pernyataan Binance.
Pengumuman RedStone ini tentu saja menimbulkan kontroversi besar di dalam komunitas, yang diperparah oleh tindakan Binance.
Binance adalah crypto exchange terbesar di dunia, dan listing mereka secara konsisten menyebabkan lonjakan harga masif untuk token terkait. Untuk sementara waktu, keputusan ini nampak seperti kegagalan besar, membuat pendukung RedStone untuk angkat bicara:
“Situasi airdrop RedStone adalah kekacauan. Nampaknya 95% pengguna tidak menerima apa-apa, meskipun telah beraktivitas selama bertahun-tahun— orang-orang yang menghabiskan 1-2+ tahun berinteraksi dengan proyek ini sama sekali tidak memenuhi syarat. Saya belum pernah melihat preseden seperti ini. Setiap peluncuran seperti ini memperkuat bahwa tidak ada transparansi nyata dalam airdrop, dan setiap kesalahan seperti ini merusak merek,” kata seorang pengguna.
Namun, setelah Binance mengumumkan penangguhan, RedStone menanggapi kontroversi tersebut. Perusahaan merespons umpan balik komunitas, mengubah rencana airdrop-nya sekali lagi.
Sebanyak 5% token RED sudah didistribusikan, sementara 4,5% yang sempat dihilangkan akan dibagikan enam bulan setelah TGE. Selain itu, RedStone juga mengalokasikan tambahan 2% airdrop yang langsung diberikan hari Kamis.
Setelah revisi kebijakan ini, Binance membatalkan keputusan penangguhan dan kembali listing RED. Harga token pun kembali naik, menutup sebagian kerugian sebelumnya.
Menurut data dari CoinGecko dan CoinMarketCap, RED debut di harga US$0,80 kemarin. Setelah pengumuman re-listing Binance, token ini sempat melonjak ke US$0,98, meski belum berhasil menembus angka psikologis satu dolar.
Secara keseluruhan, insiden ini mungkin telah mencoreng citra RedStone di mata komunitas. Namun, respons tangkas mereka dalam menangani krisis bisa menjadi langkah awal untuk memulihkan kepercayaan yang sempat goyah.
Bagaimana pendapat Anda tentang kontroversi yang menerpa RedStone (RED) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
