Trusted

Korea Selatan Larang Developer Terra Labs untuk Tinggalkan Negaranya

2 mins
Oleh
Diterjemahkan Jennifer Martínez
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kantor Kejaksaan Korea Selatan telah melarang developer utama Terra meninggalkan negaranya.
  • Korea Selatan mengintensifkan penyelidikan atas tragedi keruntuhan Terra dan keberadaan dananya.
  • Penuntut dapat mulai melakukan "row citations", penggeledahan, dan penyitaan sebagai bagian dari upaya penyelidikannya.
  • promo

Pada tanggal 20 Juni, Kantor Kejaksaan Distrik Selatan Seoul, Korea Selatan, yang bertanggung jawab untuk menyelidiki kasus Terra, memberlakukan larangan terhadap developer utama Terra Labs yang berniat meninggalkan negara tersebut.

Keruntuhan Terra (LUNA) dan stablecoin UST telah berdampak hebat pada pasar kripto secara luas. Kondisi itu membuat otoritas pemerintah dari berbagai negara pun terpaksa harus turun tangan demi mengusut apa yang telah terjadi dan mencoba memberikan keadilan kepada ribuan investor yang memiliki tabungan dalam bentuk cryptocurrency terkait.

Seperti yang dilaporkan oleh media lokal JTBC, Tim Investigasi Gabungan Kejahatan Keuangan dan Sekuritas Kejaksaan telah melarang kepergian Tn. A. Ia adalah salah satu developer utama Terra, yang juga telah menjadi tokoh kunci dalam penyelidikan karena wawancaranya.

Korea Selatan Selidiki Penyebab Runtuhnya Terra

Korea Selatan Selidiki Penyebab Runtuhnya Terra

Runtuhnya Terra serta-merta juga menjadi pemicu jatuhnya pasar kripto secara agregat. Alhasil, pihak berwenang Korea Selatan sedang menyelidiki keberadaan dana dan bagaimanakah cara sang CEO Terra, Do Kwon, berhasil mengumpulkan jutaan dolar dari proyek itu. Karena menurut untuk informasi terbaru, ia kemungkinan telah memanipulasi harga mata uang kripto tersebut secara ilegal.

Itulah sebabnya, menurut JTBC, kejaksaan setempat mungkin sedang bersiap untuk membuat “panggilan pengadilan (subpoena) secara tersusun” kepada beberapa developer Terra untuk menyelidiki lebih lanjut terkait masalah tersebut. Lebih jauh lagi, mereka bahkan menunjukkan bahwa Kantor Kejaksaan Korea Selatan bisa saja mempertimbangkan kemungkinan untuk memulai “penyelidikan paksa”, yang mana aksi itu akan mengarah pada penyitaan atau perampasan beberapa karyawan utama Terra Labs.

Saat ini, Kwon masih hidup dengan tenang di Singapura, terlepas dari semua tuduhan yang ia hadapi dari SEC di Amerika Serikat dan juga di Korea Selatan. Di negara asalnya, Kwon seharusnya sudah dipanggil kurang dari dua bulan yang lalu untuk memberikan pernyataan tentang keruntuhan Terra.

Untuk sementara ini, Kantor Kejaksaan Korea Selatan sedang mengambil tindakan untuk menganulir paspor Kwon. Tujuannya agar dapat memulai penyelidikan wajib, yang mana terdakwa harus dipaksa untuk hadir menghadap di negara tersebut.

Do Kwon Telah Hasilkan Uang yang Cukup “untuk Membeli Sebuah Pulau”

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh JBTC dengan salah satu developer Terra Labs (Mr. A), Do Kwon sempat mengatakan “dia sudah menghasilkan uang yang cukup banyak untuk membeli sebuah pulau.” Klaim ini kemudian telah memicu timbulnya peringatan tanda bahaya dari sejumlah regulator. Saat ini, regulator terus mencari jalan hukum untuk kemungkinan pengumpulan tuduhan penipuan atau pencucian uang. Atas tuduhan tersebut, Kwon bisa saja terancam beberapa tahun penjara.

Menurut hasil penelitian baru-baru ini, Kwon kemungkinan telah menarik total US$2,7 miliar dari Terraform Labs. Sesaat sebelum koin tersebut runtuh, sebuah langkah yang barangkali kemudian mempercepat ledakan Terra.

Sebagaimana yang baru-baru ini Be[In]Crypto laporkan, Do Kwon mencoba menyangkal informasi tersebut melalui akun Twitter pribadinya. Cuitan tersebut berisi pengakuan bahwa selama pengembangan proyek, ia hanya menerima gaji nominal dalam bentuk tunai. Cuitan tersebut seolah berusaha meyakinkan publik bahwa ia juga mengalami kerugian pribadi seperti halnya investor lainnya.

Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Oktober 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Jennifer-Martinez.jpg
Jennifer Martínez
Lulusan hukum dan pencinta geopolitik yang tinggal di Kolombia. Sejak bertemu Bitcoin dan ekosistem kripto pada akhir tahun 2017, Jennifer tidak berhenti menyerap informasi dari sektor ini. Yang paling ia sukai adalah dunia finTtch dan blockchain. Di waktu luang, Jennifer menikmati berjalan-jalan di pantai dan menunggang kuda.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori