Emas dan aset kripto rupanya menjadi buruan kelompok kelas atas di Indonesia. Riset terbaru HSBC dengan tajuk “Affluent Investor Snapshot 2025” terungkap bahwa, minat terhadap investasi emas naik 12 poin di tahun ini menjadi 25%. Sementara aset kripto naik 2 poin menjadi 8%. Hal itu memperlihatkan pertumbuhan yang menarik dari kelompok muda dan kaya dalam memandang lanskap investasi saat ini.
Karena, meskipun masuk dalam kelas aset baru, ketertarikan terhadap kripto tidak luncur. Di sisi lain, ekuitas dan juga kas mengalami penurunan. Masing-masing melambat 5 poin dan 6 poin. Investor yang mengalokasikan portofolio investasinya di ekuitas saat ini mencapai 5%, sementara di kas dan setara kas berada di kisaran 19%.
“56% investor menggunakan media sosial untuk mengumpulkan informasi dan 40% menggunakan channel non bank digital,” tulis laporan.
Sementara jika melihat tujuan investasinya. 43% investor bermaksud menggunakan dananya untuk liburan, 41% untuk persiapan masa pensiun dan 41% lainnya sebagai langkah keamanan finansial.
Adapun target dana yang dikejar untuk bisa mendapatkan rasa nyaman saat pensiun digadang mencapai US$565 ribu atau sekitar Rp9,25 miliar.
Pertumbuhan Alokasi Kripto di Indonesia Unggul dari Banyak Negara
Porsi alokasi aset kripto milik kelompok kaya Indonesia masih jauh lebih besar ketimbang Malaysia, India, Australia dan juga Meksiko. Kelompok kaya di Malaysia misalnya, berdasarkan riset hanya menempatkan 6% ke kripto.
Sedangkan Meksiko berada di angka 7%. Bahkan jika dibandingkan dengan Singapura, yang selama ini populer dengan rezim pro kripto-nya, alokasi investasi kripto di sana hanya berada di angka 5%.
Namun demikian, posisi Indonesia masih berada di bawah Inggris, Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat (AS). Dengan mencatatkan persentase masing-masing sebesar 9%.
Sebagai catatan, popularitas aset kripto di kelompok kaya Indonesia sudah terekam sejak lama. Laporan Bloomberg sebelumnya mencatat, selain emas dan real estat, mata uang kripto khususnya stablecoin USDT menjadi idola para triliuner untuk mengamankan uangnya.
Salah seorang mantan eksekutif puncak di salah satu konglomerasi tanah air mengatakan bahwa ia telah meningkatkan pembelian USDT dalam beberapa bulan terakhir. Menurutnya, dengan skema tersebut ia bisa menjaga nilai aset dan mengirimkannya ke luar negeri jika perlu tanpa harus membawa dalam bentuk fisik.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!