Trusted

Krisi FTX Bukti bahwa Aturan Kripto Mendesak untuk Diterapkan

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pengajuan perlindungan kebangkrutan FTX menandakan bahwa risiko terhadap aset digital harus dimitigasi dengan baik.
  • Penerapan aturan untuk lindungi investor dan bursa kripto harus segera dilakukan dengan aturan di sistem keuangan yang sudah ada.
  • Semakin lama menunggu dikeluarkannya aturan baru, maka potensi ancaman terhadap keberlangsungan industri kripto diprediksi semakin besar.
  • promo

Pengajuan perlindungan kebangkrutan FTX menandakan bahwa risiko terhadap aset digital harus dimitigasi dengan baik. Penerapan aturan untuk melindungi investor dan bursa kripto harus segera dilakukan dengan aturan di sistem keuangan yang sudah ada. Semakin lama menunggu dikeluarkannya aturan baru yang khusus mengatur aset digital, maka potensi ancaman terhadap keberlangsungan industri ini diprediksi akan semakin besar.

Hal ini diungkapkan oleh Sheila Bair, mantan petinggi Federal Deposit Insurance Corporatuion (FDIC), yang saat ini duduk sebagai salah satu jajaran direksi di perusahaan infrastruktur stablecoin Paxos.

Menurutnya, efek yang dihasilkan dari keruntuhan FTX tidaklah kecil. Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan regulator bisa menggabungkan kekuatan untuk menggunakan aturan yang sudah ada demi perlindungan investor.

Dia menilai pemerintah bisa melakukannya dengan menetapkan kerangka kerja terlebih dahulu. Kemudian, melakukan implementasi kebijakan melalui perubahan aturan dan mengumumkan kebijakan tersebut. Semakin lama hal itu dilakukan, maka akan semakin banyak orang yang terluka.

Tumpang tindih kewenangan dan kekuasaan turut menjadi salah satu alasan lambatnya penerapan regulasi terkait kripto. Pasalnya, aset digital bergerak di tiga yurisdiksi regulasi yang berbeda di Negeri Paman Sam. Mulai dari Securities and Exchange Commission (SEC), Commodity Futures Trading Commission (CFTC) dan regulator perbankan. Ketiga regulator ini melakukan pemantauan secara terus menerus setelah merebaknya kasus FTX.

“sampai saat ini, sebagian besar aset kripto tidak pernah memiliki apilkasi di dunia nyata. Jadi, sebenarnya ekonomi tidak bergantung pada sistem yang ada di aset kripto, sebagaimana kita bergantung pada sistem keuangan teregulasi,” jelas Sheila Bair.

Gagalnya FTX Bisa Pengaruhi Lembaga Keuangan Digital

Sheila Bair menambahkan bahwa masalah FTX justru dikhawatirkan akan meluas ke industri keuangan digital khususnya financial technology (fintech) yang baru saja mencoba teknologi distributed ledger. Oleh karenanya, regulator perlu mengalokasikan kembali modal dari hal yang sifatnya spekulatif ke entitas yang memang fokus pada penggunaan teknologinya.

“Yang menjadi kesalahan saat ini niatan untuk melahirkan Undang-Undang (UU) baru, kemudian melemparkannya lagi ke Kongres untuk dibahas,” urainya.

Pemanfaatan teknologi blockchain dianggap menjadi salah satu jalan keluar bagi perluasan industri jasa keuangan. Kekayaan data, tingginya penetrasi penggunaan ponsel pintar, dan internet, dinilai akan menjadi motor pendorong utama bagi jalinan kemitraan antara perusahaan fintech dengan penyedia blockchain. Oleh karena itu, implementasi aturan kripto dianggap sudah sedemikian pentingnya untuk dilakukan agar tidak terjadi hal-hal seperti sekarang.

Sementara itu, Pejabat FDIC, Martin Gruenberg, menjelaskan bahwa aset kripto menghadirkan risiko yang nyata. Hal itu terbukti dari sulitnya konsumen untuk mengakses dana di platform FTX yang saat ini tengah menghadapi proses kebangkrutan.

“Aset kripto membawa risiko baru yang kompleks. Hal itu mengingatkan saat munculnya produk inovatif pada awal tahun 2000-an yang sulit untuk dinilai secara utuh. Ditambah lagi, masyarakat juga bergerak cepat untuk masuk ke dalam produk kripto,” ucap Martin Gruenberg.

SBF Mirip Pelaku Skema Ponzi Terbesar dalam Sejarah?

Sheila Bair mengungkapkan terdapat kesamaan antara founder dan mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF), dengan Bernie Madoff yang merupakan penjahat keuangan yang menjalankan skema ponzi terbesar dalam sejarah. Keduanya dinilai mahir menggunakan koneksinya untuk memengaruhi investor dan regulator sembari menyembunyikan borok mereka.

Sebelum akhirnya mengajukan perlindungan kebangkrutan, FTX sempat menjadi bursa kripto global yang memiliki valuasi perusahaan bernilai US$32 miliar. Investor yang mendukungnya juga berasal dari investor papan atas seperti Sequoia Capital, Temasek, SoftBank, hingga BlackRock.

“Regulator dan investor teralihkan oleh kepiawaian FTX yang menawan. Hingga akhirnya tidak bisa melihat yang sebenarnya terjadi. Rasanya sangat mirip dengan Bernie Madoff,” kata Sheila Bair.

Sebagai informasi, Bernie Madoff telah mengaku bahwa dia bersalah atas 11 kejahatan federal AS. Sosok yang dulunya adalah Ketua Bursa Saham Nasdaq dan telah meninggap pada April lalu di usia 83 tahun ini dijatuhi hukuman penjara selama ratusan tahun dan denda ratusan miliar dolar AS.

Co-founder dan CEO Coinbase, Brian Armstrong, menuturkan banyak orang yang merasa ditipu oleh FTX. Jika dilihat sepintas, FTX mampu menarik banyak perhatian, tetapi ketika ditelusuri lebih jauh, semuanya menjadi semu.

“Orang-orang merasa ditipu, karena sebenarnya tidak ada fundamentalnya (FTX),” tegas Brian Armstrong.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori