Laporan terbaru dari Blockwave Intelligence mengungkapkan bahwa adopsi global Bitcoin (BTC) akan melebihi 10% dari populasi dunia pada tahun 2030. Hal itu berpotensi terwujud karena dukungan pertumbuhan kumulatif dalam penggunaannya di berbagai negara. Selain itu, fakta lainnya adalah bahwa kripto dan teknologi yang menyokongnya, yaitu blockchain, mampu mendisrupsi dan menciptakan inovasi mutakhir.
“Dengan menggunakan jumlah kumulatif dari pertumbuhan entitas bersih sebesar 60%, adopsi Bitcoin secara global berpotensi melebihi angka 10% pada tahun 2030. Tingkat adopsi dan prediksinya melampaui 10% dari populasi yang tertimbang di masa lalu dan sekarang berdasarkan kurva adopsi,” demikian bunyi kutipan laporan dari Blockwave.
Terlepas dari siklus bearish yang menghantam pasar saat ini, faktanya adopsi Bitcoin terus mengalami peningkatan. Baru-baru ini, survei Deloitte mengungkapkan bahwa 75% perusahaan ritel AS berencana untuk menerima pembayaran melalui aset kripto atau stablecoin dalam dua tahun ke depan.
Selain itu, lebih dari setengah perusahaan ritel dengan omzet lebih dari US$500 juta saat ini telah menghabiskan lebih dari US$1 juta demi membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung upaya adopsi.
Berdasarkan survei, 85% responden menantikan bahwa “pembayaran dengan mata uang digital akan bisa kita temui di industri mana pun dalam 5 tahun mendatang”, sembari mengharapkan penyedia layanan pembayaran mereka untuk menerima aset kripto dan/atau stablecoin.
Prediksi Bitcoin Menjulang Naik ke Atas
Laporan tersebut menyatakan bahwa akibat bear market, tingkat adopsi Bitcoin pun ikut mengalami penurunan. Tapi, hal yang pasti adalah bahwa adopsi akan terus mengalami pertumbuhan secara bertahap dan signifikan. Selanjutnya, mereka juga berpendapat bahwa semua teknologi yang bersifat disruptif akan mengikuti pola kurva eksponensial yang mirip dengan BTC saat ini. Sama halnya seperti otomotif, radio, telepon, listrik, smartphone, internet dan jejaring sosial.
“Kurva adopsi teknologi menunjukkan kepada kita bahwa adopsi terjadi pertama kali secara perlahan dan kemudian bergerak semakin cepat; data on-chain juga menunjukkan bahwa saat ini Bitcoin masih dalam fase “melambat.” Seperti halnya risiko yang melekat ketika kita memiliki BTC (melalui volatilitas). Maka, ada juga risiko ketika kita tidak memiliki BTC selama periode adopsi yang mengalami akselerasi ini.”
Sebelumnya, Be[In]Crypto telah menjelaskan bahwa Bitcoin Dominance Rate (BTCD) telah bergerak menjulang ke atas sejak ia berhasil merampungkan pola bullish bulan Januari 2022 lalu. Selain itu, pada periode antara Mei 2021 dan Januari 2022, BTCD bergerak memantul sebanyak tiga kali di area support jangka panjang pada angka 40%.
Data terbaru menunjukkan bahwa tingkat dominasi Bitcoin berhasil menembus garis descending resistance pada tanggal 11 Mei. Pergerakan ini mengarah ke level tertingginya, yaitu di angka 47,7% pada 8 Juni, yang merupakan capaian level tertinggi tahunan baru. Sedangkan, zona resistance utama berada di angka 48,3%, yaitu level yang belum pernah tercapai sejak Mei 2021.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.