Maraknya kasus pencurian aset digital yang terjadi belakangan ini memaksa OpenSea untuk merilis kebijakan anti pencurian. Dalam sebuah utas Twitter, marketplace NFT terbesar di dunia itu menjelaskan bahwa mereka melakukan hal tersebut demi menciptakan ekosistem aset digital yang sehat dan tidak merugikan pihak lain.
Seperti kita ketahui, penjualan dan transfer barang curian tergolong sebagai tindakan kriminal. Meskipun itu berlaku di dunia konvensional, namun pelanggaran yang sama juga bisa mendapatkan hukuman setimpal di dunia digital, agar tindak pencurian tidak menjadi semakin luas.
“Dengan mengizinkan platform untuk menjual barang curian, dalam hal ini NFT, kami sudah mendorong tingkat pencurian terus berkembang. Kami ingin membuat pengguna kami lebih aman,” jelasnya.
Untuk itu, OpenSea juga akan melibatkan pihak kepolisian guna mengonfirmasi adanya laporan pencurian NFT. Setiap NFT yang telah dilaporkan dicuri dan diperdagangkan di OpenSea akan langsung dinonaktifkan.
Kemudian, jika dalam 7 hari tidak ada laporan pencurian terkait jual beli NFT tersebut, maka OpenSea akan mengaktifkan kembali fitur jual beli untuk NFT terkait. Dengan langkah itu, mereka berkeyakinan dapat mencegah munculnya laporan palsu.
Pengguna yang melaporkan NFT curian juga bisa menarik laporannya kembali dan memulihkan status NT tersebut. OpenSea mengakui bahwa kebijakan tersebut akan terus berkembang dalam jangka panjang.
“Upaya sedang dilakukan untuk mengotomatisasi adanya ancaman dan pencurian, sehingga proses deteksi bisa menjadi lebih baik. Beberapa upaya yang akan dilakukan seperti memblokir URL yang dicurigai,” jelasnya.
Penggunaan aset digital tidak bisa dilakukan hanya di satu platform. Butuh ekosistem yang memang saling terkait dan memiliki kesamaan visi. Misalnya, perlu ada wallet untuk menyimpan NFT, bursa NFT, serta platform pendukung lainnya. Oleh karena itu, OpenSea juga akan bekerjasama dengan platform lain yang ada di ekosistem aset digital untuk bersama-sama membantu mencegah dan mengurangi pencurian.
“Seperti MetaMask yang sudah mengambil sikap untuk membantu pengguna mengetahu apa yang mereka tanda tangani,” tambah OpenSea.
- Baca juga: Alami Kebocoran Data Email, Pengguna & Subscriber Newsletter OpenSea Terancam Hadapi Serangan Phishing
Update Kebijakan Anti Pembajakan
Belum lama ini, OpenSea juga melakukan pembaruan (update) terkait fitur verifikasi dan pencegahan pembajakan NFT. Platform tersebut memberikan lencana biru pada akun yang memiliki karya NFT autentik.
Pekan depan, OpenSea akan memperluas verifikasinya dengan membuka pintu bagi akun manapun dengan volume koleksi lebih dari 75 ETH untuk mengajukan verifikasi.
“Meningkatnya jumlah koleksi NFT berlencana akan membuat perusahaan menjadi lebih efektif dalam melakukan deteksi copymint. Saat ini, sistem dapat mendeteksi dan menghapus copymint dari koleksi dalam waktu 2 jam setelah muncul di platform,” jelasnya.
Kasus Pencurian NFT Semakin Marak
Seiring berkembangnya tingkat adopsi kripto secara global, penggunaan NFT juga makin populer di kalangan masyarakat. Kepala Riset Data Comparitech mengatakan bahwa mulai dari NFT pertama kali diperkenalkan, sudah terjadi pencurian NFT pertama di awal 2020.
Sejak itu hingga saat ini, setidaknya lebih dari US$86,7 juta NFT berhasil dirampok. Dengan asumsi bahwa peretas masih menyimpan koleksi tersebut sampai saat ini, maka total nilai kerugiannya akan membengkak menjadi US$898,01 juta.
“Pada tahun 2022, pencurian NFT meningkat signifikan, seperti yang terjadi pada aset kripto,” jelasnya.
Adapun pencurian NFT terbesar terjadi pada Lympo. NFT berbasis olahraga yang merupakan entitas usaha dari Animoca Brands itu kehilangan 165,2 juta token LMT dalam peretasan dompet kripto.
Sementara itu, pada saat serangan di Januari tahun ini, menurut taksiran, nilai kerugian yang ada mencapai US$18,7 juta dan berpengaruh terhadap 10 dompet kripto.
Pencurian NFT terbesar berikutnya adalah Farmers World, yang mengalami pembobolan sebesar US$15,7 juta.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.