Lihat lebih banyak

Lazarus Lancarkan Pencucian Uang US$200 Juta lewat 25 Peretasan Kripto

2 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Lazarus dilaporkan melakukan pencucian uang kripto senilai lebih dari US$200 juta dalam periode 2020-2023.
  • Kelompok kriminal tersebut menggunakan crypto mixer dan layanan P2P untuk mengaburkan jejak penyelidikan.
  • promo

Grup kejahatan siber yang diduga berafiliasi dengan Korea Utara, Lazarus Group, dilaporkan telah melakukan pencucian uang senilai US$200 juta atau lebih dari Rp3 triliun melalui lebih dari 25 peretasan antara tahun 2020 hingga 2023.

Laporan yang dibagikan oleh akun pseudonim ZachXBT mengungkapkan bahwa kelompok kriminal tersebut juga menggunakan berbagai layanan crypto mixer dan bursa peer-to-peer (P2P) untuk mengaburkan jejak penyelidikan mereka.

Menariknya, dalam investigasi Zach, Lazarus ternyata juga sempat membobol dana nasabah salah satu crypto exchange asal Indonesia, Indodax, pada 22 Januari 2021 lalu, dengan nilai kerugian mencapai US$2,8 juta.

Selain itu, beberapa peretasan lain yang juga Lazarus lancarkan yakni peretasan ke platform Coinmetro pada 6 Oktober 2020 yang mengakibatkan kerugian sebesar US$740 ribu, peretasan ke platform DeFi, bZx, pada 3 November 2021 yang mengakibatkan kerugian sebesar US$55 juta, serta puluhan pelanggaran keamanan lainnya.

“Akun yang teridentifikasi jaringan Lazarus berada di Noones dan Paxful (P2P). Mereka menerima dana dari peretasan dan menggunakan dana tersebut untuk mengonversi mata uang virtual menjadi mata uang fiat,” jelas Zach.

Secara khusus, beberapa platform mixer yang kerap menjadi idola Lazarus adalah Tornado Cash dan ChipMixer.

Tornado Cash sendiri telah dikenai sanksi oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) lantaran dituduh terlibat dalam pencucian mata uang kripto senilai lebih dari US$7 miliar.

Penggunaan P2P oleh Lazarus sepertinya bukanlah tanpa alasan; melalui mekanisme itu, para pelaku kejahatan dapat melakukan transaksi tanpa perlu melibatkan pihak ketiga, membuat prosesnya lebih cepat dan lebih sulit untuk dilacak.

Paxful dan Noones Terima US$44 Juta dari Lazarus

Dalam analisis Zach, yang dikenal sebagai detektif on-chain, terungkap bahwa sejak Juli 2022 hingga November 2023, beberapa akun perdagangan di platform P2P Paxful dan Noones telah menerima total dana sebesar US$44 juta dari Lazarus Group. Zach juga membeberkan beberapa akun yang diduga digunakan oleh Lazarus sebagai kedok dalam menjalankan operasi pencucian uang mereka.

Beberapa akun seperti EasyGoatfish251 dan FairJunco470 diduga juga memiliki hubungan dengan Lazarus Group.

Selain itu, Lazarus juga memanfaatkan perdagangan over-the-counter (OTC) untuk mengonversi kripto menjadi fiat dan mencuci uang hasil kejahatannya. Salah satu pihak yang diduga terafiliasi adalah Wu Huihui, trader OTC yang berbasis di Cina. Wu Huihui sudah dimasukkan dalam daftar sanksi OFAC lantaran diduga memfasilitasi pembayaran untuk Korea Utara.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori