Trusted

Lupa Kata Sandi, Bitcoin Senilai US$200 Juta Milik Programmer Jerman Ini Terancam Lenyap

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Stefan Thomas terancam kehilangan 7.002 bitcoin (BTC), senilai US$220 juta, akibat lupa kata sandi untuk hard drive terenkripsi miliknya.
  • Perusahaan analitik blockchain Chainalysis memperkirakan sekitar empat dari 18,5 juta BTC yang kini beredar telah hilang selamanya.
  • Smart contract wallet dapat menggantikan kebutuhan akan penyimpanan fisik yang aman dengan menyimpan dan mengustomisasi fungsi private key.
  • promo

Stefan Thomas, seorang programmer berkebangsaan Jerman, hanya memiliki dua kesempatan lagi untuk menebak kata sandi dengan tepat sebelum key untuk mengakses 7.002 bitcoin (BTC) yang ia dapatkan dari kreasi video animasi pendek di tahun 2011 silam hilang. Ia mengamankan access key untuk aset kripto tersebut di dalam sebuah hard drive terenkripsi, namun sayangnya ia lupa kata sandinya.

Apabila kedua tebakan terakhirnya gagal, Thomas akan kehilangan aset senilai US$220 juta, mengacu pada harga BTC saat ini. Ironisnya lagi, selama bull market 2021, ia pun tak mampu menjual asetnya tersebut. Padahal, kala itu, simpanan BTC milik Thomas sempat berpotensi bernilai nyaris US$500 juta.

Ingin tahu lebih lanjut tentang fungsi dan cara kerja private key? Baca penjelasan lengkapnya di Memahami Private Key dan Public Key dalam Blockchain, Apa Bedanya?

Kisah Seputar Private Key yang Hilang Bisa Buat Pemula Takut

Namun, Thomas bukanlah satu-satunya orang yang kehilangan akses ke aset kriptonya sendiri seperti ini. Perusahaan analitik blockchain Chainalysis memperkirakan bahwa sekitar seperlima dari 18,5 juta bitcoin yang beredar saat ini terperangkap dalam wallet yang kehilangan akses.

Chainalysis memperkirakan sekitar 3,8 juta bitcoin telah hilang | Sumber: Fortune
Chainalysis memperkirakan sekitar 3,8 juta bitcoin telah hilang | Sumber: Fortune

Nyatanya, satu keping Bitcoin tidak memiliki bentuk fisik, meskipun namanya memberi kesan adanya hubungan dengan uang koin fisik. Sebaliknya, Bitcoin adalah sebuah rantai tanda tangan digital yang memberikan otorisasi untuk berbagai transaksi yang pada akhirnya jumlahnya menjadi satu Bitcoin.

Rantai tanda tangan digital | Sumber: White Paper Bitcoin
Rantai tanda tangan digital | Sumber: White Paper Bitcoin

Seorang pengguna Bitcoin harus menandatangani setiap transaksi dengan sebuah private key, yang pada dasarnya terdiri dari kombinasi dari angka dan huruf. Partisipan jaringan yang berkepentingan wajib memakai public key untuk memverifikasi bahwa pelaku transaksi memiliki dana yang cukup untuk melakukan transaksi tersebut.

Salah satu tragedi kehilangan Bitcoin yang paling terkenal terjadi sebelum keruntuhan crypto exchange Tokyo, Mt. Gox. Pada Oktober 2011 silam, sekitar 2.609 BTC (yang kini bernilai sekitar US$76 juta) terkirim ke alamat yang tidak valid melalui 20 transaksi.

Lalu, pada tahun 2022, The Verge melaporkan bahwa para insinyur di Poloniex telah mengumpulkan sebanyak 300 BTC yang secara tidak sengaja telah disetorkan ke wallet Tether milik crypto exchange tersebut. Software usang milik crypto exchange itu menyimpan Bitcoin yang salah tujuan ini di tempat yang tidak terlihat oleh antarmuka pengguna.

Bahkan Investor Papan Atas Pun Gagal Jaga Key Bitcoin

Menyimpan private key di tempat yang aman adalah hal esensial untuk dapat menggunakan aset kripto Anda. Kalau key tersebut hilang, artinya akses ke aset kripto tersebut juga hilang.

Diogo Monica, pendiri sebuah perusahaan start-up yang membantu orang untuk memulihkan aset kripto mereka, mengungkapkan bahwa bahkan investor terbaik sekalipun sering kali gagal dalam melindungi keys mereka.

“Bahkan investor yang berpengalaman sekalipun seringkali gagal total dalam mengelola private key mereka.”

Diogo Monica

Perusahaan-perusahaan seperti Gemini, Coinbase, dan mayoritas crypto exchange terbesar lainnya, menyimpan keys ini di fasilitas dengan keamanan berstandar institusional. Maka dari itulah, para penggemar kripto sejati menganjurkan untuk menyimpan salinan kertas dari keys tersebut di lokasi fisik yang kebal terhadap pencurian.

Di samping itu, solusi yang lebih inovatif adalah menyematkan alamat kripto pengguna ke dalam smart contract yang mengabstraksi kompleksitas pengelolaan key. Selain itu, smart contract ini tidak hanya berfungsi untuk menyimpan dan mengelola private key, tetapi juga bisa menyimpan urutan transaksi untuk perdagangan kompleks dan memungkinkan pembagian kredensial blockchain dengan pihak yang tepercaya.

Sebagai tambahan, pengguna juga dapat membuat key cadangan. Key cadangan ini akan memberikan otorisasi untuk pembuatan key baru jika key aslinya hilang. Menurut Cometh, sebuah perusahaan gaming web3, konsep abstraksi akun ini menawarkan keunggulan signifikan. Ini menjadi solusi yang jauh lebih baik ketimbang menyimpan key di lokasi fisik yang rentan terhadap risiko keamanan, atau bergantung pada sistem manajemen key yang terpisah.

Bagaimana pendapat Anda tentang Bitcoin milik Stefan Thomas yang terancam hilang? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori