Jangan buang energi. Itulah ide di balik Crusoe Energy Systems yang mengubah gas alam yang sebelumnya terbuang sia-sia menjadi energi bermanfaat untuk penambangan Bitcoin. Pada 21 April 2022, mereka mengumumkan telah mendapat suntikan dana segar senilai US$505 juta (Rp7,2 triliun).
Salah satu kritik terbesar terhadap kripto, khususnya Bitcoin yang mengandalkan protokol proof-of-work (PoW), adalah konsumsi energi tinggi yang dinilai lebih besar daripada di sejumlah negara kecil. Crusoe dinilai salah satu dari segelintir startup yang menawarkan alternatif dengan mencoba membuat prosesnya lebih ramah lingkungan.
Startup yang berbasis di Denver, Amerika Serikat (AS) ini membantu para perusahaan energi dengan memanfaatkan gas alam yang biasanya dibakar selama ekstraksi minyak, sebuah proses yang disebut flaring. Gas alam ini kemudian digunakan untuk memberi daya pada data center yang dibutuhkan untuk Bitcoin mining tepat di lokasi pengeboran.
Suntikan dana segar memungkinkan Crusoe untuk menerapkan penambangan Bitcoin dan infrastruktur cloud computing dalam skala besar sambil mempertahankan kekuatan neraca keuangan dan kualitas kredit mereka yang bagus.
Pendanaan ini mendorong ekspansi bisnis Digital Flare Mitigation milik Crusoe di AS dan internasional, serta mempercepat peluncuran CrusoeCloud, cloud high-performance computing (HPC) yang didukung oleh sumber energi pereduksi karbon.
Adapun CrusoeCloud yang dijadwalkan dirilis secara publik pada akhir tahun ini bertujuan menawarkan solusi cloud computing GPU terbersih dan termurah untuk beban kerja seperti rendering grafis, artificial intelligence research, hingga machine learning.
Selain itu, pendanaan ini juga memungkinkan Crusoe menarik lebih banyak karyawan. Dengan 157 karyawan yang dimiliki saat ini, mereka berencana meningkatnya menjadi lebih dari sekitar 250 karyawan pada akhir tahun 2022.
Lebih dari Sekedar Bitcoin Mining
Crusoe mengklaim merupakan pelopor infrastruktur komputasi bersih (clean computing) yang mengurangi biaya dan dampak lingkungan dari ekonomi digital yang berkembang di seluruh dunia.
Dengan membuka akses ke sumber energi yang terlantar untuk memberi daya pada kripto, cloud, dan data center, Crusoe berharap dapat menciptakan masa depan untuk inovasi komputasi intensif yang mengurangi emisi daripada menambahnya.
Crusoe saat ini mengoperasikan 86 data center Digital Flare Mitigation yang diklaim telah mencegah sekitar 2,5 miliar kaki kubik pembakaran dan mencapai hingga 99,89% eliminasi emisi metana.
Armada data center eliminasi gas suar (gas flare) yang dikerahkan Crusoe memiliki kapasitas untuk mengurangi emisi setara CO2 yang diperkirakan mencapai 650.000 metrik ton per tahun, sebanding dengan memindahkan sekitar 140.000 mobil dari jalan.
Pada akhirnya, suntikan dana segar tebaru dapat mempercepat misi Crusoe untuk menyelaraskan ‘masa depan komputasi’ dengan ‘masa depan yang ramah lingkungan’.
- Baca juga: Block dan Blockstream Garap Mining Farm Bitcoin 100% Bertenaga Surya dengan Teknologi Tesla
Perusahaan Milik Aktor Iron Man Turut Berinvestasi
Rincian pendanaan Seri C Crusoe berupa penawaran ekuitas senilai US$350 juta yang dipimpin G2 Venture Partners (G2VP) serta sekelompok investor teknologi, energi, iklim, dan kripto.
Di antaranya termasuk investor existing seperti Valor Equity Partners, Lowercabon Capital, Polychain Capital, Bain Capital Ventures, Founders Fund, MCJ Collective, Winklevoss Capital, Zigg Capital, DRW Venture Capital, Atreides Management, Exos Seeds, CMT Digital, dan Upper90.
Sementara para investor baru meliputi Inclusive Capital Partners, Engine No. 1, Tao Capital, Felicis Ventures, Castle Island Ventures, Mitsui & Co., hingga FootPrint Coalition Ventures yang dimiliki pemeran Tony Stark (Iron Man) Robert Downey Jr.
Selain itu, Crusoe juga telah menutup fasilitas kredit yang dapat diperluas hingga US$155 juta. SVB Capital, Sparkfund, dan Generate Capital menjadi pihak yang menyediakan modal utang tambahan.
The Information melaporkan bahwa post-money valuation Crusoe diperkirakan mencapai US$1,75 miliar (Rp25,1 triliun). Menurut catatan Crunchbase, Crusoe telah mengumpulkan total pendanaan hampir US$750 juta sejak didirikan pada 2018.
Manfaatkan Energi yang Terbuang Sia-sia
CEO & co-founder Crusoe, Chase Lochmiller, mengatakan pihaknya bangga dapat bermitra dengan G2 Venture Partners karena pengalaman mereka bekerja bersama sejumlah perusahaan high-growth di bidang teknologi energi, digital, dan iklim, yang sangat cocok dengan langkah selanjutnya dari perjalanan Crusoe.
“Suntikan modal yang diberikan dalam pendanaan Seri C ini membuka kemampuan Crusoe untuk memperluas dan mendiversifikasi sumber energi kami, beban kerja komputasi, dan integrasi vertikal,” kata Chase Lochmiller.
Sementara Ben Kortlang, partner G2 Venture Partners, mengatakan bahwa menghilangkan emisi metana dari pembakaran adalah langkah yang segera dapat ditindaklanjuti dan berdampak terhadap mitigasi perubahan iklim.
G2 Venture Partners menilai Crusoe adalah yang terdepan dalam mitigasi gas suar dan teknologi data center modular. “Teknologi Crusoe mengubah gas yang terbuang sia-sia menjadi sumber daya komputasi yang berharga,” kata Ben Kortlang.
Adapun pada 24 Maret lalu, perusahaan minyak dan gas ExxonMobil dikabarkan telah bermitra dengan Crusoe dalam uji coba proyek Bitcoin mining di North Dakota, AS. Proyek ini konon sudah dimulai sejak akhir Januari dan diperluas pada Juli 2021.
Teknologi Crusoe membantu ExxonMobil mengubah energi yang terbuang menjadi sumber daya yang berguna. Exxon konon dikabarkan sedang mempertimbangkan proyek uji coba serupa di Alaska, Nigeria, Argentina, Guyana, hingga Jerman.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.