Lihat lebih banyak

Mantan Petinggi FTX Ryan Salame Mengaku Bersalah atas Tindakan Konspirasi

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Eks petinggi FTX, Ryan Salame, mengaku bersalah atas konspirasi politik yang membuat miliaran dolar AS dana nasabah menguap saat kejatuhan FTX.
  • Salame disebut menjadi donor politik untuk Partai Republik demi mendorong Sam Bankman-Fried (SBF) agar mendapatkan pengaruh politik secara ilegal di Washington.
  • Atas tindakannya, Salame terancam hukuman penjara maksimal 10 tahun penjara. Dia dibebaskan setelah membayar jaminan sebesar US$1 juta dan akan dijatuhi hukuman pada bulan Maret mendatang.
  • promo

Ryan Salame, mantan eksekutif FTX, mengaku bersalah atas konspirasi politik yang pada akhirnya berkontribusi pada menguapnya miliaran dolar AS dana nasabah saat kejatuhan perusahaan.

Dalam laporan Financial Times, disebutkan bahwa Salame menjadi donor politik untuk Partai Republik demi mendorong Sam Bankman-Fried (SBF) agar mendapatkan pengaruh politik secara ilegal di Washington.

Sebagai informasi, Ryan Salame sebelumnya sempat menjabat sebagai Kepala Eksekutif FTX Digital Market.

Selanjutnya, Salame disebut membantu FTX untuk bisa mendapatkan jalan bisnis secara mulus dengan memberikan lebih dari US$24 juta untuk kandidat sayap kanan pada pemilu 2022. Lalu, di saat yang sama, Sam Bankman-Fried menyumbangkan lebih dari US$40 juta untuk memenuhi tujuan Partai Demokrat.

Aksi Ryan Salame menambah panjang deret kesepakatan yang dilakukan oleh petinggi FTX ke Kejaksaan. Sebelumnya, 3 mantan eksekutif perusahaan, yaitu Caroline Ellison (pemimpin Alameda Research), Gary Wang (CTO FTX), dan Nishad Shingh (mantan kepala teknik FTX) sudah mengaku bersalah atas tindakan konspirasi untuk melakukan penipuan.

Penyelidikan terhadap Salame sendiri sudah dimulai sejak Juli kemarin. Jaksa Federal di Manhattan, AS saat itu mengendus adanya aktivitas yang mencurigakan dari Salame dan kekasihnya, Michelle Bond, yang juga mantan kandidat kongres untuk tahun 2022.

Oleh karena itu, otoritas berwajib melakukan investigasi untuk membuktikan adanya kegiatan ilegal yang dilakukan keduanya saat menggelar kampanye Bond. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Federal (FEC), terungkap bahwa Salame mengirimkan US$2.900 selama 4 kali kepada Michelle Bond untuk mendukung keberhasilannya di meja politik.  

Rela Kehilangan Aset US$1,55 Miliar

Kemudian, Salame juga mengakui bahwa dia memberikan sumbangan atas namanya sendiri senilai puluhan juta dolar AS pada para kandidat jelang pemilu paruh waktu di tahun 2022. Dana gelap tersebut diambil dari kas entitas usaha Alameda yang kemudian di pindahkan ke rekening atas nama dirinya sendiri.

Awalnya pemberian dana itu diakui sebagai pinjaman. Namun, kesaksian Salame membuktikan bahwa dirinya tidak pernah berniat untuk mengembalikan dana politik tersebut.

Demi mendukung kesaksiannya, Salame siap untuk menyerahkan aset senilai US$1,55 miliar sebagai bagian dari pembelaan. Jumlah itu mencakup dana tunai sebesar US$6 juta, dua properti di wilayah Massachusetts, kepemilikan saham di perusahaan perhotelan, dan sebuah mobil mewah merek Porsche seri 911.

Secara terpisah, Jaksa AS, Damian Williams, mengungkapkan Salame mengaku bersalah atas konspirasi untuk memberikan kontribusi politik secara ilegal dan menipu Komisi Pemilihan Umum Federal serta konspirasi untuk mengoperasikan bisnis pengiriman uang tanpa izin.

“Ryan Salame sepakat untuk mendorong kepentingan FTX, Alameda Research, dan rekan konspiratornya lewat pengaruh politik yang melanggar hukum untuk bisa membantu FTX tumbuh lebih cepat dan lebih besar dengan beroperasi di luar hukum,” tutur Williams.

Ryan Salame Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara

Atas tindakannya, Salame terancam hukuman penjara maksimal 10 tahun penjara. Dia dibebaskan setelah membayar jaminan sebesar US$1 juta dan akan dijatuhi hukuman pada bulan Maret mendatang.

Kesaksian Salame dipercaya bakal semakin mengurung SBF ke lingkup yang lebih kecil untuk mendapatkan pembelaan. Sidang terhadap SBF sendiri akan digelar pada Oktober mendatang, dengan tuduhan mendalangi penipuan selama bertahun-tahun di FTX dan menyalahgunakan miliaran AS dana pelanggan.

Akhir Juli lalu, Departemen Kehakiman (DOJ) AS ingin agar SBF menghabiskan sisa waktunya dalam penjara sebelum persidangan pidana dimulai. Niatan itu muncul lantaran SBF dituduh terus melakukan percobaan untuk menganggu saksi dalam kasusnya kelak.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori