Menavigasi kompleksitas pasar kripto serta memanfaatkan peluang yang ada nyatanya menuntut perpaduan antara inovasi, praktik etis, dan pemahaman mendalam mengenai distributed ledger technology (DLT).
Teknologi blockchain tengah menata ulang sektor keuangan tradisional dan memelopori ekspansi decentralized finance (DeFi). Membekali diri dengan informasi terkini serta mudah beradaptasi adalah kunci kesuksesan. Karena itu, potensi transformatif DLT menyoroti dampaknya pada inklusi keuangan, efisiensi pembayaran, dan ekosistem ekonomi yang lebih luas.
Langkah Menuju Tokenisasi
Presiden Hedera, Charles Adkins, menyampaikan kepada BeInCrypto bahwa teknologi blockchain telah muncul sebagai kekuatan fundamental dalam transformasi transaksi, peminjaman, dan investasi. Dia menyebutkan kapabilitas bawaan teknologi ini untuk mengakses, memvalidasi, dan memperbarui catatan secara bersamaan adalah kunci dari kesuksesannya.
Terutama, inovasi ini sangat berdampak pada pembayaran lintas batas, pembiayaan perdagangan, dan transfer pembayaran end-to-end.
Teknologi DLT memungkinkan lembaga perbankan untuk melakukan penyelesaian transaksi internasional secara hampir “instan”, dengan campur tangan manual yang lebih minim dan biaya yang lebih rendah. Jelas, kemajuan ini meningkatkan efisiensi dalam model pembayaran dan memperluas akses ke layanan keuangan bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank (unbanked), sehingga mendorong inklusi keuangan yang lebih besar. Terkait hal ini, Adkins mengatakan,
“Teknologi blockchain bertujuan untuk memungkinkan kolaborasi individu dan memungkinkan masyarakat untuk berperan dalam menentukan masa depan inovasi teknologi. Contohnya, DLT telah menciptakan lapisan kepercayaan baru yang memungkinkan individu, perusahaan, dan pemerintah untuk bersama-sama menciptakan dampak sosial, tanpa perlu khawatir akan adanya pengaruh negatif dari aktor jahat.”
DLT berada di garda terdepan inovasi keuangan, seperti tokenisasi fractional. Tokenisasi ini menjanjikan demokratisasi akses ke peluang kekayaan. Sebagai contoh, sebuah studi terbaru oleh Coalition Greenwich mengungkapkan bahwa para pemangku kepentingan di sektor derivatif memprioritaskan adopsi tokenisasi. Tokenisasi terbukti lebih efektif dalam meningkatkan manajemen kolateral dibandingkan penggunaan generative artificial intelligence (AI).
Bahkan, bagi end user, tokenisasi muncul sebagai inovasi potensial yang paling signifikan dalam alur kerja perdagangan dan kliring. Analis di Coalition Greenwich menulis,
“Banyak manajer aset besar sedang mengerjakan proyek untuk menguji potensi penggunaan [tokenisasi] untuk memindahkan uang tunai dan sekuritas dengan lebih efisien. Dari sudut pandang mereka, transformasi aset keuangan menjadi token dan penggunaan distributed ledger untuk mengelola transfer bisa mempercepat proses dan mengurangi biaya secara substansial.”
Berangkat dari hal ini, Adkins membayangkan masa depan di mana DeFi dan teknologi keuangan tradisional bertemu, yang akan memperkaya sistem keuangan untuk institusi dan perorangan.
Potensi Blockchain Lebih dari Pasar Keuangan
Potensi DLT melampaui pasar keuangan, berperan dalam mengatasi isu-isu kritis seperti perubahan iklim dan greenwashing. Dengan kemampuan untuk secara akurat melacak dan melaporkan emisi karbon, DLT memberdayakan organisasi untuk mengoptimalkan proses mereka, menyelaraskan dengan standar lingkungan, dan menawarkan transparansi kepada konsumen serta pembuat kebijakan.
Namun, membangun kepercayaan dan pemahaman antara pengembang, pembuat kebijakan, dan masyarakat sangatlah penting untuk mencapai hal ini. Komitmen terhadap edukasi, dukungan kripto, dan kolaborasi di antara proyek-proyek Web3 menjadi contoh upaya untuk memastikan keamanan dan transparansi di seluruh sektor publik dan swasta. Adkins selanjutnya menegaskan,
“DLT memainkan peran penting dalam mencegah upaya greenwashing oleh organisasi, sebuah isu yang semakin relevan lantaran sulitnya memverifikasi apakah perusahaan mematuhi tujuan keberlanjutan. Karena data tersedia untuk umum di distributed ledger, organisasi tidak dapat memalsukan jejak karbon mereka ataupun membuat klaim tidak berdasar mengenai upaya keberlanjutan mereka.”
Salah satu proyek penting, sebagaimana dibahas dalam studi oleh University of Copenhagen, melibatkan penggunaan teknologi blockchain untuk membuat catatan jejak karbon perusahaan yang terperinci dan transparan. Proyek yang diberi nama REALISTIC ini memungkinkan dokumentasi emisi CO2 barang-barang secara tepat sepanjang proses produksi dan rantai pasokan mereka.
Terlebih lagi, implementasi teknologi seperti ini membantu perusahaan dalam mematuhi undang-undang Uni Eropa yang baru yang mewajibkan pelaporan jejak karbon. Selain itu, hal ini juga membuka jalan bagi konsumen untuk memverifikasi dampak lingkungan dari pembelian mereka melalui kode QR.
“[Misalnya, dengan pena,] kita tidak tahu jejak karbon yang dihasilkan dari setiap komponennya… Jadi, ketika Anda ingin membeli berbagai komponen pena, Anda akan tahu persis bagaimana menimbang bagian mana yang berasal dari mana, dan memahami dampaknya dalam hal [jejak] karbon,” ujar Deb Kaplan, Chief Revenue Officer di SAP Sustainability.
Di samping itu, Climate Ledger Initiative (CLI) adalah pemain kunci lainnya. Inisiatif ini berfokus pada integrasi inovasi digital seperti blockchain, Internet of Things (IoT), dan artificial intelligence (AI) untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. CLI mendukung berbagai use case dan menyediakan platform untuk menguji inovasi digital dalam skenario kehidupan nyata. Oleh karena itu, CLI menekankan peran DLT dalam meningkatkan skala pasar karbon dan meningkatkan integritas lingkungannya.
Adkins percaya bahwa integrasi DLT dengan AI siap untuk mengatasi tantangan misinformasi dan integritas data. Seiring dengan semakin matangnya teknologi blockchain, ia mengantisipasi adopsi arus utama yang akan membuka manfaat sosial dan ekonomi, khususnya dalam pengelolaan aset dan sektor lainnya.
Selanjutnya, Adkins menyimpulkan,
“DLT akan memungkinkan pengembang untuk mengatasi tantangan berupa data berkualitas rendah, bias, dan tidak terverifikasi, menyediakan infrastruktur berbagi data yang terbuka untuk semua peneliti dan pengembang, serta menjamin transparansi di setiap titik proses input data AI.”
Untuk tetap menjadi yang terdepan di pasar, diperlukan komitmen yang kuat pada inovasi, tata kelola yang etis, dan keterlibatan komunitas. Dengan menganut prinsip-prinsip DLT, individu dan institusi dapat memastikan adanya kepercayaan diri dan integritas di era digital.
Bagaimana pendapat Anda tentang DLT sebagai kunci sukses masa depan ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.