Hari Minggu kemarin (30/7) merupakan hari Ethereum genap berusia 8 tahun, setelah peluncuran mainnet mereka yang berlangsung tepat pada tanggal 30 Juli 2015 silam.
Sembari mengenang berbagai prestasi yang telah Ethereum ukir, komunitas juga dengan penuh antusias menyongsong masa depan jaringannya yang menjanjikan.
Peran Ethereum Foundation dalam Menuntun Jalan
Meskipun bukan entitas yang memegang tata kelolanya, Ethereum Foundation telah berperan penting dalam mengarahkan masa depan jaringan Ethereum sejak awal peluncurannya.
Di antara sekian banyak tanggung jawabnya, salah satu tugas yang paling penting adalah menyusun roadmap Ethereum — sebuah cetak biru (blueprint) yang menjabarkan aspirasi kolektif dari para peneliti dan pengembang global Ethereum. Semua proposal disambut dengan baik. Namun, proposal tersebut baru bisa masuk ke dalam roadmap setelah melalui proses pemeriksaan, diskusi, dan iterasi yang menyeluruh.
Roadmap ini berfokus pada empat tujuan utama. Termasuk di dalamnya adalah memangkas biaya transaksi, memperkuat keamanan, menyempurnakan pengalaman pengguna, dan menjamin kelangsungan Ethereum di masa depan.
- Baca Juga: Sanggupkah Ethereum Classic (ETC) Melawan Ethereum dalam Jangka Panjang? Inilah Analisisnya
Lonjakan Gas Fee Ethereum Masih Jadi Tantangan
Sejak tahun 2015, Ethereum telah mengalami pertumbuhan eksponensial dalam hal volume transaksi. Namun, lonjakan ini terkadang memicu timbulnya kemacetan jaringan, yang mengakibatkan biaya gas atau gas fee melonjak secara dramatis.
Maka dari itulah, solusi layer-2, yang juga sering disebut L2, menggunakan rollup untuk menyederhanakan data yang ditulis ke blockchain guna mengurangi kemacetan jaringan. Metode ini telah berhasil memangkas biaya transaksi bagi pengguna. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah transaksi, biaya rollup pun juga bisa menjadi mahal.
Menariknya, lebih dari 90% dari biaya transaksi rollup berasal dari penyimpanan data permanen di Ethereum, seperti yang tercantum dalam roadmap.
Solusi Proto-Danksharding
Dalam upayanya untuk mewujudkan transaksi yang lebih terjangkau, Ethereum tengah mempersiapkan upgrade yang disebut “Proto-Danksharding.” Dengan Proto-Danksharding ini, rollup dapat menggunakan “blobs” data sementara yang akan dibuang ketika sudah tidak lagi relevan atau tidak diperlukan.
Versi Danksharding yang lengkap (full-fledged) siap mengurangi biaya transaksi L2 di tahun-tahun mendatang.
Tak hanya itu, seiring dengan usianya yang menginjak delapan tahun, Ethereum juga sedang menjajaki potensi penggunaan Zero-Knowledge Ethereum Virtual Machines (ZkEVMs) untuk meningkatkan skalabilitas jaringan.
Melindungi Masa Depan Ethereum
Salah satu fokus utama dari Ethereum Foundation yakni menyempurnakan basis kode Ethereum Virtual Machine (EVM). EVM yang lebih efisien tidak hanya akan memudahkan pengembangan, tetapi juga mengurangi risiko kemunculan bug.
Selain itu, roadmap ini juga menyadari potensi ancaman komputasi kuantum. Meskipun mesin-mesin super kuat ini mungkin masih akan memakan beberapa dekade lagi sebelum akhirnya tiba mengancam blockchain modern, kemampuan pemrosesan mereka yang tak tertandingi pada akhirnya dapat membahayakan kriptografi yang melindungi jaringan Ethereum.
Di samping itu, walaupun tantangan ini masih mengintai di masa depan, upaya penelitian proaktif tengah dilakukan untuk mengokohkan Ethereum dari potensi serangan kuantum.
Bagaimana pendapat Anda tentang pencapaian Ethereum selama 8 tahun berdiri? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.