Mercuryo, platform infrastruktur pembayaran global, memutuskan untuk merambah pasar Asia Tenggara melalui penetrasi ke Indonesia. Perusahaan baru saja menjalin kerja sama dengan dua raksasa perbankan pelat merah, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), untuk membuka akses pembayaran fiat-to-crypto secara lebih mudah.
Tidak hanya itu, perusahaan juga sudah menggandeng beberapa penyedia wallet digital dan juga sistem pembayaran non-tunai seperti ShopeePay, Dana, LinkAja, OVO, dan QRIS untuk menjadi bagian dari ekosistem Mercuryo.
Aksi tersebut sengaja dilakukan untuk memperluas opsi pembayaran di ruang kripto tanah air. Melalui kolaborasi tersebut, nasabah di masing-masing bank bisa memanfaatkan solusi on-ramp dari Mercuryo untuk mengubah mata uang Rupiah menjadi kripto.
Direktur Eksekutif Mercuryo Singapura, Aviessa Khoo, mengatakan bahwa ekspansi perusahaan ke Indonesia bakal memiliki dampak luas terhadap ekosistem keuangan negara. Hal itu karena perusahaan menawarkan metode pembayaran alternatif (APM) yang memungkinkan masyarakat melakukan konversi mata uang rupiah menjadi 40 token digital, termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Tether USD (USDT).
“Solusi mutakhir kami akan memperluas akses terhadap layanan keuangan, khususnya bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening bank dan mungkin tidak memiliki akses ke layanan perbankan dan pembayaran tradisional,” jelasnya melalui keterangan resmi.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan bahwa inisiatif itu juga menjadi tonggak penting dalam upaya perusahaan untuk menyebarkan layanan token digital tercanggih di Indonesia dan meningkatkan inklusi keuangan di negara ini dan di seluruh kawasan Asia.
Incar Kerja Sama dengan Entitas Kripto Indonesia
Derap ekspansi Mercuryo tidak akan berhenti di situ. Perusahaan juga berniat menjalin kemitraan lebih banyak dengan entitas lokal. Meskipun tidak dijelaskan secara detail institusi mana yang bakal dijadikan partner, tetapi perusahaan sudah memasukkan rencana integrasi layanan on-ramp dengan beberapa bisnis lokal dan centralized exchange (CEX) asal Indonesia ke dalam target pengembangan selanjutnya.
Dipilihnya Indonesia bukanlah tanpa alasan. Tingginya jumlah pengguna ponsel pintar di kawasan ini menjadi salah satu alasan perusahaan untuk masuk dan mengembangkan bisnisnya di sini. Berdasarkan data Statista, 97% masyarakat Indonesia akan memiliki ponsel pintar di tahun 2025 mendatang.
Hal itu bisa menjadi ceruk pasar tersendiri yang bisa dikembangkan oleh Mercuryo. Karena artinya, sejalan dengan hal tersebut, inklusi keuangan juga bisa makin digenjot. Selain itu, perusahaan juga meyoroti peran pemerintah Indonesia yang telah memelopori upaya untuk menjadikan negara ini sebagai pusat fintech yang sedang berkembang, dengan menerapkan kerangka peraturan yang mendukung aset digital.
Bagaimana pendapat Anda tentang kolaborasi Mercuryo dengan entitas jasa keuangan Indonesia ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.