Seorang hakim pengawas kepailitan New York telah menyetujui rencana Voyager Digital untuk memberikan bonus kepada stafnya yang dianggap penting bagi masa depan perusahaan.
Namun, meskipun telah menyetujui rencana Voyager tersebut, Hakim Michael E. Wiles akhirnya memangkas jumlah bonus yang Voyager ajukan. Dengan demikian, jumlah bonus yang awalnya sebesar US$1,9 juta berkurang menjadi US$1,6 juta saja.
Sementara itu, penasihat Voyager sendiri mengatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk membayarkan bonus itu kepada karyawan yang tergolong penting bagi perusahaannya. Karyawan yang mereka maksudkan terutama yang bekerja di departemen infrastruktur TI, akuntansi, dan hukum.
Dalam dokumen pengadilan tersebut, para pengacara perusahaan Voyager mengatakan, “Karyawan memiliki alasan [yang] sah untuk khawatir tentang status pekerjaan jangka panjang mereka, mengingat proses penjualan yang sedang berlangsung dan ketidakpastian operasi di masa depan.”
- Baca juga: Pengadilan Izinkan Voyager Kembalikan US$270 Juta dalam Setoran Tunai kepada Para Pelanggan
Kreditur Voyager Kontra terhadap Rencana Pemberian Bonus Tersebut
Sebelum pihak pengadilan memberikan persetujuan, komite kreditur Voyager Digital Holdings menentang rencana bonus retensi itu. Mereka memprotes rencana tersebut dengan mengatakan bahwa langkah itu akan merugikan pihak klien.
Selanjutnya, pihak kreditur mengklaim, ”Debitur tidak memberikan bukti apa pun [yang] dapat membenarkan bonus retensi di luar pernyataan konklusif bahwa karyawan ini diperlukan. [Yang] penting, Debitur tidak memberikan bukti bahwa ke-38 Partisipan berisiko mengundurkan diri”.
Para kreditur juga menangkis pembelaan dari Voyager tentang perlunya membayar bonus yang besar. Pada penolakan tersebut, pihak kreditur mengatakan bahwa tidak ada bukti yang membenarkan argumen Voyager bahwa karyawannya telah mengundurkan diri seperti yang diklaim sebelumnya.
“Di saat ribuan kreditur berjuang untuk membayar pengeluaran pokok pribadi akibat model bisnis Debitur yang cacat, Voyager sekarang [malah] berusaha untuk membayar bonus kepada karyawan mereka yang sudah dikompensasi dengan baik,” tambah mereka.
- Baca juga: Mark Cuban Digugat Gara-gara Promosikan Voyager, Ada 3,5 Juta Orang Mengaku Kehilangan US$5 Miliar
Konsolidasi Kasus Bab 11 (Chapter 11) Voyager
Pada tanggal 1 Juli, Voyager mengajukan petisi sukarela untuk mendapatkan perlindungan di bawah Bab 11 Undang-Undang Kepailitan Amerika Serikat setelah mengalami berbagai masalah di pasar kripto. Masalah memuncak ketika Three Arrows Capital (3AC), yang berbasis di Singapura, gagal membayar pinjaman senilai US$650 juta yang Voyager berikan. Parahnya lagi, 3AC saat ini tengah mengalami likuidasi.
Di sisi lain, pelanggan yang masih menyimpan aset kripto di platform Voyager masih belum bisa memulihkan dana mereka. Namun, pengguna yang uang fiatnya masih perusahaan pegang bernasib jauh lebih baik. Pasalnya, sekitar US$219 juta atau 80% dari keseluruhan dana sudah Voyager kembalikan, sesuai dengan yang pengacara Voyager jelaskan dalam persidangan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.