Otoritas Pengawas Pasar (FCA), selaku “wasit” dalam industri kripto dan jasa keuangan di Inggris, dinilai masih kurang efektif menjalankan fungsi penegakannya. Laporan dari Kantor Audit Nasional (NAO) yang bertajuk “Financial Service Regulation: Adapting to Change” menyebut kemampuan FCA untuk melakukan pemantauan dan penegakan hukum di ranah aset virtual tidak dibarengi dengan kemampuan tenaga kerja yang memang ahli.
Lembaga independen yang mengawasi belanja publik di Inggris itu menyebutkan dampak dari ketidaksiapan internal organisasi adalah lambannya proses penegakan yang seharusnya bisa diambil secara cepat.
Lebih lanjut, dokumen setebal 54 halaman itu juga mengatakan setelah Inggris keluar dari Uni Eropa (UE), FCA dan Kementerian Keuangan memang memiliki kebebasan untuk merancang dan mengeksekusi kerangka aturan yang sesuai dengan pasar lokal. Namun, harus disadari, munculnya industri kripto dan teknologi artificial intelligence (AI) tidak hanya memberikan peluang inovasi, melainkan juga risiko ancaman. Jika FCA tidak menanggulangi hal itu dengan baik, maka berdampak terhadap bisnis dan konsumen.
“Kurangnya kemampuan yang dimiliki pegawai FCA di bidang kripto membuat regulator menghabiskan waktu lebih lama untuk memasukkan entitas kripto di bawah aturan pencucian uang,” jelas NAO dalam laporannya.
Menurut NAO, salah satu bentuk nyata lambannya penegakan yang dilakukan FCA terlihat pada kasus penertiban operator ATM kripto ilegal. Sejak Januari 2020, FCA sudah mewajibkan perusahaan kripto untuk patuh terhadap aturan Anti Pencucian Uang (AML), namun regulator baru melakukan tindakan 3 tahun berselang setelah aturan disahkan, yakni pada Februari 2023.
FCA Hanya Setujui 14% dari 335 Berkas dari Entitas Kripto
Hal itu juga terlihat dari persetujuan yang diberikan FCA terhadap entitas kripto. Berdasarkan data FCA, sejak Januari 2020 sampai dengan 1 Desember 2023, terdapat 335 berkas yang diajukan entitas kripto untuk tunduk di bawah aturan AML Inggris. Namun, dari jumlah tersebut, hanya 14% atau sekitar 45 entitas yang berhasil mendapatkan tanda terdaftar. Sementara itu, 11% lainnya ditolak dan 72% sisanya ditarik lagi pengajuannya oleh masing-masing perusahaan.
Fakta tersebut menjadi bukti bahwa dalam kurun waktu lebih dari 3 tahun, pemerintah Inggris hanya memproses 45 aplikasi untuk bisa tunduk di bawah aturan pencucian uang dan pendanaan terorisme.
Padahal, dalam aturannya, entitas yang sudah melakukan perdagangan sebelum 10 Januari 2020 wajib mendapatkan perizinan di 1 tahun sesudahnya. Akan tetapi, karena membludaknya permohonan dan kurangnya staf terampil untuk memproses seluruh pengajuan, akhirnya prosesnya diperpanjang hingga 31 Maret 2022.
“FCA kesulitan untuk mendapatkan pekerja yang memiliki kemampuan di bidang kepatuhan kripto karena persaingan yang terjadi di lapangan untuk mendapatkan SDM seperti itu juga sangat tinggi,” tambah NAO.
Dorongan Datang dari Instansi Lain
Pemerintah Inggris sepertinya menyadari hal tersebut. Pada akhirnya, di bulan Agustus kemarin, Badan Kejahatan Nasional (NCA) memperbesar fungsi pengawasan dan penyelidikan untuk tindak kejahatan kripto.
Salah satu lembaga negara tersebut tengah berupaya memperkuat formasi internalnya dengan merekrut tenaga ahli untuk mengisi posisi Digital Assets Disclosure Officer. Tim yang akan berada di bawah Tim Kejahatan Keuangan Kompleks (CFCT) itu akan ikut bertanggung jawab menanggulangi tindakan ilegal yang berhubungan dengan aset digital.
Maka dari itu, salah satu rekomendasi yang diberikan NAO kepada FCA adalah untuk bisa tetap melanjutkan pengembangan perencanaan tenaga kerja strategis guna memelihara rencana jangka panjang, termasuk melakukan pelatihan ke seluruh staf agar bisa melakukan rotasi sesuai kebutuhan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.