Memanasnya tensi hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina membuat khawatir banyak pelaku pasar. Beberapa pihak memandang, perang dagang di antara kedua negara bakal membuat investor menahan laju investasinya sembari menilai dampak yang akan terjadi ke depannya. Namun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) percaya, bahwa insiden itu tidak akan memberikan dampak langsung ke minat investasi kripto dalam negeri.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi menjelaskan, perang dagang yang terjadi antara AS dan Cina lebih ke perimbangan neraca ekspor dan impor terhadap barang yang memiliki underlying fisik. Sementara aset kripto pada dasarnya merupakan instrumen global yang bersifat netral terhadap perdagangan konvensional.
Ia juga mengaku belum ada laporan dari pelaku usaha, dalam hal ini crypto exchangeĀ dalam negeri yang terkena imbas dari kebijakan tersebut. Namun demikian, Hasan tidak menampik bahwa dampak turunan dari perang dagang berpotensi dirasakan pada harga aset kripto itu sendiri.
āKondisi geopolitik sedikit banyak akan memengaruhi pergerakan harga aset kripto. Dampaknya lebih kepada dampak turunan terhadap aktivitas di kepemilikan aset kriptonya,ā jelas Hasan.
Sponsored- Baca Juga: Pasar Bitcoin dan Aset Kripto Bereaksi terhadap Tarif Baru saat Perang Dagang AS-Cina Memanas
Pelaku Pasar Optimistis Terhadap Pergerakan Aset Kripto
Di sisi lain, pelaku pasar masih terlihat optimistis terhadap pergerakan aset kripto di tahun ini. Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur beberapa waktu lalu menuturkan, meskipun volatilitas masih tinggi tetapi dari sisi teknikal terdapat skenario yang mendukung bullish pasar.
Ia percaya, harga Bitcoin (BTC) akan mampu mencapai kisaran US$225.000 pada Juni 2025. Jika kondisi itu terjadi, maka pasar bakal memasuki fase bull runĀ terbesar sepanjang sejarah.
Sementara itu, trader Bittime, David Oswald juga sempat mengatakan, menurut pengamatannya, sejak November tahun lalu terdapat momentum penurunan yang memperlihatkan level supportĀ terpantau di kisaran yang sama.
Menurutnya level harga terendah itu berada di kisaran US$90.000 sampai US$92.000. Titik itu merupakan level support kuat, karena jika dilihat setiap terdapat penurunan harga, batas harga itulah yang selalu menjadi support.
āPotensi pelemahan lanjutan masih ada. Namun perlu diketahui bahwa setelahnya terdapat potensi penguatan. Pasalnya jika melihat data historikal sejak 2013, harga Bitcoin tercatat hijau setiap Februari,ā tuturnya.
Bagaimana pendapat Anda tentangĀ dampak perang dagang AS-Cina terhadap pasar kripto Indonesia? Yuk, sampaikan pendapat Anda diĀ grup Telegram kami. Jangan lupaĀ followĀ akunĀ InstagramĀ danĀ TwitterĀ BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetapĀ updateĀ dengan informasi terkini seputar dunia kripto!